Reiko : Lesmana, apa yang kau maksud kebakaran waktu itu?
Lesmana : Iya Anda benar sekali, Tuan Muda. Saat itu, saya memang tidak bisa melakukan investigasi apa pun karena masih sibuk dengan kakek Anda dan memang hanya dilakukan investigasi oleh pihak berwajib saja. Tapi, memang dari hasilnya itu murni kecelakaan.
Kening Reiko berkedut ketika dia mendengar yang dijelaskan Lesmana dan pikirannya pun mengarah ke sesuatu lagi.
Itu di hari yang sama dengan kecelakaan di Aurora corporation. Aku sudah membicarakan dengan Pak Raditya Prayoga dan Reyhan Dharma Aji. Kami juga masih memikirkan tentang hal ini. Kami masih belum tahu siapa yang membenci bisnis keduanya ataupun bisnisku. Tapi kalau memang benar ada sabotase juga di pabrik perusahaan di Kendal, berarti memang tujuannya adalah aku.
Masalah ini seharusnya hampir mengerucut. Reiko menyadari sesuatu yang mungkin bisa membantu investigasi di Aurora Town City. Tapi, memang dia belum membicarakan apa pun dengan Lesmana.
Justru ....
Reiko : Lesmana, bisa tidak kalau tidak menceritakan masalah ini pada Kakek dan pada papaku?
Lesmana : Anda ingin saya menceritakan ini pada Anda, saja?
Reiko : Untuk sementara seperti itu dulu. Nanti aku akan mencoba menghubungi Roy. Pasti kamu ingat kan sama paklek Hartono?
Lesmana : Roy itu adalah orang kepercayaan dari Reyhan Dharma Aji?
Reiko : Iya benar sekali. Dan aku juga sedang melakukan investigasi dengannya.
Lesmana : Jadi Anda juga sudah mencurigai tentang kejanggalan kebakaran di pabrik?
Reiko : Bukan. Tapi, serangan yang terjadi pada proyek yang kutangani di Aurora City Town. Itu di hari yang sama dengan kecelakaan di pabrik. Itu membuat chaos dan aku rasa kalau memang ada masalah di pabrik dengan waktu kejadian berdekatan pasti pelakunya sama, bukan?
Lesmana pun memikirkan hal yang sama setelah mendengar cerita Reiko.
Lesmana : Saya percaya dengan yang Anda katakan tadi Tuan Muda uda Reiko.
Reiko : Tapi, Kakek akan kesulitan jika kau tidak ikut dengan kami ke Abu Dhabi.
Reiko tahu masalah pabrik ini penting, tapi dia juga memang harus membawa kakeknya dan kini matanya juga masih mengarah ke layar monitor dimana belum ada perubahan banyak karena saat ini masih tengah malam dan Aida masih ada di dalam ruangan sebelah.
Lesmana : Begini saja Tuan Muda Reiko, Bagaimana kalau kakek Anda biar ditemani dengan Waluyo dan Seno?
Reiko : Maksudmu Senopati anakmu?
Reiko tidak bertanya siapa Waluyo karena dia sudah tahu yang dimaksud Waluyo itu adalah Waluyo yang mana.
Lesmana : Iya Tuan Muda. Seno biar bisa membantu Anda mengurus kebutuhan kakek Anda.
Reiko : Tidak, tidak. Kakekku tidak perlu orang untuk mengurusnya terus setiap saat. Karena Aida ada bersama dengannya dan aku tidak suka kalau Seno terlalu dekat dengan istriku.
Seno usianya masih 25 tahun dan itu adalah anaknya Lesmana. Makanya saran tadi tidak diterima oleh Reiko dan membuat Lesmana pun tersenyum.
Lesmana : Jadi menurut Anda sebaiknya ditemani oleh Waluyo, saja? Saya bisa membangunkannya dan memintanya untuk ikut nanti dengan Anda.
Reiko : Apa Seno sudah bisa bekerja? Karena aku tidak bersama dengan Deni. Aku memintanya untuk menemani Papa, karena Papa pekerjaannya sangat banyak sekali dan bahkan sampai jam segini juga masih lembur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Roman d'amour(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...