Bab 217. CHUAAKZ!

39 3 1
                                    

"Hahaha, Aku tahu dari wajahmu Kamu pasti ke-geer-an!"

Reiko yang sudah sampai di dapur pun kembali terkekeh membayangkannya.

"Tapi, Kamu pintar juga untuk gak langsung percaya. Cuma Aku yakin sekali, kalau Kamu pasti percaya, hahahah!"

Sungguh Dia benar-benar menahan geli dari tadi dan memang Reiko sangat pandai sekali bersandiwara, sehingga di dalam ruang kerjanya Dia terlihat cool.

"Dan seharusnya, Kamu tahu kalau tidak mungkin Aku menganggapmu menjadi Istriku betulan, karena di hatiku cuma ada Bee."

Sudahlah tak jelas, bagaimana jalan pikiran Reiko.

Candaan itu memang benar-benar masuk ke dalam hati Aida, meskipun Dia tetap berusaha untuk tetap berpikir waras.

Aku tahu, tadi Kamu tuh senyum-senyum sendiri, pasti Kamu kepikiran bukan tentang ruangan itu?

Untuk yang satu itu Aida missed. Isi hatinya terbaca. Saat tadi Aida sedang duduk di sofa bed dan berdzikir, Reiko memperhatikan sekilas Aida yang tersenyum namun gadis itu segera mungkin menghilangkan senyum di bibirnya dengan gelengan kepalanya dan berusaha untuk fokus, memejamkan matanya. Bahkan tak menyadari Reiko sempat meliriknya.

Itulah kenapa, Aku tak membiarkanmu ke kamarmu. Aku tak bisa menangkap basah, karena pasti sulit sekali mengintip wajahmu. Kursiku membelakangi tempat tidurnya. Beda dengan ruang kerja. sofa bed itu di hadapanku!

Selain pegal pinggangnya, Reiko juga memang punya niatan lain. Tapi Aida tentu tak tahu.

Hahaha, ini juga yang membuatnya terkekeh lagi.

Jadi benar, dua bulan yang lalu itu kamu cemburu padaku kan? Heish, bocah!

Reiko sudah 99.9% yakin tentang dugaannya ini.

Fuuh, Sudahlah terserah kamu saja kalau mau berpikir apapun, yang penting aku tahu kamu ke ge-er an! Reiko tak mau melanjutkan pikirannya hanya saja dia teringat sesuatu.

SAYA TAK PERNAH BERMIMPI DI SENTUH PEZINA PAK! JIJIK SAYA DAN DEMI ALLOH SAYA NDAK PERNAH INGIN BAPAK MENYENTUH SAYA!

Cih, tapi kutahu, Kamu mengharapkan Aku menyentuhmu kan? Secara tak langsung Kamu menginginkan Aku! Lihat saja, Aku akan buktikan kalau apa yang Aku pikirkan ini benar! Tak perlulah sok suci padaku!

Tak tahulah apa niat Reiko berpikir begini.

Haaah, yang penting sekarang Aku selamat. Kalau suatu saat Kamu diajak bicara sama Kakek, karena kalian sudah terlalu dekat, Aku tidak akan disalahkan. Aku benar menunjukkan ruangan itu dan yang penting Kakek makin percaya padaku, modal untuk Bee tetap aman selama hati Kakek senang.

Itu pula yang ada di dalam pikiran Reiko saat dia membaca satu menu di pintu kulkas, sambil pikirannya juga berkelana.

Bagaimanapun sudah banyak yang Aku lakukan bersama Bee. Dan Dia adalah segalanya untukku. Nggak mungkin perasaanku beralih padamu begitu saja, dalam mimpi pun gak mungkin!

Namun kini hatinya juga merasa resah tentang sesuatu yang tidak bisa dikatakannya, saat Reiko memotong bahan makanannya.

Tadi malam, itu semuanya terbawa suasana, karena Aku nggak sengaja nonton. Tadi pagi itu, Aku cuma pengen lihat bener nggak Kamu haid. Soalnya nggak meyakinkan. Kalau soal Aku ingin Kamu rekonstruksi ... sssh, Kamu kan penyakitan dan seharusnya Kamu menerima itu, karena Aku menolong untuk membuat tubuhmu jadi lebih baik.

Reiko sempat mikir dulu beberapa menit sebelum menyimpulkan pernyataannya soal rekontruksi.

Masalah kemejaku, itu juga Aku iseng ngomong gitu biar Dia mau pake aja kemejaku dan Aku gak cape-cape ambil bajunya.

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang