Chapter 99 - Fenghuang Down

37 4 0
                                    

"Batuk! Batuk!" Kouro terbatuk sambil memukul dadanya beberapa kali sebelum terengah-engah.

Kouro menunduk untuk menyembunyikan ekspresi paniknya sebelum ekspresinya kembali normal karena kemampuan aktingnya.

'Apa yang harus aku lakukan?! Bagaimana dia bisa tahu!? Tenanglah Kouro! Pikirkan dengan tenang, masih ada kemungkinan bahwa maksud Fu Hua mungkin bukan tentang perpindahanku ke dunia ini!’

Kouro mengangkat kepalanya lagi dan menatap Fu Hua sejenak. Tidak, lebih tepatnya, Kouro menatap jepit rambut yang dihiasi permata merah yang menempel di rambutnya.

Melihat jepit rambut itu, Kouro menyipitkan matanya. 'Oh, begitu... Apa ingatannya sudah kembali? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi... Sepertinya itu berhubungan dengan Transmigran senior yang hidup di Era Sebelumnya. Hmm... Menilai dari reaksinya, sepertinya senior ini memiliki hubungan khusus dengan Fu Hua atau... Organisasi di belakang Fu Hua. '

Kouro segera menghentikan pikirannya pada saat ini.

Dia hanya menatap Fu Hua, tidak menyangkal atau mengakuinya sebelum bertanya dengan ekspresi serius.

"Kenapa... kamu menanyakan hal itu?"

Fu Hua masih memasang ekspresi serius dan setelah melihat reaksi Kouro, perasaan di dalam hatinya sedikit meningkat.

Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Kouro, dia hanya menatapnya sejenak sebelum bertanya.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, apa kamu tahu 'Shadow'?"

Gerakan Kouro tiba-tiba berhenti, notifikasi sistem melintas di benaknya membuat pikirannya dipenuhi dengan tanda tanya.

Namun, setelah beberapa detik, dia menjawab pertanyaan Fu Hua. "Aku tidak tahu. "

"Lalu, apakah kamu mengalami deja vu ketika mendengarnya?"  Kouro menggelengkan kepalanya.

Kouro benar-benar tidak berbohong, dia benar-benar tidak tahu apa itu ‘Shadow', tapi menilai dari pemberitahuan sistemnya dan reaksi Fu Hua, 'Shadow' ini mungkin sesuatu yang sangat penting, dan bahkan mungkin ... Menjadi kunci mengapa dia bereinkarnasi ke dunia ini?

"Benarkah begitu..." Mendengar jawaban Kouro, mata Fu Hua sedikit meredup sebelum tersenyum sedih.

"Maafkan sikap impulsifku tadi Kouro-san. Sebenarnya... Kamu benar-benar mirip dengan orang yang sangat kukenal sampai-sampai aku tidak menyadari kalau kamu itu bukan dia."

Melihat ekspresi menyedihkan Fu Hua, Kouro mengutuk senior Transmigrator dalam benaknya, 'Senior bajingan! Jika sebelumnya, aku bersumpah untuk menamparmu dengan keras! Sekarang aku pasti akan memukulmu sampai mati karena membuat Fu Hua sedih seperti ini! '

"Ah! Kalau begitu aku pergi dulu. Kouro-san aku berharap kalau kamu sembuh." Fu Hua mengusap matanya yang sedikit berair sebelum menunduk sedikit ke arah Kouro dan pergi.

Kouro menatap punggung Fu Hua dengan ekspresi ragu-ragu seolah-olah dia ragu-ragu tentang sesuatu sebelum dia menarik napas dalam-dalam dan dengan ekspresi penuh tekad. Dia berkata dengan tegas pada Fu Hua yang akan pergi.

"Fu Hua! Apakah kamu tahu Flame-Chaser dan Project S.A.V.E."

Gerakan Fu Hua terhenti, melihat Fu Hua bereaksi terhadap perkataannya Kouro ingin bernafas lega sebelum menyadari kalau ruangan di sekitar kini telah dipenuhi dengan bulu-bulu aneh yang beterbangan.

Fu Hua, tanpa menoleh ke belakang bertanya pada Kouro dengan nada dingin.

"Dari mana kamu mendengar istilah itu?"

Kouro menatap bulu-bulu yang beterbangan di sekelilingnya. Dia tahu bahwa bulu-bulu ini memiliki kekuatan untuk menciptakan ilusi dan sumber dari kekuatan ini... Kouro melihat jepit rambut Fu Hua yang sekarang sedikit bersinar.

Ya, bulu-bulu ini berasal dari jepit rambut itu, jika Kouro tidak salah ingat namanya adalah [Fenghuang Down], ini adalah senjata Divine Key khusus untuk Fu Hua, tidak ada yang tahu bagaimana cara menggunakannya selain Fu Hua dan pencipta senjata itu.

Kouro tidak tahu banyak selain [Fenghuang Down] dibuat menggunakan inti Herrscher ke-8 yang memiliki kekuatan untuk memanipulasi ilusi yang sangat nyata dan Kouro juga ingat bahwa kemunculan pertama Herrscher ini terbukti mampu memanipulasi mimpi.

Saat ini Fu Hua tidak memancarkan permusuhan apa pun terhadapnya.

Tapi Kouro merasa jika dia tidak memberikan alasan yang memuaskan, ingatannya mungkin akan diubah oleh Fu Hua, meskipun Kouro yakin itu tidak akan berhasil  karena adanya Kemampuan [Unknown].

Tapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal tersebut, Kouro langsung menjawab pertanyaan Fu Hua dengan kebohongan tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

"Itu... Ini mungkin terdengar gila, tapi setelah kamu mengatakan 'Shadow', istilah Flame-Chaser dan proyek S.A.V.E langsung muncul di kepalaku."

Tepat setelah Kouro mengatakan itu, Fu Hua segera berlari ke arahnya dengan wajah tertunduk dan mencengkeram pundak Kouro dengan keras sambil mendorongnya ke dinding.

"Aduh! Aduh! Sakit! Fu Hua-san!" Kouro merasa bahunya seperti akan patah.

Dia benar-benar tidak menyangka akan merasa seperti ini meskipun dia telah menjadi lebih kuat. Apakah itu berarti Fu Hua menjadi lebih kuat setelah memulihkan ingatannya?

Genggaman Fu Hua mengendur perlahan sebelum Kouro mendengar isak tangis darinya.

"Fu Hua...?"

" Syukurlah...! Syukurlah...!" air mata mengalir dari mata Fu Hua, membuat kacamatanya mengembun meski begitu dia tersenyum lega.

Melihat hal ini, Kouro merasa sangat bersalah. Dia membohongi Fu Hua yang pada dasarnya hanyalah seorang gadis muda biasa.

Dia telah melalui banyak hal yang menyedihkan, menanggung kesepian dan mungkin telah menggantungkan lebih dari 50.000 harapan kepada seseorang yang mungkin sudah mati dan sekarang dia berbohong untuk menjadi orang itu.

Kouro merasa bahwa ia telah menjadi seorang bajingan yang mengkhianati perasaan seorang gadis, tetapi 'Nasi telah menjadi bubur', jadi ia hanya bisa gigit jari.

Kouro tanpa sadar memeluk Fu Hua, membiarkan kepalanya berbaring di dadanya dan menepuk-nepuk kepalanya sebelum berbisik pelan, "Maafkan aku Hua... Kamu pasti sudah menunggu lama sekali."

__

15 menit kemudian.

"A-Aku minta maaf Kouro-san, untuj membuatmu melihatku dengan penampilan seperti ini." Fu Hua menyentuh pipinya sambil tersipu malu.

Kouro yang berada di depan Fu Hua hanya memasang ekspresi datar sambil mengedipkan matanya dua kali sambil berpikir, 'Lucu, seandainya saja aku punya kamera.’

Setelah itu, ia mengeluarkan saputangan dari saku kemejanya dan menyerahkannya kepada Fu Hua. "Ini, kamu bisa menggunakannya."

"Ah! Terima kasih!" Fu Hua menyeka matanya dengan saputangan itu sebelum mengembalikannya.

Kouro yang merasa suasananya agak canggung, menggaruk-garuk kepalanya dan berkata dengan nada canggung, "Etto... Fu Hua, bisakah kamu jelaskan?"

"Ah baiklah-" Kata-kata Fu Hua terputus oleh seseorang yang segera memasuki ruangan ini.

"Kouro! Kudengar kau sedang tidak enak badan, jadi kami datang kemari untuk menjengukmu." Orang yang datang itu ternyata adalah Kiana bersama Mei dan teman-temannya.

"Benarkah? Ketua kelas juga datang kemari?" Kiana berkata dengan polos.

"Halo semuanya." Ekspresi Fu Hua kemudian berubah menjadi tenang sebelum menyapa mereka semua dengan sopan.

Melihat mereka, Kouro menganggukkan kepalanya sebelum menatap Fu Hua dan berkata, "Kita lanjutkan di rumahku nanti."

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa semuanya." Fu Hua mengucapkan selamat tinggal pada Kouro, dan kembali ke kelas.

Kiana melirik bolak-balik antara Fu Hua dan Kouro.

Melihat Fu Hua pergi, Kouro kemudian menoleh ke arah mereka, Kiana, Mei, dan Bronya.

Ayame tidak datang, mungkin karena kelas belum selesai atau mungkin dia sengaja tidak datang untuk menghindarinya.

"Aku tidak sakit, hanya saja fobia ku kambuh lagi."

"Fobia kamu? Lalu apakah kamu sudah membaik?" Mei bertanya dengan nada khawatir.

Tepat ketika Kouro ingin menjelaskan, Bronya tanpa menjelaskan apa pun hanya berkata dengan nada datar, "Memulai pemindaian pada tubuh subjek Kouro, pemindaian telah selesai, Bronya telah mendeteksi bahwa tubuh subjek Kouro tidak memiliki kelainan."

Melihat tingkah Bronya, Kouro hanya tersenyum kecil, ia kemudian menatap Kiana yang mulai menatapnya dengan tatapan aneh.

"Kiana... Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Kiana tidak menjawab. Dia pertama-tama melihat bagian depan baju Kouro yang basah, lalu melihat kamar tidur yang sedikit basah. Dia kemudian teringat akan penampilan Fu Hua yang agak berantakan.

Setelah mengamati semua itu, Kiana kemudian menoleh ke arah Kouro.

Kouro, yang entah bagaimana sedang ditatap, memiliki firasat yang sangat buruk dan benar saja-

Kiana kemudian bertanya dengan ekspresi polos, "Kouro apa kamu melakukan sesuatu yang mesum dengan ketua kelas?"

Setelah Kiana mengatakan hal itu, entah bagaimana Kouro merasakan aura kematian yang sangat kuat.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang