"Mas Reiko."
Telepon sudah mati, tapi Reiko masih mengamati layar handphonenya dan tanpa bicara apa pun.
Karena itulah Aida tadi menegurnya.
"Kamu tidur, Ai, udah malem."
Dan sebagai respon, dia malah bicara begini dan menaruh handphonenya di atas nakas.
Matanya kembali menatap wanita di sampingnya.
CUP.
Dan satu kecupan sudah diberikan Reiko di dahinya.
Begitu lembut dan sikapnya juga sama sekali tidak menyakiti Aida.
Hanya saja wajahnya memang tidak ada senyum. Tapi terlihat kalau dia tidak juga kesal pada Aida.
Sesuatu yang datar mendekati ke perasaan bersalah dan itulah yang bisa dipikirkan oleh Aida melihat mimik wajah itu.
Menimbulkan perasaan tak enak juga padanya.
"Mas Reiko, maafkan aku ya."
Rasa ini juga yang membuat Aida jadi serba salah dan dia membuka tangannya kembali memeluk pria itu.
Hubungan mereka memang bukan sebuah hubungan yang mudah. Dua-duanya masih menyimpan sesuatu yang membuat mereka satu sama lain tidak bisa bebas.
Kata-kata Reiko menimbulkan insecure sendiri bagi Aida.
Dan yang pernah diucapkan oleh Aida juga menimbulkan rasa bersalah sendiri bagi Reiko.
Kalau saja aku mengenalmu dengan cara yang lebih baik lagi di awal. Mungkin tidak akan seperti ini jadinya dan tidak akan membuat semuanya jadi sulit macam ini.
Kata orang menyesal itu selalu belakangan. Dan ini pula yang dirasakan oleh Reiko.
Dia mengumpat seperti itu dalam hatinya, di saat Aida masih ada di dalam dekapannya.
Semua ini harusnya adalah sesuatu yang mudah.
Reiko sudah tahu kalau Aida menyukainya dan dia juga sudah tahu kalau dirinya juga menyukai wanita itu, lalu apa sekarang penghalangnya?
"Ai ....''
"Iya, Mas?"
Aida menjawab tanpa berani mengangkat wajahnya untuk menatap Reiko. Dia masih ada di dalam dekapan pria itu dan memilih untuk bersembunyi saja sambil mendengarkan apa yang mau disampaikan oleh orang yang memeluknya.
"Tidur gih. Udah semalaman kamu nggak tidur."
Aida tahu yang tadinya ingin mereka lakukan bukanlah tidur. Tapi pria itu malah menyuruh seperti ini.
Makin membuat Aida merasa bersalah.
"Maaf Mas Reiko, tadi aku tidak mau membahas masalah yang Mas Reiko katakan waktu itu, tapi aku tuh tadi nervous banget. Jadi aku bingung sendiri harus kayak gimana. Terus aku kepikiran soal itu, jadinya bikin aku makin nggak enak hati."
Setelah yakin perubahan sikap Reiko itu karena apa yang dikatakannya, Aida pun memilih untuk meminta maaf saja daripada memperparah perasaan yang tidak enak di dalam hati Reiko.
"Kamu lihat kalau kamu minta aku jujur padamu maka ini akan nyakitin diri kamu sendiri. Aku ...."
"Mas Reiko merasa tidak enak padaku karena harus bicara dan bersikap romantis sama ratu lebah, ya?"
Aida memberanikan diri mendongak dan menatap Reiko yang sebetulnya tak ingin mengangguk, tapi gerakan kepalanya itulah yang sudah menunjukkan kalau dia membenarkan ucapan Aida.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romantik(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...