.
.
.
.
.
Hoshi menatap kosong pada langit-langit kamar nya, karena lagi-lagi dia sendirian di rumah sejak dia bangun tidur.Sudah satu minggu sejak semua keluarganya terlihat sibuk sendiri, entah papa dan mama nya, maupun Jion dan Riku.
Hoshi bisa paham jika itu sang papa, pasti pekerjaan di kantor tidak bisa di tinggalkan, Jion dan Riku juga pasti sibuk dengan kuliah dan tugasnya, tapi Hoshi tidak bisa mengerti jika sang mama ikut sibuk seharian di butiknya.
Biasanya sang mama hanya akan bertemu klien dan sisa nya asisten nya yang menyelesaikan, tapi seminggu ini sang mama bahkan tidak sempat makan di rumah.
Hoshi tau jika semua keluarga nya sedikit menjauh darinya sejak dia mengatakan tidak suka melihat mereka sedih, terutama Jion dan sang mama. Tapi sekarang justru Hoshi yang sedih karena di tinggal sendirian.
Jika biasanya mereka tidak pernah menolak panggilan Hoshi, seminggu ini mereka sering menolak panggilan Hoshi. Bahkan Riku tidak mengangkat panggilannya sama sekali selama tiga hari ini, sepupunya itu juga memilih pulang ke rumah nya sendiri lima hari lalu.
"Aku gak mau lihat kalian sedih, tapi bukan berarti aku suka di tinggal sendirian seperti ini." Hoshi bergumam pelan, sejak dia bangun di tubuh mungil Hoshi, dia tidak pernah benar-benar sendirian, karena Jion dan Riku selalu ada bersama nya.
Bahkan dalam ingatan Hoshi asli sang mama selalu ada di rumah, dan sang papa juga selalu pulang tepat waktu, mau sesibuk apapun pekerjaannya.
"Hoshi maaf ya, aku bikin mereka jauh." Hoshi ingin menangis, dia merasakan kembali perasaan saat Kavi harus berjuang sendirian.
Selama satu minggu ini bahkan Hoshi sengaja meminta bik Indah libur, karena memang sebelumnya bik Indah sudah mengatakan jika beliau ingin pulang kampung karena anak nya baru saja melahirkan.
Hoshi kira akan ada sang mama atau Jion yang akan menemaninya makan, namun ternyata dia harus makan sendirian.
Srek
Hoshi bangkit dari kasurnya setelah mengirim pesan pada Leo, empat hari ini Hoshi sering menemui Leo di luar sendirian. Lagi pula setiap dia ingin pamit atau minta di temani oleh Jion atau Riku, mereka semua tidak pernah ada yang menjawab panggilannya.
Jadi jangan salahkan Hoshi jika Hoshi keluar tanpa pamit, Hoshi tidak pernah suka di rumah sendirian.
"Mending aku ketemu Leo aja, perasaan sakit ini bener-bener ganggu aku." Hoshi menyentuh dadanya, sejak seminggu lalu dia selalu merasa diabaikan dan ditinggal.
"Kenapa juga Leo gak ajak Rico buat pindah kesini? Rico disana sama siapa juga?"
*****
"Kak Leo." Leo tersenyum saat melihat sosok Hoshi duduk di bangku taman.
"Kenapa lagi hari ini? Gak ada temen nya lagi?" Hoshi mengangguk.
"Iya, mereka nyebelin, rumah udah kosong waktu aku bangun!" Leo tersenyum, sifat Hoshi yang dia lihat sekarang mengingatkannya pada Kavi.
"Hoshi." Hoshi segera menoleh saat Leo memanggilnya.
"Jion gak cerita apapun soal pertemuan gue sama dia?" Hoshi menggeleng pelan.
"Aku aja gak pernah ketemu bang Jion seminggu ini, bang Jion sibuk sama tugas nya." Leo mengangguk namun masih menatap lekat pada Hoshi.
"Kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Ada yang salah sama aku kak?" Leo menggeleng.
"Gue masih gak nyangka kalau gue bakalan lihat lo lagi, waktu itu lo masih kecil. Tiap lo lari masuk ke kelas enam A+ karena temen nya Jion ngejar lo." Hoshi tersenyum sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanficKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...