Bab 381. BURJ AL ARAB

23 2 1
                                    

"Hehehe!"

Aida tak berani memikirkan macam-macam setelah mendengarkan ucapan Reiko.

Dia bahkan hampir melupakan keinginannya untuk berfoto.

Meskipun semua yang ada di sini terlihat menarik.vTapi kalau aku berfoto di sini pasti aku akan diminta sesuatu nanti di dalam kamar. Tapi sepertinya dia tidak akan mengizinkan sebelum aku memberikan izin baginya masuk, bukan? lemas Aida.

Padahal di dalam lift itu ornamennya semuanya emas. Di dekat pintu lift juga sama. Di lobi semuanya sangat cantik sekali dan Aida baru melihat hotel dengan pelat emas 24 karat. Itu seperti sebuah hotel impian dan sebuah istana yang megah.

Ingin sekali dirinya mengambil sedikit foto.

"Ini akan menjadi kamar kita malam ini!"

Tapi sepertinya dia harus melupakan sesuatu itu dulu, karena sekarang Aida tercengang dengan sesuatu yang lain.

"Mas Reiko, kita tidur di dalam tanah?"

"Tepatnya di dalam laut. Kita ada di akuarium hotel Burj Al Arab."

Aida dari tadi tidak terfokus ke arah lantai berapa mereka pergi dia tidak tahu kalau tujuannya itu lantai yang ada di dalam tanah.

Dan sekarang pandangan matanya tercengang melihat keindahan tempat itu.

"Ya ampun banyak banget ikannya!" Ingin rasanya Aida mendekat ke arah jendela kaca itu.

Tapi langkahnya terhenti sekitar dua meteran.

"Kenapa? Ayo sini! Aman kok ini."

Reiko yang melihat Aida diam, tentu saja langsung menggandeng wanitanya mendekat dan menempelkan tangan Aida yang terlihat masih kaku itu di dinding kaca di sekeliling kamar hotel mereka.

"Mas Reiko ini aman? Ndak akan bocor? Nanti gimana kalau ada gempa bumi? Kalau nanti ada serangan teroris? Kalau ambruk? Kalo ...."

"Ssst!"

Pria itu tak membiarkan Aida bicara, justru menaruh jadi telunjuknya di bibir Aida dengan senyum di bibirnya terlihat cerah.

"Urusan mati itu bukan urusan kita. Gimana kita mati itu bukan urusan kita. Tapi cobalah nikmati momen-momen ini. Aku ingin menikmatinya denganmu mumpung kita masih punya waktu bersama di sini, di tempat ini. Kenapa nggak kamu pikirin aja apa yang bisa membuat kita bahagia di sini?"

Reiko merangkul pinggang Aida membawa wanita itu mendekat padanya hingga tubuh mereka menempel dan pria itu juga menempelkan dahinya.

"Coba kamu pikirin apa yang bakal kamu ingat kalau kita udah nggak ada lagi di sini? Mungkin kita udah kembali ke Indonesia, kira-kira apa kenangan yang kamu simpan tanpa harus membuat foto denganku di sini?"

Jelas itu adalah pertanyaan yang membingungkan.

"Aku bulan madu di sini sama Mas Reiko?"

Karena pria itu diam Aida mencoba menjawabnya.

"Itu benar! Ada lagi yang lebih spesifik?"

Reiko masih memejamkan matanya saat ini dengan postur tubuhnya yang tidak berubah dan membuat Aida yang galau jadi ikutan memejamkan matanya dan mencoba membayangkannya.

"Aku bangun tidur bisa lihat Mas Reiko tidur di sampingku?"

"Ada lagi yang lebih spesifik? Yang membuatmu tidak perlu melihat bingkai foto untuk membayangkannya?"

Pria itu membawa Aida masuk jauh ke dalam lamunannya di saat tangannya juga bergerak untuk melepaskan kerudung Aida.

"Hihi, aku lihat ikan sama Mas Reiko!"

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang