.
.
.
.
.
Ochi benar-benar tidak mau menjauh dari Nyzan, apa lagi setelah di jahili Irvin tadi siang. Ochi hanya mau ada di dekat Nyzan, Ochi akan mengikuti kemana pun Nyzan melangkah.Irvin yang melihat itu jelas iri, selama ini Ochi hanya lengket padanya selain pada Riku juga Jion.
"Lo kenapa cemberut gitu Vin?" Jion bertanya pada Irvin yang memang memasang wajah cemberut sambil menatap Ochi yang sedang menyusun boneka nya.
"Ochi dari tadi nempel sama Nyzan, gue iri." Jion tertawa pelan.
"Ya salah sendiri dia lo jahilin, sampai nangis lagi, ya terima aja kalau dia kemusuhan sama kamu." Irvin semakin sebal saat Jion tidak membela nya sama sekali.
"Ya tapi gue gak rela, biasanya Ochi nempel sama gue terus sekarang gak." Jion menggeleng.
"Ochi nempel sama Nyzan karena Nyzan bawa boneka buat dia, dia punya mainan baru, jelas aja dia cuek sama lo. Gue aja tadi pagi di cuekin juga sama Ochi."
Saat Jion dan Irvin sedang sibuk bercerita tentang Ochi, pemuda yang menjadi bahan pembicaraan mereka akhirnya berjalan mendekati Jion.
"Abang Jiji, Ochi mau susu." Jion merentangkan tangannya saat Ochi mengatakan hal itu.
Grep
"Ochi mau susu apa?" Jion memeluk sang adik sambil bertanya, karena biasanya Ochi akan selalu mengganti rasa susu setiap kali meminta.
"Mau yang putih, tapi mata Ochi lengket abang." Jion tertawa kecil, begitu juga Irvin saat melihat Ochi mengusap matanya.
"Jangan di kucek matanya, nanti merah. Ochi mau bobok?" Ochi mengangguk tapi kemudian menggeleng.
"Ochi ngantuk, tapi Ochi ndak mau bobok, nanti Ijan pulang." Jion menatap ke arah Nyzan yang mengedikan bahunya.
"Ya gak apa kan kalau Ijan pulang? Nanti kalau Ijan gak pulang Ijan di marahi mama nya." Ochi merengut.
"Ijan mau pulang?" Nyzan mendekati Ochi dan mengelus kepalanya.
"Iya nanti Ijan pulang, ayo Ijan temenin Ochi bobok dulu, gimana?" Ochi menatap Jion, selah meminta jawaban dari sang kakak.
"Iya, sana bobok sama Ijan, nanti kalau udah bangun baru mandi sama bebek."
*****
"Ijan." Ochi yang baru saja bangun langsung mencari Nyzan, namun tidak menemukan siapa pun di kamar nya.
"Ijan." Ochi memutuskan untuk keluar dari kamar nya, tujuan nya tetap mencari Nyzan.
Langkah Ochi berhenti di atas tangga, pemuda mungil itu tidak berani melangkah turun dan berakhir duduk di sana.
"Abang... Abang!!" Riku yang kebetulan ada di kamar mendengar teriakan Ochi, saat keluar kamar Riku bisa melihat Ochi duduk di atas tangga sambil mengusap mata nya.
"Ochi mau turun?" Ochi menoleh dan memasang wajah ingin menangis saat melihat Riku.
"Riku, Ijan ilang." Riku tersenyum dan mendekati Ochi.
"Ijan gak ilang Ochi, dia pulang, udah di cariin mama nya." Ochi yang mendengar itu langsung mewek.
"Mau Ijan Riku!" Riku sudah mendengar dari Jion jika Ochi sangat lengket pada Nyzan sejak pagi, bahkan Ochi mengabaikan Irvin.
"Besok ya? Sekarang sama Riku dulu, atau mau main sama abang Keenan?" Tangis Ochi berhenti saat Riku menyebut nama Keenan.
"Abang serem?" Riku mengangguk saat Ochi masih saja menyebut Keenan seram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...