Bab 285. IBU TAHU?

34 3 1
                                    

"Hmm, cepet diangkat."

Lingga menuruti apa yang diperintahkan oleh Reiko

Lingga: Mbak Aida. Udah selesai les IELTS ama TOEFL-nya? Aku udah ama Mas Reiko ni, nungguin cewek-cewek masih ganti baju, basah abis main arung jeram.

Tapi Lingga justru mengangkatnya di loudspeaker.

Aida: Arung jeram?

Lingga: Iya, maaf ya Mbak Aida jangan marahin Mas Reiko. Tadi itu pas Mas Reiko jemput kita dan mau nganterin aku ke kosanku, eh si Lestari minta pergi ke Dufan jadi Mas Reiko yang emang selalu baik banget, jadi dia ngikutin maunya Lestari. Tapi sebenernya kita semua juga mau deng. Hehehe, aku juga kan belum pernah ke Dufan kan, Mbak.

Dia menjemput dan membawa keluargaku ke Dufan? Maksudnya apa? Ish, apa-apaan dia? protes Aida di dalam hatinya.

Aida: Maksudnya apa sih kalian merepotkannya begitu? Dia sibuk banget loh.

Lingga: Hehe, Mbak Aida ni, gapapa to suaminya deket ama kita sebentar. Orang kata Mas Reiko ndak sibuk kok.

Aida: Cih. Gak sibuk gimana? Dia itu....

"Suruh temanku yang bersama dengannya anterin ke dufannya. Mbakyu-mu nggak tahu jalan."

"Eh Mbak Aida lagi sama temennya Mas Reiko?

"Ya, tadi juga aku kan sudah bilang pada ibumu kalau dia bersama dengan Pak Dimas."

Jadi dia sudah tahu aku sama Mas Dimas? Waduh makin gawat. Dia ngomong apa sama Ibu? Dan Ibu percaya banget sama dia kan. Habis aku nih. Haduuuuuuh, bisik hati Aida kini merasa ngeri sendiri.

Memang Reiko selangkah lebih maju dan ini membuat hati Aida semakin kecut.

Dan dari tadi diperhatikan, memang Reiko tidak memanggil Aida seperti biasanya.

Kata-katanya tadi pada Lingga MbakYu-mu. Dari tadi dia tidak menyebut juga nama Aida, ke ibunya Aida juga. Hanya pernyataan istriku.

Entah maksudnya apa. Dia juga tidak mengklarifikasi apapun ke dalam benaknya.

Lingga: Mbak Aida tadi....

Aida: Ya sudah aku sudah dengar kok. Nanti aku langsung ke sana dan nanti kalau sudah ada di gerbang Dufan aku akan kabarin kamu lagi ya.

Lingga: Ya udah kalau gitu. Kita tunggu di sini ya. Mbak Aida jangan ngambek ya, nanti juga bisa main yang lainnya kok bareng-bareng. Kita main duluan tapi, hehe.

Candaan dari Lingga yang mana tahu kalau mereka berdua sedang ada masalah.

Aida: Hmmm, iya aku nggak ngambek. Gih, sana kalau mau main. Biar Ibu sama yang lainnya pulang nggak terlalu malam. Nanti bus-nya gimana?

Lingga: Orang sama Mas Reiko nggak boleh kok naik bus. Tadi juga Ibu dimarahin gara-gara naik bus sama Mas Reiko. Padahal Ibu pilih bus juga kan gara-gara Mbak Aida yang ngasih saran toh?

Memang dia pikir keluargaku harus naik apa? Pesawat jet seperti dirinya? Aish, pandai saja dia berpura-pura. Tapi aku tak bisa melawan sepertinya karena dia sangat dipercaya sama Ibu. Dan Kenapa juga Lingga bilang aku yang nyaranin? Aida menggerutu di hatinya.

Aida: Ya udah, sampai ketemu ntar.

Setelah menghempaskan napas pelan Aida menatap teleponnya yang sudah tak lagi tersambung pada Lingga.

"Biar kutebak. Karena kau tidak menghubungi keluargamu lebih dulu, Reiko lebih dulu menghubungi mereka dan sekarang sudah bersama keluargamu?"

Senyum Aida muncul dan dia mengangguk malu-malu.

Bidadari (Bab 201 - Bab 400)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang