51. Berisik

410 82 16
                                        


.
.
.
.
.
Hoshi berbohong pada Leo, dia tidak ke kantor sang papa melainkan langsung pulang ke rumah.

Kepalanya sangat berisik saat tau jika sebenarnya dia masih hidup, dia panik dan dia ingin bertemu Hoshi asli secepatnya. Tapi Hoshi asli tidak pernah bisa dia temui dengan mudah.

Hoshi langsung masuk ke kamarnya begitu sampai di rumah, rumah itu masih kosong seperti saat Hoshi pergi tiga jam lalu.

"Aku masih hidup? Raga ku masih hidup."

"Hoshi ayo ketemu, kamu harus balik ke sini, ayo ketemu sama aku!" Hoshi berguman pelan, pikirannya kacau saat ini.

Jika dia masih hidup, kenapa jiwa nya bisa masuk ke raga sang adik? Lalu bagaimana dengan sang adik? Atau sebenarnya yang mengisi raga Kavi adalah jiwa Hoshi?

Hoshi bingung, tubuhnya sudah gemetar sejak tadi, beruntung dia masih bisa membawa motornya pulang ke rumah. Hoshi tau jika trauma Hoshi kambuh saat ini, saat mendengar cerita Leo secara langsung otaknya memutar kembali kejadian sepuluh tahun lalu.

"Jangan berisik! Tolong jangan berisik!" Hoshi menutup telinganya erat, pemuda mungil itu dengan cepat meraih ponselnya, berusaha menghubungi Jion dan Riku.

"Angkat abang! Angkat!" Hoshi sudah menangis saat ini, tapi baik Jion maupun Riku tidak ada yang menjawab panggilannya, bahkan nomor Riku tidak aktif.

"Kenapa gak diangkat? Abang aku gak bisa nafas!" Hoshi panik karena traumanya sendiri, tangannya yang gemetar mencoba menghubungi kedua orang tuanya, tapi hingga beberapa kali panggilannya tidak di jawab sama sekali.

"Kenapa? Apa kalian terganggu sama aku? Apa kalian capek sama Hoshi?" Hoshi meringkuk di lantai kamarnya, tubuhnya gemetar dan ketakutan, tapi tidak ada seorang pun yang menjawab nya, tidak ada seorang pun yang memeluknya saat ini.

"Riku, abang, tolong." Hoshi menangis, hingga tangannya menekan nomor Nyzan. Jika kakak dan sepupu nya tidak bisa di hubungi, paling tidak dia berharap Nyzan akan bisa datang dan memeluknya.

Tut

Tut

Tut

Tut

Hoshi sudah putus asa jika Nyzan tidak mengangkat panggilannya juga, namun ternyata Nyzan menjawab panggilannya.

Klik

"Hoshi, ada apa? Mau ngajak keluar?"

"K-kak Nyzan..." Hoshi tidak bisa meneruskan ucapan nya karena tangisnya.

"Hoshi? Kamu kenapa? Kenapa nangis? Ada yang sakit?"

"Ka-kak, tolong... Aku takut..." Hoshi bisa mendengar kepanikan Nyzan di seberang sana.

"Kamu dimana? Jawab aku!"

"D-di rumah..."

"Tunggu, aku kesana sekarang, atur nafasnya dulu ya dek, jangan panik nanti nafasnya sesek."

Setelah mengatakan itu Nyzan segera mematikan panggilannya, namun sebelum panggilan terputus, Hoshi sudah mendengar suara motor di nyalakan.

"Takut... Aku takut... Nyzan tolong aku..."

Butuh waktu sepuluh menit untuk Nyzan sampai di rumah Hoshi, Nyzan tidak sempat menghubungi Jion saking paniknya.

Nyzan mengernyit saat mengatahui jika rumah dalam keadaan sepi, biasanya selalu ada Hana selaku nyonya rumah, tapi kali ini mansion sebesar itu terasa sunyi.

"Hoshi!" Nyzan dengan cepat naik ke lantai dua, tujuannya adalah kamar Hoshi.

Brak

Nyzan dengan cepat berlari menghampiri Hoshi yang meringkuk di lantai sisi ranjang nya, pemuda mungil itu terlihat kacau, rambutnya acak-acakan seperti habis di jambak.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang