Bab 331. POLIGAMI

42 7 1
                                    

"Kau bilang apa padanya?"

Ibra sebenarnya tidak terlalu ingin membahas ini sekarang, tapi melihat senyum di wajah Reiko jelas saja dia semakin ingin mendengar penjelasan Reiko dan tidak terlalu terburu-buru melangkah menuju ke masjidnya.

"Ya, aku sudah bilang padanya kalau aku punya perasaan padanya. Meski aku belum tahu gimana perasaanku tapi itu sesuatu yang lain dan tadi malam aku tidur dengannya, Bang."

Senyum itu merekah, tapi malah membuat Ibra mengerucutkan bibirnya.

"Kau berhasil?"

Reiko tahu apa maksudnya dan dia sudah menggelengkan kepalanya.

"Nggak berhasil sih, Bang. Tapi, dia udah mau menerima aku, tapi masalahnya dia masih ngebahas masalah pernikahan kontrak yang aku buat dengannya."

"Lah, Masya Allah jadi kau buat pernikahan kontrak dengannya?"

Reiko terpaksa memberitahukan pada Ibra dan dia juga menunjukkan handphonenya di mana ada data perjanjian yang ditandatangani Aida termasuk butir-butirnya.

"Waduh ternyata udah sejauh ini kau!" Ibra jujur saja gemas setelah dia membacanya.

Waktu iftar tinggal seperempat jam lagi.

Dan mereka memanfaatkan ini untuk mengobrol di ruangan Ibra.

"Ya gitu deh Bang, soalnya dulu aku mikirnya dia itu bukan wanita baik-baik dan dia hanya ingin uangku. Lagipula, aku juga masih mencintai Brigita. Aku tahu kebutuhannya akan uang karena pendidikan adik-adiknya, jadi semuanya ya berjalan seperti yang Abang lihat itu."

Reiko jarang sekali bercerita pada orang.

Tapi, ucapan Ibra kemarin memang sedikit banyak mengganggu pikirannya. Apalagi setelah dia bangun dari ketidurannya.

Reiko yang melihat dirinya sendirian di ruang kerja sempat berpikir banyak dan inilah yang membuat dirinya memutuskan untuk menyusul Aida ke dalam kamarnya.

"Jadi, sekarang dia tetap pengen kau menyembunyikan hubunganmu dengannya dari Brigita?"

Reiko pun sudah menjelaskan tanggapan Aida ini makanya dia mengangguk saat Ibra mengambil kesimpulan.

"Terus kau bakal melakukan seperti yang dia inginkan?"

Di sini Reiko diam dulu sejenak.

"Aku tahu sebenarnya aku harus bertanggung jawab dan aku harus bilang ke Brigita. Cuman aku takut Bang kalau aku udah ngomong sama Brigita, tapi hatiku masih nyeleweng ke Brigita saat dia meninggalkanku karena marah. Dan yang ada aku malah main belakang dari Aida. Terus aku malah sering jalan sama Brigita di belakangnya. Aku takut malah aku jadiin Brigita wanita ketiga di hubungan kami nantinya dan ini bukannya akan lebih menyakitkannya, lagi? Sepertinya itu yang dia pikirkan juga, Bang."

Reiko menceritakan permasalahan terbesarnya.

Dan ini juga dimengerti oleh seseorang yang ada di hadapannya.

"Jadi kau mencintai mereka berdua?"

Lagi-lagi anggukan kepala Reiko pun terlihat.

"Ada kelebihan dari Aida yang aku nggak dapet dari Brigita, Bang. Dia itu perhatian banget sama aku dan dia mau ngikutin maunya aku, terus dia juga nggak terlalu sibuk Bang, jadinya dia bisa ngurus aku."

Reiko diam sejenak dan kemudian dia menunduk.

"Brigita itu kan sering banget keluar dan kebanyakan aku yang lebih banyak manjain dia daripada aku yang merasa diperhatiin. Tapi aku punya banyak impian dengan Brigita yang mau aku wujudkan. Aku juga nggak bisa ngelepasin dia, karena aku sangat mencintainya Bang dan udah janji akan sehidup semati dengannya."

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang