Bab 248. MANAJEMEN EKONOMI

26 3 1
                                    

Hahah, keselek kan karena itu adalah masakan dari selingkuhannya? Cih!

Didi lagi-lagi berbisik seperti ini di saat Reti terpaksa harus ke dapur lagi.

Lagi pula, Aku juga tidak percaya adiknya memang pandai memasak! Kalau orang menyiapkan makanan untuk tamu seharusnya Dia juga menyiapkan minumnya! Lihat aja, Dia cuman bawain makanannya dan lupa membawakan air minum! Dasar bodoh!

Didi bukan orang yang memiliki ekonomi bagus keluarganya dan dulu Dia juga melihat sendiri bagaimana mendiang Ibunya menyiapkan makanan untuk keluarganya.

Kalau ingin makan bersama, selain ada makanan di meja, Ibunya juga pasti menyediakan gelas air minum dan airnya juga. Jadi kalau ada yang keselek tidak akan kesulitan seperti sekarang.

Makanya Dia punya keyakinan seperti itu berdasarkan pengalamannya bukan asal menilai saja.

"Terima kasih airnya, Nak Reti," puji Padri lagi mengapresiasi saat Reti sudah berkeliling mengantarkan gelas berisi air.

"Dia ini memang sangat pengertian sekali Pak Padri. Reti memang selalu care sama orang-orang di sekelilingnya, kalau lagi makan bersama Dia itu yang paling sibuk sendiri menyiapkan semuanya seperti sekarang," pujian Rika lagi untuk menaikkan nilai jual Putrinya di saat Reiko sudah minum setengah gelas airnya dan melanjutkan makan lagi tanpa bicara.

Sepertinya memang Dia tidak punya keinginan untuk mengatakan satu kata pun saat ini.

"Nah iya, memang baik sekali Mbak Reti ini. Semoga nanti kalau sudah menikah dapat suami yang sangat menyayanginya ya."

"Sayangnya memang Reti masih tabu, tidak pernah pacaran Pak Padri. Dia belum pernah suka-sukaan sama cowok. Makanya Saya memang agak khawatir juga dengan jodohnya nanti."

"Iya kah? Berarti beruntung nanti yang menjadi pacar pertamamu dan menjadi calon suamimu itu, Mbak Reti. Seingat Bapak itu dulu Nada sebelum menikah, Dia tidak pandai masak. Tapi Nak Reti ini hebat sekali. Pasti suaminya akan terpukau dan pengen terus dimasakin seperti ini. Karena banyak kan yang bilang cinta kadang awalnya dari perut naik ke hati."

Hemmm... Pembantunya itu pasti sengaja memasak masakan enak supaya bisa menggaet hati majikannya! Karena Aku tahu istrinya tidak bisa masak. Dia pesan makanan waktu itu, bisik hati Didi mengomentari ucapan ayahnya sambil bersungut.

"Yah mudah-mudahan lah, Pak! Semoga saja dapat suami baik-baik untuk Reti. Kalau Mas Didi lebih suka wanita yang bisa masak atau wanita karir?"

Dih, kenapa Aku lagi jadi yang ditanya? kesal hati Didi.

Tapi bukankah Dia tetap harus menjawabnya meski kesal?

"Yang pasti tidak banyak berpura-pura dan memang Saya menyukai dari dalam hati Saya Tante."

Andaikan tadi ada orang yang melirik Reiko, mungkin bisa melihat ada sunggingan tawa di bibir Reiko segaris tipis walaupun hilang sedetik kemudian.

Tapi memang Dia sepertinya tidak ingin bicara apapun dan masih tetap fokus pada makanannya.

"Oh ya memang menyebalkan sekali kalau melihat orang yang banyak berpura-pura itu! Sudah seperti artis sinetron." Rika menimpali lagi.

"Oh ya, Mas Didi, apa sudah punya kekasih juga?"

"Belum!"

"Wah, padahal Mas Didi ini sangat tampan sekali. Pasti banyak yang suka sama Mas Didi kan?"

Rika memancing lagi.

"Belum ada yang sreg tante."

"Sama saja seperti Reti dong. Dulu banyak teman-teman sekolahnya Reti itu pada pengen datang ke rumahnya dan nanyain Dia dan itu cowok-cowok semua. Tapi Reti belum sreg sama mereka jadi ya pada ditolakin."

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang