Bab 261. KARENA CEMBURU

32 2 1
                                    

"Waduh, Aku minta maaf ya Aida, Aku tidak tahu kalau Kau ada jadwal."

Yang begitu saja tidak tahukah Kau, kalau Dia hanya berpura-pura, Denada?

Jujur saja mendengar yang dikatakan Aida, Radit tidak percaya. Dari penilaiannya terhadap Aida, gadis itu memang bukan tipikal orang yang mudah melupakan janji dan hal-hal penting.

Dia yakin sekali ada intrik yang sedang dimainkan oleh Aida di sini dan ini semua adalah skenario dari Reiko.

Tapi tentu saja setiap orang punya kelemahan. Sama seperti Aida yang tadi Dia lupa tentang janjinya pada Reiko untuk membuat excuse pulang dalam waktu tiga jam.

Aida sangat senang sekali menggambar. Dia punya teman menggambar, yaitu Riri dan Nada sangat ramah padanya. Kehangatan di rumah keluarga Raditya ini membuainya terlalu lama. Sampai saat ini, Aida merasa kikuk sendiri, tak tahu juga apa yang ada dalam benak Pria yang masih duduk di meja makan itu yang tanpa ekspresi.

Bahkan Aku menyuruhnya memakaikan make up dan masak. Sepertinya, Dia juga kurang suka melakukan itu.

Aida juga menyadari ini dari tadi. Tapi Dia tak ada pilihan, karena memang bibirnya sudah bicara seperti itu dan tadinya Aida ingin minta maaf pada Reiko saat mereka sudah pulang.

Ini juga yang membuat Aida kesal pada dirinya sendiri karena sudah bermulut besar.

Tapi bukan hanya perasaan Reiko sekarang yang harus dijaga oleh Aida.

"Mbak Nada, ndak apa-apa kok. Bukan salahnya Mbak Nada, Saya juga lupa sama jadwal Saya."

Aida makin serba salah. Dia yang sempat teledor, jadi membuat dirinya tak enak juga pada Nada yang sudah menunjukkan raut wajah merasa tak enak.

Aida tentu tak tahu, apa yang ada di dalam hati Nada. Semua hanya berdasarkan prediksinya saja.

"Kalau begitu, Kau harus segera pulang sekarang bukan?"

Ada ragu dalam hati Nada ketika melepas Aida. Tapi Dia juga tidak mau melarang Aida yang sudah mengangguk menandakan dirinya harus pergi.

"Ingat, kalau butuh apa-apa telepon Aku ya, Aida! Aku ini adalah sahabatnya Farhan. Aku ini sudah seperti Kakaknya Farhan. Jadi, kalau Kamu butuh sesuatu Kamu bisa bilang sama Aku. Jangan sungkan ya!"

Makin cemas hati Nada ketika mendengar sahabat suaminya itu mengantar Aida dan Reiko keluar rumahnya sambil mengutarakan kalimat itu.

"Terima kasih Mas Dimas. Permisi Mbak Nada, Pak Raditya. Maaf kalau Saya banyak merepotkan."

Dimas melambaikan tangannya pada Aida tanpa rasa bersalah. Nada tahu kalau Aida kikuk di dalam sana saat membalas ucapan Dimas tadi. Nada tahu, Aida sedang dalam dilema. Tapi kalau Dia tidak membalasnya, Dia juga orang yang memiliki budi pekerti dan tahu sopan santun. Tak mungkinlah Aida cuek terhadap Dimas.

"Kau tidak seharusnya berlebihan begitu padanya. Kasihan Dia, Dimas!"

Nada tak tahu harus bicara bagaimana lagi. Tapi Dia memang cemas dan khawatir dengan kondisi Aida. Makanya setelah mobil Reiko pergi meninggalkan rumahnya, istri Radit itu menegur Dimas.

Anak-anaknya sudah dibawa oleh pelayan dan Bi Ningsih untuk bersiap tidur.

Ganti baju, membersihkan diri mereka dan tentu saja pelayan di rumah Nada akan menemani 3R sampai Nada datang ke kamar mereka.

Dan yang berada di luar rumahnya ini hanya dirinya, suaminya dan Dimas.

"Biarkan sajalah! Kan kita juga tahu bagaimana busuknya Byakta! Kau jangan berlebihan Denada."

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang