.
.
.
.
.
Entah bagaimana caranya Nadhif dan Nyzan mengalihkan fokus Ochi dari Jion, hingga Jion bisa berangkat kuliah dengan Nafian.Tentu saja Jion harus bersiap extra cepat dan harus pergi ke luar secara diam-diam agar Ochi tidak menyadari kepergiannya, sebenarnya bagi Jion tidak masalah jika dia harus mengulang mata kuliah ini tahun depan, namun Riku dan Nadhif tidak mengizinkan hal itu, hingga Jion mau tidak mau harus tetap berangkat kuliah dengan Nafian yang kebetulan juga ada kelas.
Namun sepertinya usaha Nadhif dan Nyzan tidak bertahan lama, karena Ochi dengan cepat menyadari jika sang kakak tidak ada di sekitarnya.
"Abang..."
"Abang Jiji..."
"Ochi, sini dulu tunggu abang disini." Ochi langsung menggeleng saat Nadhif mengatakan itu.
"Abang!" Ochi menolak saat Riku mencoba menahan tangannya agar tidak naik ke lantai dua.
"Bang Jion lagi ngerjain tugas di kamar nya dek, kamu sini aja sama aku, Ijan sama kak Nadhif." Ochi menggeleng.
"Ndak mau! Ochi mau abang!" Riku langsung saja menarik tangan Ochi dan menahan tangan sepupunya itu.
"Ochi, tolong jangan rewel ya, bang Jion butuh nilai buat lulus dek." Ochi menatap Riku sebal, entah kenapa sepupunya itu hari ini sangat menyebalkan.
"Ochi mau abang Riku!" Riku menghela nafas kasar, kesabarannya pagi ini benar-benar di uji oleh Ochi.
"Percuma kamu naik ke atas, bang Jion ke kampus." Ochi menggeleng kasar.
"No Riku! Abang ndak boleh pergi!"
"Abang!" Riku akhirnya membiarkan Ochi naik ke lantai dua, sepupunya itu pasti memeriksa kamar Jion.
"Huaaaa abang!!" Nyzan dan Nadhif saling tatap sebelum akhirnya menatap Riku.
"Rik, itu beneran gak apa lo kasih tau soal Jion?" Riku mengangguk.
"Dia gak akan berhenti nanya sampai dia dapat jawaban soal bang Jion." Nadhif menghela nafas panjang.
"Dia nangis loh Rik." Riku hanya mengangguk.
"Abang... Abang... Abang..."
Sret
"Mau kemana?" Ochi mencoba menarik tangannya dari pegangan Riku.
"Mau abang! Riku jelek kayak beruang!" Riku menghela nafas lelah, sedari tadi Ochi seperti kemusuhan dengannya.
"Iya aku jelek, biarin aja!"
"Kamu gak boleh keluar Ochi." Ochi terus menarik tangannya dari Riku.
"Ochi mau abang Riku!!"
"OCHI DIEM, MASUK!!" Ochi langsung terdiam saat Riku menaikan nada bicaranya. Ochi terkejut tentu saja, bahkan bukan hanya Ochi, namun Nadhif juga Nyzan ikut terkejut.
Plak
Nyzan yang melihat bagaimana Ochi terdiam dengan tubuh gemetar langsung menggeplak kepala Riku keras.
"Lo kok bego sih Rik!" Riku memejamkan matanya saat Nyzan mengatakan hal itu, sedangkan Nadhif sudah mendekati Ochi dan mencoba memeluk pemuda mungil itu.
"Ochi." Nadhif mencoba berucap lembut agar Ochi tidak semakin takut.
"Jahat... Jahat... Riku jahat..." Riku merasa bersalah sudah membentak Ochi barusan.
"Ochi." Pemuda mungil itu menggeleng hebat.
"Ndak mau Ochi mau abang! Riku nakal, jahat..."
Grep
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanficKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...