.
.
.
.
.
Sepasang netra hitam itu menatap polos pada Jion yang masih terlelap di samping nya, tangan mungilnya di bawa untuk menyentuh pipi sang kakak.Sudah menjadi kebiasaan nya saat bangun tidur di sebelah sang kakak, maka dia akan mengganggu Jion hingga terbangun.
"Abang bangun!"
"Abang Jiji bangun!"
"Bangun... Bangun..." Jion merasa terusik saat pipinya terus di tusuk-tusuk menggunakan jari oleh sang adik.
"Abang bangun!!" Jion akhirnya membuka matanya dan mendapati adiknya sudah duduk sambil tersenyum padanya.
"Aduh Ochi, ini masih pagi." Ya, seperti dugaan Jion sebelumnya jika pagi ini Ochi yang akan bangun.
"Ochi lapar abang, perut Ochi kruk kruk." Jion tersenyum.
"Ochi mau mam apa? Biar abang bilangin ke bik Indah." Ochi menggeleng.
"Mau roti bakar buatan abang! Pakai selai strawberry!" Jion kembali tersenyum dan mengangguk.
"Okey, tapi abang mandi dulu ya, Ochi juga harus mandi biar gak bau." Ochi langsung merengut dan segera mencium bau badannya sendiri.
"Ih Ochi ndak bau! Abang yang bau!" Jion tertawa, dia lebih suka melihat Ochi yang seperti ini dari pada Hoshi yang terus di hantui rasa ketakutan.
"Iya makanya abang mau mandi, sana Ochi mandi." Ochi menggeleng.
"Mandi sama abang! Mau main bebek." Kali ini Jion yang menggeleng.
"Ochi lupa?" Ochi menatap Jion bingung.
"Lupa apa?"
"Kalau mandi pagi gak boleh apa?" Ekspresi Ochi berubah sedih.
"Kalau mandi pagi ndak boleh main bebek, harus mandi cepat dan harus puter air merah sama biru sama sama." Jion tersenyum dan mengangguk.
"Bagus, jadi?" Ochi merengut.
"Ochi harus mandi cepat, soalnya dingin." Jion memberikan kedua jempolnya pada Ochi.
"Sekarang ayo mandi." Ochi merentangkan tangannya pada Jion, dan Jion tentu saja sudah hafal apa kemauan adiknya itu.
"Aduh adik kecil abang mai gendong ya? Sini sini kita mandi." Jion mengangkat tubuh Ochi dengan mudah.
"Abang mau baju aung." Jion menghela nafas dan mengangguk. Lagi-lagi Ochi ingin mengenakan piyama di pagi hari.
"Okey, nanti abang carikan baju aung nya."
*****
Ochi sudah duduk manis di ruang tengah dengan mengenakan piyama berwarna hijau dengan gambar kepala harimau, bahkan Ochi sudah mendekap boneka yang terlihat serupa, meskipun Jion lebih senang menyebut boneka itu dengan beruang.
Ochi membuka mulutnya saat Jion kembali menyuapkan sepotong roti padanya, semua itu tentu saja karena Jion yang memaksa Ochi untuk di suapi.
"Abang Ijan?" Jion mengernyit bingung, hingga akhirnya Jion sadar jika Ochi menanyakan soal Nyzan.
"Nanti siang ya, sekarang masih pagi, Ijan pasti masih bobok." Ochi merengut, dia kan ingin bermain dengan Ijan.
"Mau Ijan abang." Jion menghela nafas.
"Iya, nanti siang Ijan kesini." Ochi menggeleng.
"Kenapa nanti siang?"
"Ijan masih bobok dek." Ochi memasang wajah kesal, namun bagi Jion itu justru terlihat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...