06. Memulai perubahan

1.2K 96 2
                                        

.
.
.
"Tidak ada salahnya berubah, karena setiap manusia hakikatnya pasti mengalami perubahan."
.
.
.

Riku heran saat tau jika mansion sepupunya ramai dengan pekerja, para maid dan pekerja yang selama ini harus bekerja dengan cepat sebelum si bungsu keluar kamar, kini terlihat mengerjakan tugas mereka dengan perlahan.

Semua karena permintaan Hoshi yang mengatakan ingin berubah, si bungsu itu ingin melawan ketakutannya agar bisa keluar dari rumah.

Riku awalnya tidak percaya saat Hoshi menyampaikan niat nya itu kemarin, namun hari ini dia sudah melihat sendiri bagaimana berubahnya suasana mansion mewah itu.

"Lo udah dateng?" Riku mengangguk saat bertemu dengan Jion di ruang keluarga.

"Bang, Hoshi serius sama keinginannya?" Jion mengangguk sambil tersenyum.

"Gue seneng dia berubah, tapi gue takut Rik." Riku jelas tau apa yang menjadi ketakutan sepupunya itu.

"Kita akan jaga dia sekarang bang, kejadian itu gak akan ke ulang lagi." Jion menatap lekat pada Riku yang mengatakan hal itu.

"Ya kita pasti jaga dia, gak akan ada yang bisa nyakitin dia lagi." Riku tersenyum sendu, jika saja kejadian sepuluh tahun lalu tidak terjadi, maka Hoshi pasti sudah bebas merasakan kehidupan luar.

"Dimana anak nya sekarang bang?" Jion menoleh pada arah dapur.

"Lagi ngerusuh bik Indah, dia minta di buatin kue keju katanya, tapi mau lihat." Riku tertawa kecil.

"Kayak Hoshi kecil gak sih bang? Dulu sebelum kejadian itu Hoshi juga sering minta bik Indah buat bikinin kue dan dia bakal nungguin di dapur kan?" Jion mengangguk.

"Iya, gue rasa sifat nya balik kayak sebelum kejadian itu, meskipun dia gak lagi dalam keadaan little."

"Gue seneng Hoshi kayak gini bang, tapi gue pasti kangen kalau anak itu mode little, gue kangen unyel-unyel Ochi." Jion menggeleng heran mendengar ucapan Riku.

"Ya lo unyel-unyel Hoshi juga gak akan ada masalah, kecuali dia gigit lo nanti."

*****

"Hoshi, nanti main di kamar aja ya?" Ucapan Riku membuat Hoshi mengerutkan kening.

"Kenapa? Males ah." Riku menghela nafas, jika saja bukan karena teman-teman nya juga Jion akan mampir ke mansion Gaillard Riku tidak akan meminta Hoshi tetap di kamar.

"Nanti ada temen nya bang Jion, mau nugas. Kamu mau ketemu mereka?" Hoshi terdiam, seharusnya bukan masalah karena jiwa nya sekarang adalah Kavi, namun ada rasa tidak nyaman saat Riku menyebut teman-teman Jion.

"Harus kesini?" Riku mengangguk.

"Gak boleh naik ke atas! Harus di lantai bawah!" Riku mengangguk dan segera memeluk Hoshi yang terlihat panik.

"Iya mereka nanti cuma di bawah, gak usah khawatir." Riku melihat Hoshi menggigit bibir bawahnya.

"Hoshi dengerin aku, nanti diem di kamar kayak biasa, aku bakal bawain kue buatan bik Indah juga susu coklat buat kamu, gimana?" Hoshi terpaksa mengangguk, lagi pula sebenarnya dia sudah cukup lelah bertemu dengan orang-orang lain di rumah itu.

"Mau ayam krispi juga, bilang bik Indah ya?" Riku mengangguk.

"Iya, habis ini aku bilangin ke bik Indah, udah sana balik ke kamar." Hoshi langsung menggeleng.

"Aku males jalan Riku, gendong ke atas dong." Riku menghela nafas panjang, sedikit aneh saat Hoshi meminta seperti itu.

"Sebentar, aku mau bilang ke bik Indah buat bikin ayam krispi dulu, habis itu aku gendong ke atas." Hoshi tersenyum dan mengangguk.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang