07. Ini foto siapa?

601 60 3
                                    


.
.
.
.
.
Jion memasuki kamar Hoshi setelah semua sahabatnya pamit pulang, dia harus memastikan adik kesayangan nya itu baik-baik saja.

Jion melihat Hoshi sedang berbaring di karpet sambil melihat sesuatu dari laptopnya, didengar dari suaranya sepertinya sang adik sedang menonton kartun bocah nakal dan beruang.

"Dek." Hoshi melirik sekilas pada Jion dan kembali fokus pada laptopnya.

"Ada tugas dari bu Inggar? Udah dikerjain?" Jion kembali bertanya saat melihat buku yang terbuka di atas meja belajar.

"Udah." Jion tidak keberatan dengan jawaban singkat Hoshi, karena dia tau pasti jika Hoshi tidak suka diganggu saat sedang menonton kartun kesukaannya itu.

"Jangan terlalu dekat lihat nya." Jion akhirnya memilih duduk di belakang tubuh Hoshi dan mengelus kepala sang adik.

"Riku mana?" Jion tersenyum mendengar pertanyaan Hoshi, karena memang biasanya Riku akan ikut masuk dan menghabiskan waktunya di kamar Hoshi.

"Riku lagi nganter temen nya pulang, mau di telpon?" Hoshi menggeleng.

"Gak usah, paling lagi pacaran." Jion terkejut mendengar jawaban Hoshi, bagaimana mungkin adiknya itu tau jika Riku memang mengantar pacar nya pulang.

"Riku cerita kalau dia punya pacar?" Hoshi menggeleng, meskipun tatapannya masih fokus pada layar laptopnya namun bagi Jion Hoshi terlihat polos.

"Udah makan?" Hoshi mengangguk sambil menunjuk nampan yang terdapat beberapa piring di atasnya.

"Tadi udah makan ayam krispi." Jion tersenyum, dia senang saat Hoshi bisa membagi fokusnya seperti sekarang.

Selama ini Jion seperti berbicara pada patung saat Hoshi sibuk menonton kartun, karena Hoshi sama sekali tidak akan menjawabnya.

"Ya udah, habis ini udahan dulu nonton nya, udah jam sembilan itu, inget janji nya sama mama." Hoshi merengut namun tetap menuruti ucapan Jion.

"Abang ganti lampu nya ya? Mau langsung tidur?" Hoshi hanya mengangguk, entah kenapa dia tiba-tiba malas mengeluarkan suara. Jion tersenyum dan segera menyalakan lampu tidur sebelum mematikan lampu kamar Hoshi, Jion harus memastikan kamar sang adik tidak benar-benar gelap.

"Abang ke kamar ya, kalau ada apa-apa langsung panggil abang." Jion menunjuk sebuah bell yang akan langsung terhubung ke kamar nya, Hoshi pun hanya mengangguk. Sudah satu minggu dia diperlakukan seperti ini.

"Selamat tidur dek, mimpi indah."

*****

"Riku, gimana kabar Ochi?" Riku menatap ke arah Irvin yang duduk dihadapan nya.

Ya, Riku memang tidak langsung mengantar Irvin pulang, itulah kenapa mereka berakhir di cafe saat ini.

"Hoshi baik." Irvin tersenyum.

"Oh si gemoi sedang dalam kondisi normal?" Riku mengangguk.

"Kalau gak gitu mana pernah bang Jion bolehin bang Keenan nginep."

"Tapi ya, aku rasa ada yang beda sama Hoshi." Alis Irvin menukik bingung.

"Hah? Beda gimana?" Riku menghela nafas panjang.

"Dia lebih sering ada di luar kamar, dia juga bilang kalau dia mau berubah." Irvin semakin bingung dengan ucapan kekasihnya itu.

"Terus apa masalah nya? Bukannya itu bagus? Hoshi mulai bisa melupakan traumanya." Riku kali ini terdiam, memang tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Hoshi, tapi Riku merasa kehilangan.

"Aku tau itu baik, tapi aku merasa kehilangan. Hoshi ada di hadapan ku, bisa aku peluk dan aku ajak bercanda tapi rasanya aku kehilangan dia." Irvin kembali tersenyum lembut saat mendengar ucapan Riku.

"Itu hal biasa Riku, selama sepuluh tahun ini kalian lebih sering berinteraksi dengan sisi Ochi. Little space Hoshi itu memberikan kalian perasaan bahagia yang setelah perubahan Hoshi karena kejadian itu, kalian lebih sering melihat Hoshi bersikap seperti anak berusia lima tahun, itu yang membuat kamu merasa kehilangan."

"Tapi Vin–"

"Riku, keluarga kalian mungkin tidak akan pernah keberatan atas kondisi Hoshi selama ini, bahkan sekalipun kalian menjaga Ochi hingga tua nanti, tapi bagaimana dengan Hoshi?" Riku di buat tidak bisa berkata-kata oleh Irvin.

"Pernah gak kamu ngelihat dari sisi Hoshi? Kamu gak pernah tau apa yang ada di pikiran anak itu Rik, bisa aja Hoshi berpikir kalau selama ini dia udah nyusahin kalian, dia bisa aja berpikir kalau dia gak bisa tenggelam dalam ketakutannya selama nya."

"Hoshi tetap memiliki pemikiran dewasa saat dia dalam kondisi normal, dia tetap akan memikirkan masa depannya."

"Riku, kamu gak perlu khawatir. Kalau Hoshi mau berubah, tugas kita itu dukung dia." Riku menatap sendu pada Irvin kali ini.

"Aku takut kalau kejadian itu bakal keulang lagi Vin, aku gak bisa bayangin gimana Hoshi kalau hal itu kejadian lagi." Irvin menepuk pundak Riku beberapa kali.

"Ya kamu harus jaga dia Riku, kalau dia minta keluar dari mansion, tugas kamu jaga dia. Kita akan ada kemana pun Hoshi pergi, kamu gak sendirian, aku pasti bakal ikut jaga si gemoi itu." Riku akhirnya bisa tersenyum tipis setelah mendengar ucapan Irvin.

"Gak ada yang perlu kamu takutin, anak-anak gak akan berani nyakitin Hoshi, aku berani jamin itu. Yang ada nanti Hoshi bakal jadi boneka unyel-unyel nya si kembar kalau sampai mereka ketemu."

*****

Keenan memperhatikan foto-foto yang terpajang di kamar Jion, selama ini jika dia menginap maka Jion atau Riku akan mengajak nya menghabiskan waktu di ruang bermain dan berakhir mereka akan tertidur disana.

Ini pertama kali nya Jion meminta Keenan untuk tidur di kamar milik pemuda tinggi itu, jadilah ini pertama kali nya juga melihat foto-foto masa kecil Jion dengan dua anak yang lebih muda.

"Liat apa?" Keenan menoleh saat Jion keluar dari kamar mandi.

"Liat foto-foto lo." Jion mengangguk kecil dan memilih berjalan ke arah ranjang.

"Ini Riku ya?" Jion menoleh sebentar sebelum akhirnya mengangguk.

"Riku pas kecil lucu njir, pas gede lah kok serem." Jion tertawa.

"Riku mah manja nya cuma sama Irvin, kayak gak tau bucin aja." Keenan ikut tertawa pelan, hingga netranya melihat sebuah foto menarik perhatiannya.

"Ini siapa Ji? Bukan lo kan ya?" Jion mengernyit mendengar ucapan Keenan.

"Yang mana?" Keenan menunjuk sebuah foto yang terletak sedikit dibelakang foto Riku.

"Ini? Sumpah imut banget." Jion terkejut saat tau foto siapa yang di maksud oleh Keenan.

"Oh itu foto adek gue." Kali ini giliran Keenan yang menatap Jion bingung.

"Lah lo punya adek? Adek kandung?" Jion mengangguk.

"Iya, jangan bilang lo gak tau?" Keenan menggeleng polos, dan itu benar-benar membuat Jion menggeleng heran.

"Gue kira lo anak tunggal selama ini." Jion berdecak sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya di kasur.

"Udahlah tidur aja, kita ada kelas pagi besok, mana kelas gue selanjutnya full sampai sore." Keena tertawa dan ikut merebahkan dirinya di samping Jion.

"Salah sendiri ambil kelas banyak."

*****

Tbc

*****

Selamat malam
Ada yang nungguin Little Hoshi?
Up nih ya...

Selamat membaca dan semoga suka

–Moon–

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang