POV seorang Pria.
Kegelapan, kelelahan, kelumpuhan, rasa sakit, dan keputusasaan...
Ini semua adalah hal-hal yang sedang aku rasakan.
Aku terkubur di reruntuhan bangunan, tubuhku sangat kesakitan, aku tidak bisa melihat apa yang salah dengan diriku, tetapi aku pikir beberapa tulang rusukku patah.
Aku mencoba membuka mulutku untuk bernafas namun hal ini menjadi bumerang, mulutku yang terbuka tertutup lumpur dan tanah yang membuatku batuk-batuk hebat.
Dadaku terasa sangat sakit, aku kira itu karena tulang rusukku yang patah menusuk paru-paruku.
Apakah ini akhirnya?
Kelopak mataku terasa sangat berat, kepalaku mulai berputar, mungkin karena kekurangan oksigen, karena aku tidak bisa bernapas sekarang.
Aku menggigit bibirku hingga berdarah, tanah di atas wajahku bercampur dengan darah, tapi aku tidak peduli!
Aku tidak bisa menerima akhir seperti ini!
Aku mencoba menggerakkan jari-jari aku yang dingin hanya untuk merasakan rasa sakit yang menyengat.
Tidak hanya tulang rusukku, tetapi bahkan jari-jariku pun patah.
Dalam situasi putus asa seperti ini, meskipun hatiku merasa sangat tidak rela, aku sekarang hanya bisa pasrah, membiarkan kematian menjemputku.
Aku memejamkan mata, membiarkan malaikat maut mencabut nyawaku.
Tapi... Tepat setelah itu.
* Srgrak... *
Aku mendengar suara penggalian dari atas kepalaku.
Tidak, mungkin itu hanya imajinasiku. Seperti saat mendekati kematian, waktu melambat.
* Srgrak... SGRAAK! *
Suara galian itu semakin keras hingga membuatku membuka mata lagi.
Sebuah cahaya, cahaya dari lubang kecil di atas kepalaku menyinari wajahku.
"URGH!!!*
Aku mendengar suara seorang gadis dari atas kepalaku, apakah gadis itu sedang menggali reruntuhan ini untuk menemukanku?
"Intuisiku benar! Seseorang yang selamat memang ada di sini! Syukurlah!"
"Kamu! Bertahanlah! Aku akan segera mengeluarkanmu dari sini!" kata gadis itu dengan nada gembira.
Aku mengangkat kepalaku sedikit untuk melihat ke arah suara itu, aku tidak bisa melihat penampilannya dengan jelas, tapi... Melihat matanya yang berwarna Fusca dan ekspresinya yang khawatir, hanya satu pikiran yang terlintas di benakku.
Seorang malaikat.
Aku telah diselamatkan oleh seorang malaikat.
Aku membuka mulutku dan secara spontan berkata dengan nada lemah, "*Hnngh*, tolong... Tolong... Aku..."
Aku menggigit bibirku sebelum dengan penuh semangat mencoba mengangkat tanganku.
Tiba-tiba aku merasakan sakit yang begitu hebat hingga membuatku ingin berteriak, tetapi aku hanya bisa menahan suara.
Berkeringat deras, gigitanku semakin kuat hingga membuat bibirku lebih berdarah, tetapi aku tidak peduli, aku hanya perlu mengulurkan tangan.
Tanganku tampak gemetar dan bahkan mengeluarkan darah segar sebelum perlahan-lahan terangkat hingga sejajar dengan tangan gadis itu.
Tepat ketika tanganku terjatuh kembali karena rasa sakit dan kekurangan darah.
Gadis itu segera menggenggam telapak tanganku yang dingin dengan erat sebelum berkata, "Jangan khawatir! Aku pasti akan menyelamatkanmu! Ayo, pegang tanganku dengan erat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Honkai Impact : The Rise Herrscher of Shadow
FanfictionBencana misterius "Honkai" telah mengikis dunia, dan manusia yang terinfeksi oleh "Honkai" telah menjadi "mayat hidup" yang tidak memiliki pikiran dan hanya memahami kehancuran. Mereka bersama dengan binatang buas "Honkai Beast" yang lahir dari Ener...