62. Lupa lagi?

370 75 15
                                        


.
.
.
.
.
Jion segera masuk kedalam rumah setelah sampai di rumah, dia cukup kewalahan mengejar Hoshi begitu keluar dari rumah sakit tadi.

Jion cukup lega saat melihat motor sang adik terparkir di garasi, itu berarti sang adik pulang dengan selamat.

Selama ini Jion tidak tau bagaimana bisa Hoshi menguasai teknik balapan seperti itu, karena jelas sejak sepuluh tahun lalu Hoshi tidak pernah keluar dari rumah.

Jion bergegas menghampiri kamar sang adik, mencoba membuka pintu itu namun terkunci dari dalam.

Tok

Tok

Tok

"Hoshi?"

"Dek, buka pintunya."

"Adek, buka pintunya, abang mau ngomong sebentar."

Brak

Jion terkejut saat mendengar suara benturan benda dengan pintu kamar, sepertinya Hoshi baru saja melemparkan sesuatu pada pintu kamar nya.

"Hoshi, kamu kenapa sebenarnya?"

"Adek marah karena abang lupa jemput ya?"

"Dek, maafin abang ya." Jion mencoba berbicara dengan lembut, karena jika seperti ini Hoshi tidak akan bisa di tegasi.

"Dek, buka pintunya dulu ya, nanti abang kasih apapun yang adek mau."

"Hoshi?"

"Hoshi, mau makan sama mama sama papa ya? Besok kita makan bareng ya?" Sama sekali tidak ada jawaban dari Hoshi, hal itu membuat Jion menghela nafas panjang.

"Ya udah kalau adek gak mau ngomong dulu sama abang, tapi besok kita ngobrol ya? Mau ikut abang ke kampus juga gak?"

*****

Hoshi tidak bisa tidur semalaman, pemuda mungil itu hanya berbaring di atas ranjang namun dengan mata yang terbuka.

Hoshi ingin segera kembali menjadi Kavi, karena dengan begitu kedua orang tua nya tidak akan mengabaikan dan melupakan Hoshi, dirinya tidak suka jika adiknya diabaikan seperti ini.

Tok

Tok

Tok

Sebuah ketukan terdengar dari arah pintu kamar nya, namun Hoshi sama sekali tidak ingin beranjak dari kasur dan membuka pintu.

Tok

Tok

Tok

Ketukan kembali terdengar, namun Hoshi justru menutupi dirinya dengan selimut. Si mungil itu tidak peduli pintu kamarnya akan di dobrak atau tidak, yang pasti dia sedang tidak ingin bertemu dengan keluarganya.

Sedangkan di luar kamarnya sang mama terlihat khawatir karena tidak mendapat respon dari putra bungsu nya.

"Ma, kenapa?" Hana menatap Jion sendu.

"Hoshi gak mau buka pintunya buat mama bang." Jion menghela nafas panjang.

"Nanti biar Hoshi yang bujuk, mama sarapan aja terus berangkat istirahat." Hana menatap sendu pintu kamar si bungsu yang masih setia tertutup rapat.

"Adek marah kenapa bang?" Jion sendiri menggeleng.

"Mungkin karena abang lupa jemput kemarin ma, udah mama turun aja, biar abang yang coba ngomong sama adek." Hana akhirnya mengangguk.

Jion mencoba membuka pintu kamar Hoshi, dan masih tetap sama terkunci. Jalan satu-satu nya agar Jion bisa masuk ke kamar Hoshi adalah lewat balkon kamar nya seperti waktu itu.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang