Bab 207. ANTARA KASIHAN DAN SERBA SALAH

49 2 1
                                    

"Hah?"

Reiko makin tak bisa menahan, wajahnya pun memerah. Tapi Aida belum nyambung.

"Bapak sakit tah? Lah iya Pak, kenapa panas banget badannya?" Dia menempelkan punggung tangannya di kening Reiko yang keluar keringat.

"Gara-gara film tadi itu! Gara-gara Kamu, pokoknya Kamu yang bikin masalah ini!"

protes dari Reiko lagi sambil mengapit bibirnya.

Lah, kenapa jadi salah Aku? Dia yang makannya nggak bener, Dia yang sakit gara-gara di sana sendiri, sekarang Dia nyalahin Aku? bingung Aida.

"Ah Sial! Bee gak ada di sini?" Tapi sebelum Aida bertanya Reiko sudah bicara lagi.

Film, Ratu Lebah? Oh paham Aku!

"Telepon aja, Pak!" makanya Aida merespon begini.

"Suruh dateng aja Pak kalo....!"

"Dia lagi ada di Hongkong, bagaimana Aku menyuruhnya datang? Dia lagi mengurus pekerjaannya dan sekarang Aku makin pusing! Akkh, jantungku tak enak juga lagi!"

"Lah, sapa suruh nonton! Lah Bapak yang cari gara-gara, Bapak yang...."

"Ah sudahlah! Jangan cerewet! Aku mandi saja."

"Eh jangan!" Aida menarik lagi piyama Reiko. "Dibilangin Jangan mandi Pak! Bahaya!"

"Ya tapi nggak bisa, Aku udah on gara-gara film tadi!"

"Maksudnya gimana?"

"Kamu tuh ya, udah nikah masih nggak paham juga?"

"Eh jangan marah dulu!" Aida menjawab karena tak terima Reiko melotot padanya.

"Ya Saya kan nikahnya cuma pura-pura, Pak," dengan wajah tak bersalah Aida malah tersenyum tak peduli membuat kepala Reiko kembali berkedut pelipis matanya.

"Lihat ini lihat!" Reiko yang benar-benar tak sabaran, Dia mengarahkan pandangan mata Aida menuju ke arah jari telunjuknya tertuju.

"Ya ampun! Hiiiih!"

Hanya kata itu yang keluar dari bibir Aida, sambil Dia mengapit bibirnya dan jelas saat bersamaan membuang wajahnya tak mau melihat lagi.

"Ngapain, Kamu malahan melengos?"

"Lah ngeri Pak! Hiiih, bisa besar begitu, serem!"

Aida tak pernah melihat yang seperti itu. Ini perdana baginya, makanya Dia mau kabur.

"Diam di sini, mau ke mana?" tangannya di tarik Reiko.

"Lepasin Pak! Saya serem kenapa juga mesti nunjukin itu sih! Saya mau balik ke kamar."

"Yah dari tadi kebuka emang Kamu gak peratiin?"

"Ya ngapain Saya liatin begituan, Pak? ish!"

Aida memang tidak fokus ke sana tadi gara-gara film. Dia juga buang muka terus kan.

"Lepasin Pak!"

"Sssh, kepalaku pusing, Kamu mo tinggalin Aku?"

"Lah maaf Pak. Tapi Saya serem, kenapa bisa gede sih?"

"Ya tadi kan Aku udah bilang padamu, Dia udah on! Ya begini jadinya bikin pusing," protes Reiko lagi!

Bentuknya juga sudah tak lagi sama. Mengeras makin sempurna membuat detak jantung Reiko juga meningkat.

"Lagian Bapak ngapain nonton yang kayak gitu! Dikecilin aja lagi Pak!

"Susah kalau sudah seperti ini! Ah kepalaku malah tambah sakit lagi! ssssh"

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang