66. Jebakan?

236 63 6
                                    


.
.
.
.
.
Seorang perempuan masuk ke dalam gudang yang tidak terpakai dengan angkuh, tangannya terkepal, meskipun dirinya terlihat sangat senang.

"Dimana dia?" Perempuan itu bertanya pada orang suruhannya.

"Didalam, kami sudah menghajarnya karena dia melawan." Perempuan itu tersenyum senang mendengar nya.

"Bagus, aku akan masuk dan jangan mengganggu!" Orang itu mengangguk, karena dia disini di bayar untuk mengawasi.

Perempuan itu segera masuk dan meminta orang-orang yang ada di dalam untuk keluar.

"Wah liat, jalang kecil ini udah gak berdaya, lemah!" Hoshi membuka matanya pelan saat mendengar suara melengking familiar.

"Lo?!" Hoshi mengepalkan tangannya saat tau jika Ratna lah yang menculiknya.

"Ho... Iya ini gue putri kesayangan keluarga Wijaya, emang lo bisa apa?"

Plak

Plak

"Lo itu cuma anak pungut sialan Hoshi, bahkan mama lo juga ngakuin itu." Hoshi menggeleng, tatapannya berubah tajam mendengar ucapan Ratna.

Plak

Plak

Kepala Hoshi tertoleh saat mendapat tamparan dari Ratna.

"Lo ngancem gue, tapi lihat buktinya gue masih bisa berdiri disini." Ratna tertawa remeh saat mengingat ancaman Hoshi, Jion bahkan Riku.

Hoshi terkekeh pelan, tatapannya terlihat meremehkan Ratna, dan itu membuat Ratna semakin marah.

"Lo kira setelah lo ngelakuin ini lo bakal selamat dari keluarga gue? Lo jangan mimpi." Ratna tertawa kencang mendengar hal itu.

"Mereka gak akan tau, karena gue udah pastiin Jion sama orang tua lo gak akan peduli sama lo." Hoshi tersenyum tipis.

"Sayang nya gue akan tetap jadi prioritas mereka." Ratna yang kesal langsung melayangkan pukulan pada Hoshi.

Buagh

Buagh

Buagh

Buagh

Buagh

"T-tolong..."

Buagh

"Tolong... Berhenti..."

Buagh

"Ugh."

Buagh

"Lihat lo gak bakal bisa ngapa-ngapain sekarang!"

Buagh

"Setelah ini Jion bakal jadi punya gue!"

Buagh

"Uhuk... Ugh.." Hoshi memuntahkan darah dari mulutnya saat pukulan Ratna terus tertuju pada perutnya.

"Setelah ini lo bakal mati Hoshi." Ratna berbisik pada Hoshi yang terlihat lemas.

Ratna yang melihat Hoshi lemas langsung meninggalkan ruangan itu.

Hoshi masih sadar namun memang tubuhnya terasa lemas, kondisinya yang belum baik ditambah pukulan yang dia terima.

"Kita lihat lo atau gue yang mati, Ratna." Hoshi bergumam pelan saat melihat seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan, suara laki-laki adalah hal terakhir yang didengarnya sebelum kehilangan kesadarannya.

"Saya sudah mengirim videonya, setelah itu pastikan kami tidak akan terlibat."

*****

Hana histeris saat melihat video yang dikirim oleh nomor tidak dikenal ke ponselnya, di video itu terlihat Hoshi yang sedang di hajar oleh Ratna.

Hana marah, bahkan wanita itu langsung meminta sang suami mencari Hoshi. Beruntung nomor asing itu juga mengirimkan lokasi yang menjadi tempat Hoshi di sandera.

Jion, Riku, Endaru dan Keenan serta Nafian langsung menuju ke yang di maksud, sedangkan Hana di tenangkan oleh Irvin, Nyzan dan Nadhif.

Leo sendiri di minta fokus menjaga Kavi, karena bagaimana pun mereka harus mengantisipasi rencana Ratna.

Hana terus menangis, ada rasa bersalah yang di rasakan Hana karena sempat mempercayai ucapan Ratna tentang Hoshi. Ternyata justru perempuan itu sendiri yang selalu melukai putra bungsu nya.

Disisi lain, para lelaki sudah sampai di sebuah gudang kosong di pinggiran kota, namun ada yang aneh saat mereka sampai, disana sama sekali tidak ada penjagaan.

"Apa ini jebakan? Ini terlalu mudah untuk kita lewati." Riku bergumam pelan, namun dia tidak peduli, yang terpenting adalah menemukan Hoshi.

Jion dan Keenan memeriksa bagian belakang gudang, dimana ada ruangan yang tertutup rapat, dan terdengar suara pukulan dari sana.

Keenan memberi kode pada Jion untuk membuka pintu tersebut, dan langsung diangguki oleh pemuda tinggi itu.

Brak

Ratna yang ada di dalam ruangan tampak terkejut saat melihat kehadiran Jion dan Keenan di sana, terutama posisinya saat ini yang tengah memukuli Hoshi.

"RATNA SIALAN!!"

"HOSHI!!"

PLAK

Tamparan keras diterima Ratna dari Jion, sebelum pemuda tinggi itu melepaskan ikatan di tangan Hoshi.

"Adek... Adek bangun.." Jion beberapa kali menepuk pipi Hoshi, namun sang adik tidak kunjung membuka matanya.

Ratna yang ketakutan berencana untuk kabur, namun Riku dan Nafian lebih dulu menangkapnya.

Sret

"LEPASIN GUE!!"

"LEPASSS...!!" Ratna mencoba melepaskan diri dari cekalan Riku, namun tidak bisa.

"Jion bawa Hoshi ke mobil, kita harus segera ke rumah sakit!" Jion langsung mengangguk saat sang papa memintanya seperti itu.

"Riku bawa perempuan ini ke rumah, dan pastikan dia ada di tempat biasa, dia tidak akan lepas begitu saja." Riku mengangguk kecil.

"Hoshi yang akan menentukan hukuman yang pas untuk jalang ini."

*****

Hoshi langsung ditangani begitu tiba di rumah sakit, kondisinya sangat mengkhawatirkan karena darah yang terus keluar dari mulut nya.

Jion meremas tangannya saat menunggu Hoshi di tangani, dia ketakutan. Rasanya seperti melihat kondisi Hoshi sepuluh tahun lalu, Keenan yang melihat Jion seperti itu hanya bisa menepuk pundaknya beberapa kali.

"Jion!" Jion dan Keenan menoleh saat mendengar suara nyaring Nyzan.

Si kembar berlari ke arah mereka, tentu saja karena mereka sudah mendapat kabar dari Riku jika Hoshi dibawa ke rumah sakit.

Grep

Nadhif langsung memeluk Jion, karena dia tau sahabatnya itu butuh penopang.

"Hoshi pasti baik-baik saja, percaya sama aku dia pasti baik-baik aja." Jion hanya bisa menangguk kecil dan mengeratkan pelukannya pada Nadhif.

"Gue takut Dhif, gue gak bisa liat adek gue luka kayak gini."

Cklek

"Keluarga Hoshi."

Jion segera mendongak saat mendengat hal itu.

"Dokter Mark, Hoshi gimana?" Dokter Mark menatap Jion sendu.

"Kondisinya sang parah, kesadarannya benar-benar menurun, pukulan yang mengenai perutnya yang membuat Hoshi terus memuntahkan darah. Kami akan mengawasi kondisi Hoshi, tapi jika Hoshi belum juga sadar hingga tiga hari kedepan, saya mohon maaf karena harus mengatakan Hoshi dalam keadaan koma." Jion tidak percaya saay mendengar penjelasan dokter Mark.

"Apa bisa Hoshi di tempatkan sekamar dengan Kavi?" Dokter Mark menatap ke arah Endaru dan mengangguk.

"Saya akan segera memindahkan Hoshi ke ruang rawat Kavi setelah ini."

*****

Tbc

*****

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang