"Udah malam begini, Kamu kok energinya nggak habis-habis sih? Ngoceh aja!"
Tapi Aida tadi malah penasaran sesuatu yang membuat Reiko melirik lagi padanya sambil bicara seperti tadi.
"Saya tanya kok bukannya dijawab, Pak!"
"Daripada Kamu mikirin pepesan kosong nggak guna kayak gitu, mending Kamu tidur! Karena kalau Kamu nggak tidur, mukamu ini akan lebih lama sembuhnya! Kamu butuh istirahat yang cukup! Obat itu ampuh dan seharusnya dengan obat itu dua hari cukup untuk membuat semua memar itu hilang."
"Saya kan cuma tany...."
"Jangan salahkan Aku kalau nanti Kamu merengek pengen ketemu Ibumu dan adik-adikmu, Aku tidak kasih!"
Belum juga selesai Aida bicara sudah dipotong lagi oleh Reiko.
"Ya lah Pak!" Aida menyerah.
"Saya ikut ke rumah keluarga Prayoga aja kan, Pak?"
"Mas!"
"Heh, apa?" Aida tak paham.
"Mulai saat ini, Kamu harus memanggilku dengan sebutan Mas! Dua hari cukup untuk membuatmu tidak keceplosan dan memanggilku dengan sebutan Pak di sana! Ini akan berbahaya di rumah keluarga Prayoga, Kamu salah sebut!"
Dan di saat Aida mencibir.
"Semua terserah Kamu!" Reiko meliriknya lagi. "Keputusanku memberikan izin boleh atau tidaknya Kamu bertemu dengan...."
"Iya Mas! Iya, Mas Royco!"
Tak mau diancam lagi, makanya Aida langsung memotong ucapan Reiko dan bicara macam tadi.
"Mas!" Reiko membenarkan.
"Iya Mas, Aku cuman perlu ikut ke rumah keluarga Prayoga aja kan?" Aida yang gemas kembali melontarkan pertanyaan yang sama.
"Hmmm. Ikut Aku ke rumah keluarga Prayoga dengan beberapa syarat di sana yang harus Kamu lakuin."
"Apa aja?" tanya Aida mencecar.
"Kamu tuh ya, kalau ada maunya aja baru mau ngedengerin Aku! Kalau nggak, cari ribut terus sama Aku!"
"Sssh, iya Pak, iya Saya nggak akan cari ribut lagi sama Bapak deh!"
"BAPAK?"
"Eh salah, iya Mas, iya!" Aida meringis melihat mata Reiko yang membulat padanya.
"Saya nggak akan manggil Bapak lagi. Saya nggak akan cari ribut sama Mas lagi deh!" bujuk Aida.
"Hmm, panggil Aku kayak gitu. Dan Kamu cuman perlu memanggilku dengan sebutan yang sama seperti sebelumnya kalau ada keluargaku dan Brigita!"
"Eleh, padune...."
"Terserah yang penting seminggu lagi... "
"Iya, Mas Reiko, iya Aku panggil Mas Reiko, gitu?"
Demi bisa bertemu dengan Ibu dan adik-adikku! Tak ikuti semuanya, wes! gemas Aida. Dia punya misi sendiri sekarang makanya tak mau kalau sampai Reiko marah padanya.
Karena itulah....
"Di rumah keluarga Prayoga, Kamu hanya boleh bermain dengan Putri mereka. Kalau mereka mengajakmu ngobrol, bertanya sesuatu untuk semua yang Kamu tidak tahu, jangan berpikir terlalu berlebihan! Hindari pembicaraan-pembicaraan sensitif! Cukup membuat mereka merasa senang saja dan ingat, Kamu harus perhatikan jam! Tak lebih dari tiga jam kita di sana. Habis itu Kamu harus minta pulang, mengerti?"
"Oh itu mudah Mas!"
"Kamu yakin?"
Reiko serius sekali menatap Aida karena ini memang sangat penting sekali untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romance(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...