.
.
.
.
.
Mengajak Hoshi pulang ke jakarta tanpa Kavi itu hal yang cukup sulit, terbukti dengan Jion yang harus membujuk adik kecilnya untuk ikut pulang ke jakarta.Kavi belum kembali dari manado, padahal waktu yang di janjikan pemuda itu pada Hoshi sudah lewat. Sudah lebih dari satu minggu Kavi di manado dan belum ada tanda-tanda akan pulang, bahkan nomor kakak baiknya itu semakin sulit di hubungi.
Hoshi sebenarnya tidak mau pulang ke jakarta, karena dia masih marah pada mama dan papa nya, tapi melihat wajah berharap Jion dan Riku akhirnya pemuda mungil itu bersedia ikut pulang ke jakarta.
Hari ini Hoshi merengut sejak pagi karena ternyata Jion dan Riku sama-sama ada kelas pagi, dan itu membuatnya harus sendirian di rumah, ah tidak sendirian karena masih ada sang ibu yang sedari tadi mengawasi Hoshi.
"Hoshi, mau sampai kapan marah sama mama nak?" Hoshi hanya menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali fokus memeluk boneka beruang kesayangannya.
"Hoshi, mama tau mama salah nak, maafin mama ya? Nanti mama beliin boneka baru buat adek." Hoshi menggeleng.
"Hoshi mau keluar." Tanpa mendengarkan panggilan sang mama, Hoshi keluar dari mansion. Tujuannya saat ini adalah sirkuit, meskipun sebenarnya Hoshi pribadi belum pernah balapan.
"Kangen kak Kavi, kenapa kak Kavi gak pulang-pulang." Hoshi menggerutu sebal.
Pluk
"Ternyata bener Hoshi, ngapain sendirian di sini?" Hoshi menatap pada Nafian yang baru saja menepuk pundak nya.
"Aku bosen, tapi abang sama Riku masih kuliah." Nafian tersenyum tipis.
"Kelas abang paling bentar lagi selesai, biar aku suruh kesini ya?" Hoshi mengangguk tanpa ragu.
"Kak Nyzan juga kuliah kak?" Nafian mengangguk kecil sambil mengetik pesan pada Jion di grup chat mereka.
"Iya Nyzan ada kelas sampai nanti sore, kenapa? Kangen main sama Nyzan?" Hoshi kembali mengangguk.
"Iya, cuma kak Nyzan yang gak akan banyak tanya kalau aku ajak main."
*****
"Kenapa kok cemberut?" Hoshi terkejut saat tiba-tiba Keenan sudah ada di sebelahnya, begitu juga Jion.
"Jangan bikin kaget!" Keenan dan Jion tertawa kecil mendengar gerutuan kesal Hoshi.
"Jangan cemberut dek, kan lagi ulang tahun." Hoshi yang mendengar Jion mengatakan itu langsung memasang wajah sedih.
"Abang." Jion tentu paham kenapa mood Hoshi seperti ini, tentu saja karena Kavi belum bisa di hubungi sejak tiga hari lalu.
"Apa dek? Kamu belum bilang loh mau apa dari abang." Hoshi menggeleng.
"Mau kakak baik." Jion menghela nafas panjang, bukan dia tidak mau menghubungi Kavi, tapi dia pun tidak bisa menghubungi adik kembarnya itu.
"Hoshi, gimana kalau kamu ikut abang jalan-jalan? Hari ini kamu ulang tahun kan? Nanti bang Keenan ajak beli boneka yang gede, gimana?" Netra Hoshi langsung berbinar saat mendengar ucapan Keenan.
"Boleh bang?" Jion mengangguk saat Hoshi menatapnya.
"Boleh." Hoshi langsung tersenyum senang saat Jion mengijinkan.
"Nanti langsung gue anterin pulang aja, lo balik bawa motornya Hoshi." Jion mengangguk, karena memang Jion ke sirkuit naik mobil Keenan.
"Iya, jagain adek gue baik-baik, jangan sampai lecet." Keenan mengangguk.
"Tenang aja, gue masih sayang nyawa, Kavi serem kalau sampai tau Hoshi lecet."
*****
"Hoshi, mau beli boneka?" Hoshi menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...