"Istri kontrak Pak, ndak perlu pake izin!"
Aku harus tetap waras! Dan orang ini kayaknya lama-lama pinter banget bikin otakku nggak waras. Jadi, Aku harus bener-bener berpikir jernih kalau nggak, Aku bakal ke gr-an gara-gara sikapnya. Main hati itu bisa bikin jantung rusak! Dan Aku ndak mau kayak gitu!
Selepas Reiko bicara tadi Aida memang sudah langsung menjawabnya.
Dia awalnya memang gak ngeh pembicaraannya ke sini. Barulah setelah Reiko memperjelasnya, Aida paham.
"Ya kalau kamu nggak ngizinin, ya Aku nggak akan ngelakuin itu."
"Saya izinin Pak, Saya ijinin! Udah puas Pak?"
Tak mau banyak berdrama makanya Aida langsung menjawab singkat.
"Kamu beneran setuju?"
"Ya iyalah, Aku setuju. Masa ya, Aku ndak setuju? Bolehlah Pak, nikah gih sana!"
Aida tak mau banyak berdrama.
Tapi....
"Kalau Kamu izinin, besok kita berangkat ke Kudus!"
"Heeeh, maksudnya?" Aida bingung.
"Ya maksudnya, karena Kamu izinin, Kamu harus bilang sama Kakek kalau Kamu izinin Aku nikah sama Brigita!"
"Ya ndak berani Pak kalo bilang ke romo!" jelaslah Aida menggelengkan kepalanya menolak.
"Kemarin saja pas Saya tahu dari dokter Alif kalau pabrik yang di Kudus kebakaran itu Romo sudah masuk ruangan ICU dan jantungnya kambuh, Saya ngeri! Nanti kalau Saya bilang begitu kalau jantungnya kenapa-napa, Saya gimana?"
Aida tentu menolak dan nyalinya ciut. Dia tak mau! Kalau disuruh harus menjelaskan itu Dia tak punya nyali yang cukup kuat.
"Kalau Bapak mau nikah langsung saja! Kan gampang sih cari penghulu?"
"Aku nggak mau nikah kayak gitu! Aku mau nikah kalau keluargaku setuju."
"Hehehe," jawaban Reiko membuat Aida menjawab dengan tawanya.
"Kalau yang itu maaf Pak, Saya nggak bisa tolong. Bisa Saya dibunuh Ibu Saya kalau ada sesuatu sama Romo Adiwijaya."
"Haah, makanya jangan kasih ide aneh-aneh!"
"Ish, Saya kasih ide yang terbaik untuk Bapak!"
"Sudahlah, gak usah dibahas lagi." Reiko seperti bicara serius.
"Aku akan menemukan caraku sendiri untuk membawa Brigita ke keluargaku. Aku gak mau buru-buru karena semua rencanaku gak akan pernah meleset!"
Ya lah, kau memang hebat dan semua rencanamu itu memang gak ada yang meleset! Aku tahu kalau kalian pasti akan bersama setelah kepergianku nanti. Dan apa Aku tetap kuat kalau Aku harus melihat kalian bersama nantinya? Ke mana Aku harus pergi, supaya Aku gak harus melihat berita tentang kalian?
"Bagus Pak, bagus! Tapi masa iya Bapak selama menunggu, terus-terusan mau berzina? Bapak nggak tahu dosanya itu sebesar apa?"
Aku memberitahukannya seperti ini, karena Aku sebenarnya nggak tega. Aku tahu hukuman itu pasti akan nyata nantinya. Meskipun sekarang ini nggak kelihatan, tapi tetap aja itu akan jadi hukuman yang mengerikan, seandainya tabir tentang akherat sudah terbuka.
Aida berbisik dalam hatinya karena sekarang jadinya dia main perasaan.
Sebetulnya Aida tidak mau begini
Dan makin kacau balau rasanya ketika Dia mendengar Reiko bicara:
"Maaf ya!" Dan satu kata itu membuat Aida tak paham apa maksudnya. Dia mengerutkan dahi tapi sebelum Aida sempat bertanya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romansa(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...