Chapter 110 - Masa Lalu Kiana

33 6 0
                                    

Di sisi lain, di tempat penjara khusus.

Penjara ini berbentuk kotak dengan ukuran sekitar 50 meter dengan pintu besi yang harus menggunakan fitur kartu identitas untuk membukanya.

Meskipun disebut penjara, ruangan ini tidak terlihat seperti penjara karena di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa perabotan seperti kamar tidur, kamar mandi dan rak-rak berisi buku. Hanya saja tidak ada alat elektronik selain CCTV yang tergantung di bagian paling kiri dekat pintu.

Theresa mungkin memilih tempat ini secara khusus mengingat Sin Mal masih anak-anak.

Sin Mal terlihat berbaring telentang sambil menatap langit-langit dengan tatapan kosong.

Ada juga beberapa buku yang berserakan di sekelilingnya.

"Aku bosan. "

Dia tidak memiliki hiburan di penjara ini selain membaca buku untuk menghabiskan waktu.

Dia tidak memiliki masalah dengan membaca buku untuk menghabiskan waktu.

Masalahnya adalah...

Topik dari buku-buku tersebut sering membuat alisnya berkerut karena marah.

Contohnya seperti [1001 cara menjadi wanita yang anggun] [Cara berbicara dengan sopan] [Tata krama etiket yang tepat].

Dia akan merobek semua buku ini! Jika bukan karena bajingan yang selalu memukul pantatnya dengan keras seperti tidak tahu besok setelah mengetahui hal ini.

Yah... Setidaknya bajingan itu tahu bagaimana cara meminta maaf dan memberi kompensasi (makanan), jadi dia tidak akan menyimpan dendam... Mungkin.

Lagipula, meski dia diberi makanan 3 kali sehari di sini, makanan di penjara ini adalah neraka, satu-satunya makanan di sini adalah sayuran, sayuran, dan sayuran!

Di panti asuhannya, meskipun makanannya tidak semewah di sini, setidaknya, ada daging.

Ya, dia adalah seorang yatim piatu.

Jika bukan karena Mathuska (Cocolia), dia sudah lama mati di salju karena kelaparan.

Sin Mal entah bagaimana mulai merindukan anak-anak di panti asuhan tempat dia tinggal.

Ia teringat akan sepasang gadis kembar yang menjengkelkan dengan rambut merah muda dan biru muda.

"Aku ingin tahu apakah mereka bisa menjalankan panti asuhan dengan baik tanpa aku..."

Sin Mal yang masih berbaring telentang, tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka.

Dia tidak menyadari bahwa CCTV telah dimatikan.

'Mhn?... Siapa yang datang ke sini di tengah malam seperti ini? Apa jangan-jangan bajingan itu? Apa dia akhirnya tidak bisa menahan hasratnya sehingga dia ingin menyerang seorang anak kecil?...'

Dia melirik ke arah orang yang melewati pintu sebelum berdiri dan bergumam.

"Dr. Tesla..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang