(Kejadian setelah Didi berpisah dengan Aida)
Salah tidak ya aku pergi dengan Mas Dimas? Haduh gimana dong?
Mobil sudah menderu menjauh dari apartemen dan pikiran ini makin menghantui Aida.
Dia sebenarnya ingin menolak. Tapi tahu sendiri bagaimana Dimas kalau sudah memaksa?
Dimas juga sudah mengatakan kalau dia adalah keluarga dari Mutia dan Farhan juga. Maka Aida tidak berani mengatakan tidak.
Bagaimana kalau Mas Reiko tahu? Tapi kayaknya dia nggak tahu kan, ya? Haduuh, aku ini masih istrinya, tapi aku jalan sama orang lain di luar! Aku ndak mau sampai Romo tahu dan salah paham soal aku sama Mas Dimas. Kasihan Romo kalau sampai sakit lagi jantungnya dan Ibu juga ndak boleh tahu, karena gawat nanti kalau sampai asmanya kambuh.
"Kamu mikirin apa?"
Dan pas sekali dengan Aida yang sedang merenungkan ini Dimas bertanya,
"Mas Dimas, sepertinya saya turun di sini saja. Mas Dimas tadi tuh mau ketemu Mas Reiko?" makanya Aida meminta seperti ini.
"Memang kamu tujuannya mo ke mana tadinya?" tapi Dimas tak peduli dengan pertanyaan Aida justru malah mengutarakan ini.
"Oh saya cuman mau ketemu sama adik sama Ibu saya yang baru datang dari kampung, Mas."
"Pagi gini?"
"Eh, enggak, katanya nanti kalau sudah datang dikabarin. Tapi mereka belum datang sih Mas. Nanti coba saya telepon."
"Wah, pas!"
"Eh, pas gimana?" Aida tak paham.
"Ya pas! Bagus dong, aku juga bisa bertemu mereka lagi. Ya udah aku anterin aja ya!"
"Eh jangan!"
Aida langsung terlihat panik dan menatap Dimas yang masih fokus menyetir.
"Jangan Mas Dimas, Ibu saya pasti akan marah pada saya kalau dianterin Mas Dimas." Aida tegas menolak.
"Masa saya seorang wanita yang sudah menikah, tapi pergi bersama dengan laki-laki lain?"
"Iya kamu balikin aja masa pria yang sudah menikah tidur sama perempuan lain?"
"Ih, Mas Dimas nih!"
Aida jelas tak mau. Dia tahu siapa yang dimaksud Dimas. Susah memang bicara dengan Dimas itu. Dia ini adalah tipe playboy dulunya yang suka sekali ngegombal.
"Hehe, nggak salah kan yang aku bilang?"
"Yah gak gitu lah Mas Dimas."
"Ya tapi daripada kamu berangkat sendirian, kan mendingan aku yang nganterin?"
"Ya gak bisa Mas Dimas. Ibu saya pasti ndak suka kalau saya pergi sama laki-laki yang bukan suami saya."
"Ya udah, kamu tinggal bilang pada ibumu kalau suamimu sendiri tidak mau mengantarmu. Beres kan?"
"Hehehe!"
Susah kan dibilang bicara dengan Dimas! Akhirnya Aida jadi tertawalah melihat bagaimana dia kalah dengan Dimas.
"Begini loh Mas Dimas, Mas Reiko lagi banyak kerjaan yang belum beres. Bukannya dia ndak mau mengantar saya."
"Kerjaan dari mana yang gak beres? Aku udah dari kemarin mencoba menghubungi di kantornya, tak ada terus! Dia nggak masuk kerja kan? Orang Aku tungguin juga dia nggak muncul-muncul! Bikin aku stress aja seminggu."
Eh, iya aku lupa ya! Mereka kan saling kenal dan pasti dia bisa mampir ke kantornya Mas Reiko.
Lagi-lagi Aida meringis. Kalau Adiwijaya bisa ditipu oleh Aida karena dia memang sangat menyayangi Aida dan percaya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romance(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...