.
.
.
.
.
Jion terlihat tidak ingin meninggalkan Ochi sedikit pun, namun pagi ini dia harus pergi kuliah. Sang adik belum bangun, itu yang membuat Jion enggan meninggalkan Ochi.Nyzan dan Nadhif sudah pamit sejak subuh tadi, karena mereka juga harus kuliah pagi. Riku pun seperti itu, bahkan pemuda itu sudah rapi dan duduk di meja makan, hanya tinggal Jion yang belum bergabung dengan mereka.
Suara langkah kaki yang menuju ruang makan membuat Riku, Endaru dan Hana menoleh.
"Bang, berangkat aja, nanti biar mama yang bilang ke adek." Jion menghela nafas panjang.
"Tapi nanti Ochi marah lagi ma, Jion gak bisa kalau adek marah kayak kemarin." Hana menggeleng.
"Gak usah khawatir, mama sama papa di rumah hari ini, kamu kuliah aja yang bener." Jion akhirnya mengangguk dan duduk di kursi nya.
"Oh iya bang, ada perkembangan dari Leo? Temen nya Kavi itu?" Jion menggeleng.
"Dia minta ketemu sama Hoshi, pinginnya kemarin Jion ajak Hoshi ketemu sama Leo, tapi ternyata justru Ochi yang bangun." Endaru menghela nafas panjang.
"Kenapa gak kamu ajak kesini aja bang?" Jion menggeleng.
"Gak bisa ma, Jion justru takut kalau nemuin Leo sama Ochi, takutnya trauma Ochi kambuh lagi." Jion yang semula menatap piring nya, langsung beralih menatap kedua orang tuanya saat ingat tentang trauma.
"Oh iya, Jion lupa bilang ke mama sama papa, dokter Mark nyaranin buat bawa Hoshi ke rumah sakit." Ekspresi Hana, Endaru dan Riku langsung berubah saat mendengar tentang hal itu.
"Emang Hoshi kenapa bang?"
"Ada apa bang?" Jion menggeleng pelan.
"Ingat waktu Hoshi tiba-tiba pingsan itu kan Rik? Waktu itu dokter Mark minta aku bilang ke mama sama papa buat bawa Hoshi ke rumah sakit waktu keadaannya udah baik." Endaru menatap lekat pada putra sulung nya.
"Ada yang salah dengan kesehatan Hoshi bang?" Jion mengangkat bahunya, tanda jika dia juga tidak tau apapun.
"Jion gak tau pa, tapi waktu itu dokter Mark bilang kalau Hoshi pingsan karena trauma nya kambuh. Sedangkan menurut penjelasan Riku, Nyzan sama Nafian, Hoshi sama sekali gak nunjukin gejala kambuhnya trauma."
"Hoshi juga bilang kalau dia cuma ngerasa lemes dan perasaannya gak enak, dia gak bilang apapun soal rasa takut nya." Hana yang khawatir langsung menatap lekat pada Endaru.
"Apa nanti kita bawa Ochi ke rumah sakit aja pa?" Endaru menggeleng.
"Kita tunggu Hoshi bangun aja, Ochi akan sulit di ajak ke rumah sakit jika seperti ini."
"ABANGGG!!!" suara teriakan Ochi membuat fokus mereka teralih, Jion bahkan langsung bangkit dari kursinya dan lari ke lantai dua.
"Kayaknya bang Jion gak mungkin berangkat kuliah deh ma." Ucapan Riku membuat Hana menggeleng.
"Ochi kan gak pernah ngelarang Jion kuliah Rik." Kini Riku yang menggeleng.
"Kapan hari Ochi sama sekali gak biarin bang Jion jauh dari dia ma, bahkan sekalipun udah di bujuk sama Nyzan sama Nadhif, Ochi terus nangis waktu gak liat bang Jion di sekitarnya."
*****
"Ijan ilang abang." Jion tersenyum saat Ochi kembali mengadukan hal yang sama.
"Ijan pulang dek, Ijan sama kak Nadhif ada kuliah pagi, sama kayak abang sama Riku." Ekspresi Ochi langsung berubah saat Jion membahas soal kuliah.
"Abang kuliah?" Jion mengangguk sambil mengangkat Ochi kedalam gendongannya.
"Ndak boleh! Nanti Ochi sendiri!" Jion kembali tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanficKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...