Bab 231. TAMU DARI MESIR

36 3 1
                                    

"Silakan masuk, ayo, duduk dulu, silakan...."

Di saat Waluyo sedang heboh menyambut besannya, di saat itulah hati Reiko ketar-ketir.

Duh, Raditya Prayoga cerita-cerita tidak ya tentang Aku padanya?

Ini ketakutan tersendiri di dalam hati Reiko. Namanya juga Dia menyembunyikan sesuatu dan Dia tahu kalau Radit sudah tahu tentang segala hal hubungan dengan masalah pribadinya bersama Aida dan Brigita. Jelas saja, ini masalah kalau sampai terendus Kakeknya.

Tambah lagi, Reiko tak tahu apa hubungan Dimas dengan Farhan. Kenapa Dimas sangat dekat sekali dengan calon mempelai laki-laki? Ini menakutkan untuk Reiko.

"Perkenalkan, ini loh calon menantuku Farhan yang dari Mesir itu!"

"Wes, ndak usah koe lanjutin. Aku tahu kelanjutannya, jurnalis internasional, Lulusan terbaik Al-Azhar, S3. Salah satu dosen muda di Al Azhar University dan juga termasuk staff khusus di kedutaan besar Indonesia di Mesir, kan? Itu toh, yang ingin Kamu ceritakan?"

Tentu saja, yang didatangi lebih dulu oleh Waluyo adalah soulmatenya yaitu Adiwijaya. Meski di depan besannya, Waluyo tak canggung. Dia sangat santai sekali dan masih bisa bercanda dengan Adiwijaya.

Dan di saat ini, tak ada yang bisa dilakukan oleh Reiko kecuali minggir perlahan ke pojokan, berharap Dimas juga tidak melihatnya karena memang Pria itu sepertinya sedang fokus pada sahabatnya dan tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya, kecuali orang-orang yang ada di hadapannya. Termasuk Waluyo dan Adiwijaya.

Meski pojokan ruangan berukuran 4x4 itu, tak mungkin kan bisa membuat dirinya bersembunyi secara sempurna apalagi memang tidak banyak orang di sana.

Apa Aku kabur sekarang ya, supaya mereka tidak melihatku? Reiko berencana untuk melakukan ini.

Tapi...

Kalau Aku kabur, sekarang ini berarti Aku akan buat masalah baru, namun ada sesuatu dalam pikiran Reiko yang mengganggu.

Bagaimana kalau Kakek cerita tentang Aku dan tiba-tiba Dimas teringat tentang sahabatnya yang bekerjasama denganku dan sahabatnya sudah cerita semua, lalu kalau Kakek bilang Aku sudah menikah dan Dia bilang itu bukan Istriku. Bagaimana coba?

Reiko tidak tahu seberapa kepo Dimas. Tapi Dia juga tidak tahu, seberapa besar resikonya jika Dia meninggalkan tempat itu. Bukankah akan lebih tidak terkendali kondisinya kalau Dia tidak di sana?

Heish, mungkin ada bagusnya juga Aku ada di sini. Coba kebayang tidak, kalau Aku tidak ada di ruangan ini dan Dia bicara macam-macam nanti dengan keluargaku dan mengatakan kalau Aku belum menikah. Pasti jadinya akan merepotkan.

Reiko tak tahu. Tapi Dia merasa bersyukur Dia tidak mengikuti keinginan Aida, agar dirinya tidak berangkat ke Kendal. Reiko sangat sibuk sekali dengan pikirannya sendiri, sampai Dia tidak konsentrasi pada pembicaraan yang berlangsung.

Hingga....

"Lah iya, Aku selalu mendengar cerita tentangmu, Farhan! Mertuamu sangat membanggakanmu di hadapanku. Dan Waluyo juga sudah mempromosikanmu bisa memasukkan perusahaanku ke Mesir. Tapi kemarin cucuku Reiko sudah membawa perusahaan lebih dulu ke Abu Dhabi. Nah Reiko cucuku juga kebetulan datang ke sini."

Haduh, kenapa jadi ada pembicaraan tentang Aku!

Kalau namanya tidak disebut, maka Reiko tidak akan sadar soal ini.

Tapi sekarang namanya sudah disebut. Dan semua orang pun mengarah ke jari telunjuk Adiwijaya yang tepat tertuju pada Reiko.

Habis sudah! Dimas juga sudah menengok padaku juga!

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang