16. Demam tinggi

508 71 9
                                    


.
.
.
.
.
Hoshi terus merancau sesuatu yang membuat Jion semakin marah, karena Hoshi terlihat ketakutan.

Riku sudah memanggil dokter Mark setelah berhasil membawa Hoshi pulang tadi, dan dokter pribadi keluarga Gaillard itu mengatakan jika apa yang terjadi pada Hoshi adalah salah satu bentuk trauma nya.

Hoshi mungkin mengalami sesuatu yang mengingatkan pada trauma nya, atau mendengar kata-kata yang sangat tidak ingin dia dengar.

Nadhif dan Irvin mencoba menenangkan Jion dan Riku yang sudah bersiap menghajar Ratna setelah mendengar itu, bukan mereka menerima saja apa yang sudah di lakukan Ratna, namun saat ini kondisi Hoshi jauh lebih penting.

Pemuda mungil itu tengah demam saat ini, beberapa kali ringisan kesakitan terdengar dari bibir tipis nya. Hoshi bahkan belum membuka matanya sejak dia pulang tadi, itulah kenapa dokter Mark memasang infus di tangan pemuda mungil itu.

"Hng... Maaf... Maaf..."

"Jangan... Maaf..."

"Jangan... Jangan..."

Jion segera mengelus kepala Hoshi saat kembali mendengar rancauan sang adik.

"Sstt, Hoshi aman kok, gak akan ada yang nyakitin Hoshi sekarang." Jion tidak pernah suka saat melihat Hoshi seperti ini.

"Hoshi gak perlu takut, ada abang yang akan jagain Hoshi sekarang." Jion terus membisikan kata-kata yang mampu membuat Hoshi sedikit tenang.

"Abang sama Riku pasti bakal bales siapapun orang yang udah nyakitin Hoshi, jadi adek gak perlu takut lagi."

*****

"Hoshi makan dulu ya?" Jion berusaha membujuk Hoshi agar mau makan malam namun lagi-lagi hanya mendapat penolakan.

"Adek kenapa gak mau makan? Bilang sama abang dong." Hoshi hanya kembali menggeleng sambil mengeratkan pelukan nya pada tubuh tinggi Jion.

"Takut..." Jion menghela nafas.

"Adek gak perlu takut, ada abang disini, ada Riku sama Sakil juga, ada temen-temen abang yang lain juga. Mereka baik kan sama adek?" Hoshi mengangguk kecil.

"Aku capek bang, suara mereka gak mau hilang." Jion menggigit bibir bawah nya.

"Besok kita ke rumah sakit ya? Biar suaranya hilang?" Hoshi langsung menggeleng panik, dia tidak suka rumah sakit.

"Gak mau! Gak mau!"

Grep

Jion langsung memeluk Hoshi saat mendengar penolakan tentang itu.

"Iya iya gak ke rumah sakit, besok abang temani di rumah aja ya." Hoshi akhirnya mengangguk.

"Sekarang adek mau makan apa? Supaya bisa minum obat biar cepet sembuh, badan adek udah mirip sama kompor loh." Hoshi kembali menggeleng.

"Gak pingin makan, mual, sesak." Jion menghela nafas panjang, selalu seperti ini jika trauma Hoshi kambuh.

"Mau abang buatin air madu hangat ya? Biar gak mual." Hoshi akhirnya mengangguk.

"Ya udah, abang buatin dulu." Baru saja Jion akan melepaskan pelukannya, Hoshi sudah langsung menahan Jion agar tidak meninggalkannya sendirian.

"Gak boleh pergi." Jion tersenyum tipis melihat wajah sedih Hoshi.

"Katanya mau air madu hangat, kok abang gak boleh pergi?" Hoshi hanya menggeleng.

"Iya iya, sebentar abang mau minta Riku buatin dulu."

*****

"Gimana Hoshi bang?" Jion menghela nafas panjang.

"Udah tidur lagi, demam nya udah turun meskipun masih tinggi." Penjelasan Jion membuat Riku ikut menghela nafas panjang.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang