Chapter 116 - Pecel Lele

40 5 0
                                    

Merasakan aura pembunuh dari segala arah, Kouro yang berpengalaman dengan situasi ini, memasang ekspresi tenang dan mengangkat tangannya.

"Kalian semua tenanglah, biarkan aku menyelesaikan kalimatku. Itu termasuk robot Bunny 19C-mu, Bronya. "

Aura kematian yang mereka pancarkan dengan cepat memudar dan Bunny 19C yang mengarahkan meriamnya ke arah Kouro saat menyerang juga menghentikan aksinya.

Himeko yang tersedak saat ini, menepuk-nepuk dadanya, membuat kedua asetnya bergetar.

"*Batuk! *Batuk! Kenapa kau tiba-tiba mengatakan itu, Kouro?"

Kouro yang melihat adegan itu hanya berkedip dan dengan cepat berdeham.

"Ahem! Jadi begini, kamu mungkin sudah tahu, luka yang kuderita tadi adalah akibat serangan Herrscher karena... Kau tahu, aku memprovokasi mereka. "

Ayame yang mendengar kata-katanya kemudian menatapnya dengan aneh.

"Yah... Dengan kepribadianmu, itu memang tidak mengherankan. Sekarang aku mulai bertanya-tanya bagaimana kamu masih bisa hidup dengan damai sampai sekarang. "

"..." Kouro tidak bisa mengatakan bahwa masalah utama mengapa dia ingin tidur dengan orang lain adalah karena Herrscher Ayame.

Lagipula, dibandingkan dengan Herrscher Mei yang meskipun terlihat dingin, dia masih mau mendengarkan kesadaran Mei yang asli, berbeda dengan Herrscher Ayame yang melakukan segalanya seenaknya sendiri.

'Tunggu! Apa itu berarti jika aku tidur bersama dengan Mei, persentase keamananku dari serangan Herrscher 'Ayame' akan meningkat?'

Kouro mulai membayangkan sebuah skenario jika dia tidur dengan Mei.

__

"Selamat malam, Kouro-kun. "

Mei berkata sambil tersenyum lembut kepada Kouro yang berada di sisi kanannya yang sedang tidur menggunakan Futon.

(Futon = adalah jenis alat tidur tradisional Jepang).

Sebagai informasi, Mei saat ini mengenakan piyama berwarna biru polos.

"Selamat malam. "

Mei mematikan lampu meja di sampingnya sebelum menarik selimut dan tidur.

Kouro juga menarik selimutnya dan memejamkan mata untuk tidur.

Beberapa jam kemudian, di tengah malam, Kouro yang tertidur tiba-tiba terbangun.

Dia merasa sangat berat, seolah-olah mengalami kelumpuhan saat tidur.

'Apa aku mengalami ketindihan? '

Untungnya tangannya masih bisa digerakkan.

Ia kemudian menoleh ke samping untuk melihat keadaan Mei.

Karena gelap, Kouro tidak dapat melihat dengan jelas, tapi setidaknya dia bisa melihat seseorang sedang tidur.

Merasa lega, Kouro kemudian menurunkan pandangannya ke arah selimutnya yang entah bagaimana terlihat lebih besar dari sebelumnya.

Entah bagaimana, ia merasakan firasat buruk dari selimut ini.

Tetapi perasaan itu segera ditekan oleh rasa ingin tahunya yang besar dan seperti kata pepatah, 'Keingintahuan membunuh kucing'.

Setelah beberapa menit mengumpulkan keberanian, ia membuka selimutnya secara perlahan-lahan.

'Mei' dengan mata ungu yang bersinar sedang memeluk tubuhnya.

Seolah-olah merasakan tatapan Kouro, dia kemudian mengangkat kepalanya dan menatapnya.

Mata ungunya bersinar terang dengan warna dingin yang bercampur di dalamnya.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang