Sudahlah, semua kacau balau! Dia pasti melihat Mas Reiko sama aku, kan? Dan dia pasti benar-benar berpikir kalau aku memang pembantunya Mas Reiko yang merebut Mas Reiko dari istrinya. Ini semua salahku, karena aku juga yang memperkenalkan diriku adalah pembantu di rumah itu saat pertama kali bertemu dengannya!
Aida melihat pria bermasker itu melewatinya. Tapi, tentu saja Aida tidak bisa memanggilnya dan memperjelas semua yang terjadi.
Yang ada dirinya sekarang hanya ingin menangis menyesali semua yang sudah dikatakannya.
Bagaimana jika kesalahpahaman ini akan merembet ke masalah lain nantinya?
"Ai, kenapa kamu? Ada masalah kah saat mengerjakan soal ujiannya?"
"Eh, nggak!"
"Kok keliatan stress banget? Kan sudah kubilang harus pede!"
"Ndak ada masalah kok Mas Reiko, beneran ndak ada. Aku ndak apa-apa, yuk kita cepet-cepet pulang."
"Kamu kok nggak mengomentari bunga yang aku bawa tadi?"
Masih sempet-sempetnya Reiko bertanya begini.
Gemas sudah hati Aida sebetulnya.
Tapi, Reiko tidak bisa disalahkan apa pun soal ini, karena memang dia tidak tahu yang terjadi pada Aida dan gadis itu tak ada niat cerita juga.
"Bunganya bagus, Mas Reiko. Dan ini pertama kalinya aku dapat bunga!"
"Hmm, gak usah kamu bilang, jelas aku tahu karena aku adalah pria pertama untukmu, kan? Aku akan selalu jadi yang pertama untukmu!"
Dia yang pertama untukku, tapi dia ini kan barang second! Masa iya Tuhan tega kasih aku bareng second, sih? keluh hati Aida saat melihat Reiko pun senyum-senyum selepas bicara.
Tapi, dia tak berani menegur dan menyeletuk seperti itu, karena masih menjaga perasaan hati Reiko.
"Itu bunga akan kita tanam di nature space, Ai!"
"Oh, jadi bunga ini bisa ditanam di sana, Mas?"
"Iyalah. Mawar itu kan diperbanyak dengan cara distek. Dan aku sengaja memberikan bunga mawar beraneka warna itu supaya kamu bisa menanamnya di nature space, memberi warna di sana dan kamu bisa mengenang kalau bunga itu adalah bunga pertama pemberianku!"
Tak tahu Aida harus bagaimana menanggapi ucapan Reiko barusan.
Dia membiarkan Aida menanam sesuatu di tempat yang sangat disukainya? Bukankah itu tempat favorit yang selalu dijaganya?
"Kenapa kamu malah senyum-senyum begitu?"
"Kenapa aku tidak melihat ada bunga di nature space? Apa Mas Reiko memberikan jenis tanaman lain untuk Ratu Lebah?"
"Hei, kenapa malah bahas ini?"
Reiko bicara sambil berjalan bersama Aida menyusuri koridor yang mengarah ke parkiran mobilnya.
"Ya, soalnya aku ndak lihat ada bunga di nature space. Berarti kan Mas Reiko kasih tanaman lain buat Ratu Lebah, bukan? Supaya dia bisa ditanam di sana?"
"Hahaha!" Reiko paham maksud Aida. "Bunga pertama yang aku berikan pada Brigita itu bunga tulip. Dan itu jamanan aku dulu masih kuliah. Gak mungkin aku menanamnya di sana. Apartemenku juga belum jadi."
"Jadi Mas Reiko menyuruhku pertama kalinya menanam di sana?"
"Iyalah! Kamu harus menanam mawar pemberianku di sana, supaya kamu selalu ingat aku kalau kamu melihat nature space itu!"
Aku dipaksa terus mengingat dirinya, sedangkan dia bebas mengingat aku ataupun ratu lebahnya. Apa begini cara dia mengikatku? Dia benar-benar ingin mempoligami kami, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romans(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...