Chapter 189 - Event Horizon

22 5 0
                                    

* BOOM! *

Serangan Kouro menciptakan tebasan api ungu yang menyebar berubah menjadi tebasan energi berdiameter 100 meter dan melesat menghancurkan segalanya.

Tebasan energi mulai melemah setelah mencapai seribu Kilometer dan menghilang ketika mencapai 1.500 Kilometer.

Serangan yang dilepaskan Kouro ini sebenarnya diisi selama bukan 2 menit, tapi 30 menit.

Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Hal ini bermula ketika Welt menciptakan Blackhole yang sepertinya digunakan untuk menahan Sirin, padahal tujuan Welt menciptakan Blackhole sebenarnya adalah untuk mendistorsi waktu mereka berdua.

Dalam penjelasan Einstein, "Lubang hitam memiliki batas distorsi waktu yang disebut 'Event Horizon'. Sebuah objek yang melewati 'Event Horizon' akan mengalami distorsi waktu. "

Rencana ini sebenarnya sangat berisiko bagi Welt karena ia juga akan terkena efek 'Event Horizon' dari lubang hitam yang ia ciptakan sendiri.

Setiap 1 menit berada di dekat 'Event Horizon' akan menjadi 60-65 menit lebih lama dari yang seharusnya.

Dan karena Welt telah menahan Sirin selama 2 menit, berarti total waktu yang dimiliki Kouro adalah sekitar 130 menit atau 2 jam 10 menit.

Dengan waktu tersebut, dapat dihitung bahwa Kouro bertarung sengit melawan Bella selama 1 jam 30 menit, setelah itu ia pergi mendekati Welt dan Sirin secara diam-diam sembari memulihkan diri selama 10 menit sebelum akhirnya mengeluarkan serangan pamungkasnya dan menunggu kesempatan untuk menyerang.

...

Welt mendarat di tanah sebelum memuntahkan darah.

"Apakah kita... Berhasil?" katanya pelan sambil melihat pemandangan di depannya di mana batu-batu yang tak terhitung jumlahnya melayang dan dibakar oleh api ungu bercampur debu bulan yang membentuk kabut tebal.

"Kamu... Kibarkan saja 'Bendera'... " kata Kouro menatapnya dengan ekspresi datar.

Tepat setelah mengatakan itu, ekspresi Kouro tiba-tiba berubah, dia langsung mengaktifkan [Power Strike] dan mengayunkan Katananya ke depan.

*Dentang! * x 3

Tiga tombak putih bergaris kuning terlihat terbelah menjadi dua di depan Kouro.

Meskipun begitu, ekspresinya saat itu terlihat sangat serius karena dia tidak dapat merasakan keberadaan tombak-tombak putih yang melesat ke arahnya.

Tidak, kecepatan tombak putih itu terlalu tinggi sampai-sampai tubuh Kouro tidak dapat bereaksi, jika bukan karena dia tidak menonaktifkan bentuk Herrscher-nya, tombak itu pasti sudah mengenainya.

"Argh!" Suara Welt mendengus kesakitan yang datang dari sampingnya membuat Kouro segera menoleh. Ia melihat sebuah tombak putih telah menancap di dada Welt.

"Tuan Welt!" teriak Kouro dengan ekspresi terkejut.

"Jangan khawatirkan aku! Fokuslah Kouro! Urgh!" teriak Welt.

Welt kemudian berlutut dengan satu kaki sebelum memuntahkan darah.

Dia kemudian menatap tombak putih di dadanya sebelum mengertakkan gigi dan memegang tombak putih itu sebelum mencoba mencabutnya sambil mendengus kesakitan.

"Urgh !!!" Welt mencabut tombak putih itu dari dadanya dengan wajah pucat sebelum menggunakan kemampuan rekonstruksinya untuk menghentikan pendarahan.

Setelah membuang tombak putih ke samping, Welt dengan wajah pucat merasa tubuhnya melemah, dia juga merasa pusing dan penglihatannya kabur.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang