"Garis bibirnya pas senyum itu garis bibir Sulastri, loh Romo!"
Waluyo memang sudah lama tidak bertemu dengan wanita itu. Tapi Sulastri Listyaningrum memang tak lekang oleh waktu. Tetap masih ada di dalam pikirannya.
Makanya Dia memang memperhatikan sekali seseorang di sana.
"Ndang cepat lihat fotomu. Kamu bisa lihat nanti, bisa ngebandingin.
"Lah, iya sebentar Romo, tak cari sek, neng endi yo?"
"Halah! Moso foto ngono ae neng endi, koe simpen neng endi memang?"
Adiwijaya jadi gemas melihat Waluyo yang malah cengar-cengir.
"Lah jelas fotoku yang itu, Aku ndak tahu di mana Romo. Tapi tak cari sek, cuma Romo cepet-cepet mesti keluar!"
"Ngopo kok Aku?" Adiwijaya tak mengerti apa yang ada dalam benak Waluyo.
"Jangan sampai Dia pergi Romo, tahan sek! Perhatikan dulu Dia dan Aku nanti akan cari fotoku dulu."
"Hmm! Kamu juga masih punya foto Sulastri ndak?"
"Lah punya dong Romo. Tapi kan Aku nggak mungkin nunjukin depan putri-putriku. Nanti mereka tahu, kalau Aku punya skandal kan ini ndak bagus buat mereka, Romo. Apalagi ada calon besanku. Moso yo Aku lulusan Al Azhar hamilin perempuan di luar nikah?"
"Lah embuh! Salahmu dewe kui," gerutu Adiwijaya.
"Waktu itu, Aku khilaf Romo, gara-gara setan!"
"Halah! Setan meneh sing disalahi," gerutu Adiwijaya malas.
"Yo wes, Aku cepat-cepat ke sana. Nanti Kamu kasih kasih kode ke Aku, supaya Aku juga bisa tahan anak muda itu. Sopo yo tadi jenenge?"
"Juna, Romo."
Di sini Adiwijaya berpikir dan Dia menatap Waluyo disampingnya.
"Arjuna dari namamu Waluyo Arjuna?"
"Yo mbuh, Romo. Nama panjangnya siapa ya Romo?"
"La embuh! Sudah, cepet sana Kamu cari fotomu!"
"Tapi pastiin Dia enggak kemana-mana dulu ya, Romo."
"Hemmmm!"
Saat ini selesai bicara, Adiwijaya pun kembali dengan misinya, Dia tak mendekat ke kursi di mana Ratna dan Lesmana sedang mengajak bicara besan dan keluarga Farhan lainnya.
"Farhan! Teman-temanmu ini dari luar negeri semua tah?" justru mendekat pada Farhan.
"Oh Iya Romo."
Farhan mengangguk di saat Adiwijaya duduk bersama mereka, sok cool saja.
"Albert perkenalkan ini adalah Romo Adiwijaya. Beliau adalah orang yang berpengaruh di Indonesia. Pemilik Adiwijaya group dan salah satu perusahaan yang terbesar di indonesia."
"Nomor dua di Indonesia setelah keluarga Prayoga."
Aku akan protes pada Endra, kenapa kami tidak di nomor satu! Dan anak ini sama saja seperti Waluyo, kenapa juga pakai menyindirku nomor dua begitu? Ya kan temennya ndak tahu siapa nomor satu dan siapa nomor dua toh! keluh hati Adiwijaya mencoba bersabar.
"Wah, Kamu ternyata tahu tentang bisnis di Indonesia, toh Juna?"
Adiwijaya masih mengingat namanya.
"Kebetulan, Saya memang besar di Indonesia dan Saya juga cukup familiar dengan nama perusahaan Anda, bahkan Saya juga mendapatkan beasiswa di universitas Saya dari perusahaan Anda," seru dokter Juna, antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romantizm(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...