Chapter 19 - Kiana Kaslana (3)

42 5 0
                                    

Kouro dengan cepat kembali sambil membawa uang receh untuk kembalian, dia melirik Kiana yang sedang makan dengan lahap.

Sudah ada beberapa lusin piring disampingnya dengan pemilik kedai menatapnya dengan ekspresi kosong.

'Gadis ini... Jangan bilang kalau dia berencana untuk mengosongkan dompet pacarnya? '

Memikirkan hal ini, pemilik kedai melirik Kouro secara diam-diam sambil merasa kasihan.

Ekspresi Kouro sedikit berkedut merasakannya tatapannya, dia dapat secara kasar apa yang dia pikirkan.

Kouro menggelengkan kepalanya tidak terlalu memikirkannya sebelum duduk di samping Kiana dan memesan es jeruk.

Melihat seorang gadis cantik memakan dengan lahap merupakan hal yang artistik tersendiri untuk Kouro.

Sepertinya Kiana memiliki metabolisme yang sangat tinggi membuatnya dapat memproses makanan menjadi energi dalam waktu yang singkat.

Pada dasarnya tipikal protagonis shounen.

Yah... Ini tidak mengherankan karena Kiana adalah tokoh utama dari game 'Honkai Impact 3' bahkan icon gamenya adalah Kiana sendiri.

Bukanlah hal yang berlebihan kalau Kiana adalah anak emas game tersebut karena game-game terdahulu dari publisher game 'Honkai Impact 3' menggunakan Kiana sebagai tokoh utama.

Kouro memikirkan semua ini dengan tenang sambil meminum es jeruknya.

Beberapa menit kemudian, Kiana akhirnya kenyang dan menepuk perutnya yang membuncit.

"Ah... Sudah lama aku tidak sekenyang ini... "

Dia ingin bersandar di kursi, namun sayang sekali kursi di restoran ini tidak memiliki penyangga kursi.

Hal itu menyebabkan Kiana hampir terjatuh ke belakang.

Di saat-saat genting, ia menarik lengan Kouro yang duduk di sebelahnya, untungnya Kouro bukan manusia biasa jika tidak tarikan Kiana yang tiba-tiba tidak hanya melukainya, tapi juga menyebabkan Kouro ikut terjatuh.

Kiana yang menghela nafas pelan tahu bahwa dia ceroboh dan dia ingat bahwa orang yang duduk di sebelahnya bukan hanya dermawan yang mengundangnya untuk makan enak, tapi juga kreditornya.

Dia tiba-tiba terlihat jauh lebih jujur, hanya saja matanya selalu melirik ke arah Kouro dari waktu ke waktu  diam-diam mengamati tatapan lawan bicaranya.

Melihatnya kenyang, Kouro yang sudah menghabiskan es jeruknya kemudian berkata.

"Ayo pergi kalau sudah kenyang."

Setelah membayar makanan dan minuman, Kouro berdiri dan berjalan keluar dari restoran, Kiana sedikit ragu-ragu sebelum akhirnya mengikutinya dengan patuh.

Ketika dia keluar dari restoran dan berjalan ke trotoar, Kiana mendekati Kouro dan bertanya dengan suara pelan tanpa banyak bicara.

"Kamu mau membawaku kemana?"

Kouro awalnya mengira bahwa Kiana akan kembali ke penampilannya yang ceria setelah kenyang, tetapi ia tidak menyangka bahwa Kiana akan menjadi lebih tenang.

Mau tidak mau Kouro pun berhenti dan berbalik sebelum menatapnya dengan penuh minat.

"Tebak."

"Mungkinkah itu kantor polisi? Kamu ingin menangkapku karena menerobos masuk ke asramamu? Apakah makan malam tadi adalah makan malam terakhir sebelum kematian?" 

Kiana menanyakan hal tersebut dengan ekspresi tenang, dia sepertinya telah pasrah dengan keadaannya.

"Kantor polisi tidak akan langsung mengeksekusi narapidana. Bagaimanapun juga menangkap seorang narapidana, itu butuh proses." Ucap Kouro sambil mengangkat bahunya.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang