72. Melepaskan

254 56 2
                                    


.
.
.
.
.
Tidak ada yang tau apa yang Kavi bicarakan dengan Hoshi, karena Hoshi selalu saja mengusir keluarganya yang lain setiap kali merek akan berbicara.

Kavi sendiri hanya diam tanpa mengatakan apapun, Jion dan Riku juga tidak bertanya apapun.

Riku dan Jion tidak berani mendekati Hoshi sembarangan, karena Hoshi akan terus histeris dan mengusir mereka. Dokter Mark mengatakan jik Hoshi mengalami sedikit trauma karena kekerasan yang di alami sebelum nya.

"Adek, boleh abang ngedeket?" Hoshi yang sedang melamun langsung tersentak begitu mendengar suara Jion.

"Abang?" Jion tersenyum dan mengangguk.

"Iya ini abang, boleh abang ngedeket ke adek?" Hoshi terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk.

"Mau peluk."

Grep

Jion langsung memeluk erat tubuh mungil Hoshi.

"Kangen abang."

"Abang juga kangen, kangen banget. Maafin abang yang gak bisa jagain kamu ya, maaf abang telat nolong kamu." Hoshi dengan cepat menutup telinga nya dan menggeleng.

"Gak mau denger... Gak mau denger...!!" Jion kembali memeluk Hoshi saat tau jika sang adik panik.

"Iya, iya maafin abang, tenang dek, ambil nafas." Jion mendekat erat Hoshi dengan terus membisikan kalimat penenang.

"Mau pulang... Abang ayo pulang... Aku takut..." Jion rasanya ingin menangis saat mendengar rengekan ketakutan Hoshi.

"Iya nanti kita pulang, adek tenang dulu, habis ini Nyzan sama Nadhif bakal datang." Hoshi menangis dalam pelukan Jion, si mungil itu enggan melepaskan pelukannya.

"Abang jangan pergi, aku takut... Dia jahat..." Jion mengangguk.

"Iya abang akan selalu di sisi adek, abang pasti bakal jagain adek."

*****

Riku datang ke rumah sakit bersama Irvin, kekasihnya itu sudah merengek ingin bertemu Hoshi begitu mendapat kabar jika si gemoi kesayangan nya itu sudah sadar.

Namun saat ini mereka harus menunggu Hoshi yang sedang berbicara dengan Jion, Riku terdiam mendengar ucapan Hoshi pada Jion.

"Cewek sialan itu bikin trauma baru buat Hoshi, liat aja apa yang bakal aku lakuin ke dia." Irvin mengepalkan tangannya erat, hingga membuat Riku harus mengelus pundaknya.

"Kamu gak perlu turun tangan, cewek itu udah jadi mainan Kavi." Ucapan Riku jelas membuat Irvin terkejut, bahkan si kembar yang baru saja datang oun ikut terkejut.

"Kavi?" Riku dan Irvin menoleh, menatap ke arah dua sahabat mereka, Riku mengangguk.

"Iya, Kavi melakukan hal yang menyerang mental cewek itu. Kalau gue gak lihat sendiri gue juga gak akan percaya sama omongan Jion maupun orang-orang suruhan kita disana."

"Tapi Kavi kelihatan diem, dia tenang banget, gue kira dia gak akan suka main kayak gitu." Riku tertawa.

"Mau setenang apapun dia, dia tetap saudara kembar Jion Dhif, darah Gaillard mengalir di tubuhnya." Nadhif mengangguk pelan.

"Gue pingin liat keadaan cewek itu deh, udah gila atau belum." Riku menggeleng.

"Dia masih waras, tapi udah kayak orang gila karena digilir tiap hari." Nadhif, Nyzan bahkan Irvin jelas terkejut mendengar hal itu.

"Kavi ngebuat dia digilir tiap hari?" Riku mengangguk.

"Ya, setiap hari dengan beberapa orang bersamaan. Kavi selalu ingin mendengar permohonan cewek itu, dan Kavi akan semakin menjadi setelah nya." Nyzan bergidik ngeri membayangkan apa yang akan dilakukan Kavi pada Ratna.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang