Ibra : Heish, Reiko boleh aku bisikan sesuatu yang penting padamu?
Ibra sudah mendengar rencana Reiko kalau dia ingin pergi saja dan tidak mau menemui Aida.
Tapi, saat itu juga Ibra tidak mau menyerah.
Reiko : Tapi, dia sudah bilang begitu Bang. Mau bisikin apalagi?
Ibra : Gini, di tengah lautan. Markas besar jin dan setan. Di sana tempat raja iblis yang dulu membuat Adam dan Hawa tergoda berada. Dia mengumpulkan semua cucunya, cicitnya dan semua golongan setan dan jin. Tujuannya hanya satu, dia ingin tahu apa yang sudah mereka lakukan untuk membuat manusia berbuat dosa.
Reiko : Bang nggak usah ceramah dulu deh.
Ibra : Dengerin dulu, jangan banyak omong.
Ibra tak mau tahu. Tapi, Reiko juga lagi pusing jadi dia tidak banyak berargumen dan terpaksa harus merelakan telinganya mendengar cuap-cuap dari sahabat dekatnya itu.
Ibra : Satu persatu setan mulai melapor dan jin juga termasuk iblis. Mereka cerita mulai dari membuat pertengkaran ibu dan anak. Ada juga yang bercerita berhasil membuat seorang alim minum minuman keras, ada juga yang bercerita berhasil menipu. Banyak juga yang bercerita berhasil membuat manusia saling membunuh. Macam-macam. Semua diterima oleh raja iblis hingga ada satu yang terlambat datang dan dia terengah-engah sendirian di mana semua menertawainya karena dia terlambat melapor.
Reiko : Emang yang dilaporin apa, Bang? Penting gitu?
Ibra : Sebenarnya raja iblis ingin marah padanya karena dia tidak on time. Lalu dia ditanya apa yang sudah dia perbuat untuk membuat manusia menjadi pengikut mereka di neraka. Setan itu pun mulai bicara kalau dia berhasil membuat suami menalak istrinya. Dia berhasil menghancurkan satu keluarga dan saat itulah raja iblis tersenyum lalu menyuruhnya duduk di sampingnya. Dia adalah orang yang dihormati pada hari itu.
Reiko : Udah nge-dongengnya, Bang?
Ibra : Itu bukan dongeng tau.
Reiko : Lah emang Abang pernah ketemu sama Raja iblis?
Ibra : Banyak cerita-cerita seperti itu kalau kau memang mau membacanya. Tapi kan kau memang dari dulu hanya doyan menggambar desain lalu membaca buku-buku desain interior. Cobalah balance antara akhirat dan duniamu.
Reiko : Ah sudahlah Bang, kepalaku pusing Bang.
Ibra : Temui dia. Saranku temui dia sebelum kau berangkat daripada kau menyesal nanti. Assalamualaikum.
Ibra memang ingin menelepon tadinya ingin mengucapkan selamat jalan untuk Reiko tapi dia jadi cerita panjang lebar seperti ini.
Pria itu tidak mau memikirkannya.
Hanya saja ada sesuatu yang membuat kepalanya pening sekarang.
"Mungkin aku harus bertemu dengannya dulu sebentar? Ibra benar. Daripada aku nggak jelas seperti beberapa bulan yang lalu di Abu Dhabi."
Waktu itu Reiko masih bisa bekerja dengan tenang dan fokus karena dia belum mengutarakan rasa di hatinya.
Tapi sekarang dia sudah punya rasa. Dia tidak bisa meninggalkan Aida begitu saja dengan rasa khawatirnya yang besar seperti sekarang ini.
Karena itulah.
Tok tok tok
Reiko mengetuk kamar Aida.
Tapi karena tak ada jawaban ....
"Tak dikunci?"
Dia berbisik lirih dan hanya bisa didengar oleh telinganya sendiri saat tangannya membuka pintu dan melihat isi ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romance(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...