.
.
.
.
.
Kedatangan Nafian juga Nyzan ke mansion utama Gaillard membuat Hoshi bersorak senang, terutama karena kakek dan nenek nya sudah pergi tepat setelah Kavi pergi.Seperti permintaan Kavi, Nyzan dan Nafian datang sendiri, tanpa sahabat mereka yang lain. Bahkan Nyzan harus berbohong pada Nadhif yang terus bertanya, untung nya Nafian membantu nya.
"Kak Nyzan! Kak Fian!" Kedua pemuda itu tersenyum saat melihat Hoshi aman, padahal keluarganya di jakarta kebingungan.
"Hoshi..."
Grep
Nyzan memeluk Hoshi yang hanya tertawa saat melihat mereka.
"Kenapa ke bandung gak bilang abang? Bang Jion nyariin tuh." Hoshi merengut saat Nyzan langsung mengatakan hal itu.
"Aku lagi marah sama mereka bang, mereka suka ingkar janji sekarang. Lagian aku yang ngajak kak Kavi kesini, kak Kavi harus ketemu opa sama oma." Nyzan menghela nafas panjang dan mengangguk.
"Ya udah deh, asal kamu gak kenapa-kenapa." Hoshi tersenyum dan mengajak keduanya masuk.
"Ayo masuk kak, opa sama oma lagi ke jakarta, ke tempat mama sama papa." Nyzan dan Nafian mengikuti langkah Hoshi untuk masuk kedalam mansion.
"Kamu sendirian?" Nafian akhirnya bertanya saat menyadari jika Hoshi sendirian.
"Iya, kan opa sama oma ke jakarta kak." Nyzan dan Nafian mengernyit.
"Terus Kavi kemana? Bukan nya dia yang minta kita kesini semalem?" Nyzan menatap Hoshi dan Nafian bergantian.
"Iya, Kavi kemana?" Hoshi tersenyum tipis.
"Kak Kavi ke manado, kak Kavi bilang satu minggu disana terus kak Kavi pulang, tapi yang aku tau kak Kavi pasti baik-baik aja karena ada kak Leo sama kak Rico."
*****
"Hoshi makan dulu!" Hoshi merengut saat Nyzan sudah membawakannya sepiring makanan.
"Aku gak laper kak, nanti aja." Nyzan menggeleng dan segera menunjuk jam yang ada di ruangan itu.
"Makan dulu cil, sekarang udah sore dan kamu belum makan siang, apa perlu aku laporin ke Jion kalau kamu disini?" Hoshi semakin merengut namun akhirnya tetap mengambil piring di tangan Nyzan.
"Kenapa? Tumben susah banget disuruh makan?" Hoshi menghela nafas panjang.
"Kak Kavi belum bisa di hubungi, harusnya kak Kavi udah sampai di manado kan?" Nafian tersenyum.
"Kavi mungkin masih sibuk, dia kesana buat nyelesein masalah sama keluarga angkatnya kan? Nanti pasti dia hubungin kamu, kamu tenang aja."
Lain di bandung, lain juga di jakarta, saat ini Jion sedang menatap oma dan opa nya yang tiba-tiba sudah ada di mansion mereka saat dia pulang kuliah.
"Opa, oma." Rama dan Sandria yang melihat kedatangan Jion tersenyum.
"Kemari Jion, gimana kuliah kamu?" Jion segera mendekat.
"Kuliah Jion baik oma." Sandria mengelus wajah tampan Jion yang terlihat pucat.
"Kamu sakit?" Pertanyaan Sandria jelas membuat Hana dan Endaru terkejut dan segera menatap ke arah Jion.
"Jion baik oma, cuma sedikit pusing aja." Sandria tersenyum tipis.
"Jion, ayo ikut oma ke bandung, oma sama opa kangen." Jika di situasi biasa maka Jion akan mengangguk dengan mudah, tapi sekarang dia bahkan tidak tau dimana keberadaan adik-adiknya.
"Jion gak bisa oma, Jion harus cari Hoshi sama Kavi." Alis sang oma mengernyit.
"Masalah adik-adik kamu biar opa yang urus, kamu ikut oma sama opa ke bandung." Ucapan mutlak Rama membuat Jion akhirnya mengangguk.
"Oma sudah tau semuanya Jion, jadi jangan pikirkan apapun, kamu istirahat dulu di bandung." Setelah mengatakan hal itu Sandria membawa Jion ke lantai dua mansion, ke kamar pemuda tinggi itu.
"Maaf oma, maaf karena tidak memberitahu oma sama opa soal Kavi, Kavi baru sembuh meskipun belum sepenuhnya." Sandria mengangguk.
"Oma sama opa tau semuanya Ji, Hoshi sudah menceritakan semuanya." Jion terkejut saat mendengar ucapan sang oma.
"Hoshi? Hoshi menghubungi oma?" Sandria menggeleng.
"Hoshi ada di bandung, kemarin dia dan Kavi kesana, adik bungsu mu itu sedang marah pada orang tua kalian karena terlalu sering ditinggalkan dan di lupakan." Jion menunduk.
"Maaf oma." Sandria kembali menggeleng.
"Jadi sekarang kemasi barang yang mau kamu bawa ke bandung, kasian Hoshi disana cuma sama temen kamu." Jion mengernyit mendengar hal itu.
"Sendiri? Terus Kavi kemana oma?"
"Kavi ke manado pagi tadi, dia mau menyelesaikan semuanya disana dulu sebelum menetap disini." Jion terlihat panik saat mendengar hal itu, karena dia tau bagaimana perlakuan keluarga angkat Kavi.
"Kamu gak perlu khawatir, opa sudah kirim orang untuk menjaga dan memantau Kavi disana, jika ada yang tidak beres maka opa yang akan membuat perhitungan dengan keluarga Alland."
*****
"Kak Nyzan, kakak kesini gak di tanyain sama kak Nadhif?" Nyzan yang di tanya menggeleng.
"Kan aku kesini sama Nafian, jadi pamitnya main sama dia." Hoshi mengangguk paham.
"Kak, kalian udah lama ya kenal sama bang Jion?" Nyzan melirik Nafian yang terlihat tetap tenang di sebelahnya.
"Aku kenal Jion waktu SMA, beda sama Nyzan sama Nadhif." Hoshi langsung beralih menatap Nyzan lekat.
"Kapan kak Nyzan kenal sama abang?" Nyzan terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Waktu smp, waktu Jion baru pindah ke jakarta." Hoshi masih menatap Nyzan, karena dia tau jika Nyzan belum selesai berbicara.
"Jion murid baru di kelas ku sama Nadhif."
"Ceritain dong kak, aku penasaran gimana abang kenal sama kalian." Nyzan tersenyum tipis, karena dia tau ada rasa bersalah di netra Hoshi saat ini.
"Jion waktu awal pindah ke sekolah susah banget di deketin, dia nolak semua orang yang mau berteman sama dia." Nyzan memulai ceritanya tentang pertemuannya dengan Jion.
"Awalnya aku pikir Jion sombong karena gak mau bergaul sama anak-anak yang lain, sampai aku cerita ke mama juga waktu itu. Tapi mama bilang pasti ada alasan dia kayak gitu dan minta aku buat temanan sama Jion."
"Awal aku deketin Jion, dia sama sekali gak anggap aku, dia tetep cuek, sampai akhirnya Nadhif ikut gabung sama aku tiap istirahat, tapi gak langsung bikin Jion mau diajak temenan."
"Sampai akhirnya ada tugas yang bikin kita satu kelompok dan kita ngerjain tugas di rumah Jion. Disana kita disambut baik sama mama kamu Hoshi, terus mama minta maaf kalau seandainya Jion cuek dan agak galak sama kami, mama kamu juga bilang kalau Jion kayak gitu karena dia punya trauma sama pertemanan."
"Butuh waktu satu semester buat gue sama Nadhif bisa temenan sama Jion, disitu aku sama Nadhif janji bakal bikin Jion tau kalau gak semua pertemanan itu gak tulus, ada juga kok yang tulus, dan ya sekarang ada kami semua disisi Jion." Hoshi terdiam dengan mata berkaca-kaca.
"Abang pasti kesusahan saat itu, tapi aku malah makin nyusain abang." Nyzan beranjak memeluk Hoshi sata pemuda mungil itu menunduk.
"Kamu gak nyusain Jion cil, Jion kayak gitu justru karena dia memilah siapa orang bener-bener tulus temenan sama dia, dia gak mau kejadian yang sama terulang lagi."
*****
Tbc
*****
Selamat malam
Aku up nih malam ini...
Ada yang kangen dan nungguin Hoshi gak?
Malam ini aku bakal langsung triple up ya, spesial ultah nya Hongjoong...Selamat membaca dan semoga suka
See ya
–Moon–
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...