"Heish, aku ini kan pria dewasa, Bang!"
Lagi-lagi jawaban yang membuat Ibra spaning.
"Ah kau ini memang dari dulu tidak bisa menjaga dirimu sendiri!"
Gemas Ibra mendengar ucapan dari sahabatnya. Dia tadinya sempat berprasangka.
Tapi anak ini memang suka bercanda, kan? Tak mungkin kan dia melakukan hal bodoh macam itu dengan wanita diluar nikah?
Ibra pikir-pikir ulang, karena memang Reiko bukan orang yang tergila-gila dengan wanita sejak SMA. Punya pacar mungkin saja, tapi tidur dengan wanita?
Dia tak terlalu yakin dengan sikap penjagaan Reiko pada setiap wanita yang mendekatinya di SMA.
"Aida itu anak yang manis loh! Dari caranya berpakaian, dari caranya bersikap, dia bisa jadi surgamu di dunia dan di akhirat bodoh!" keluh Ibra gemas.
Heish, dia belum lihat aja pakaian wanita ini dulu seperti apa? Kuno! Aku yang mengganti semua pakaiannya jadi lebih baik sekarang dan sedikit bermode! Dan surga apa tanpa dua keistimewaan? bisik hati Reiko saat bibirnya bicara ....
"Ya kan aku sudah cerita padamu sih, Bang!"
Tentu saja obrolan ini tidak akan terdengar oleh para wanita itu, karena mereka sekarang sudah ada di ruang kerja Ibra. Anak-anak Ibra juga tidak ada di rumah semua.
Yang besar ada acara di sekolahnya di SMA, tiga anaknya yang lain juga masih ada acara eskul Pramuka di SD. Jadi bebas mereka mengobrol.
"Yang mana? Cerita apa?" Ibra bingung. Maklum saja dia ingat cerita Reiko banyak sekali. Memang mereka menelepon tidak sering-sering, tapi sekalinya menelepon itu lama.
"Yang aku cerita itu loh! Aku menikah karena dijodohkan oleh kakekku waktu aku bilang kalau aku butuh bantuanmu!"
"Oh ya! Sama Romo Adiwijaya? Dan dia betulan ga punya itu?"
"Hmmm!" Reiko mengangguk.
"Karena masalah itu?" tangan Ibra bergerak membuat setengah lingkaran dua-duanya di depan tubuhnya.
"Hmmm!"
"Heish, itu sebenarnya aib istrimu! Kalau kau bukan sahabatku pasti aku akan memarahimu karena menceritakan tentang itu padaku! Anggap aja aku menasihatimu karena aku menyayangimu."
"Haah, tapi kan aku menceritakan yang sebenarnya, Bang. Memang dia sudah tidak punya itu."
"Apa nggak ada cara perbaikan gitu? Mungkin kau bisa jatuh cinta dengan yang lain dari dirinya?" bujuk Ibra.
Aku juga heran kenapa aku bisa jatuh cinta padanya. Tapi aku tidak mungkin kan bilang padanya kalau aku mencintainya, sedangkan hatiku juga masih tak jelas. Aku sudah punya Bee!
Saat ditanya begitu, Reiko memang tidak menjawab sehingga Ibra mencoba menjelaskan sesuatu lagi padanya.
"Sayang loh, Reiko! Dia itu sepertinya gadis baik-baik dan mungkin saja dia bisa menjadi pelabuhan terakhir untukmu."
"Entahlah!" Reiko mengangkat bahunya.
"Aku sudah menyuruhnya untuk rekonstruksi payudara, tapi dia gak mau, Bang!"
"Ya mungkin kau bisa bicara dengannya baik-baik. Kalau dia tahu itu untuk kemaslahatan hubungan kalian berdua, masa dia mau menolak?"
"Sudahlah!" Reiko malas membahas ini.
"Aku baru cerita padamu berapa hari yang lalu juga soal aku menikahinya. Belum ada sebulan. Tapi sekarang kau malah menghakimiku!" Reiko bersungut karena kini penat sangat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 201 - Bab 400)
Romance(Baca dulu Bab 1-200) "Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria...