.
.
.
.
.
Keenan menghela nafas panjang, saat ini dia harus kembali ke rumah Jion setelah kelasnya selesai, karena ternyata flashdisk yang berisi tugas nya tertinggal di kamar Jion.Semalam dia mengerjakan kembali tugasnya di laptop Jion, dan lupa memasukan kembali flashdisk nya kedalam tas.
Jion masih ada kelas, begitu juga Riku, tapi keduanya sudah memberi ijin Keenan untuk masuk kedalam rumah.
Kadang Keenan meruntuki sifat cerobohnya, beruntung tugas itu akan digunakan di kelas terakhirnya dan masih ada waktu tiga jam sebelum kelas nya mulai.
Keenan menyapa beberapa maid yang terlihat di rumah Jion, meskipun Keenan sedikit bingung karena biasanya hampir tidak ada maid di rumah Jion.
"Den Keenan." Keenan tersenyum saat melihat bik Indah menyapanya.
"Saya mau ambil flashdisk di kamar Jion bik, tadi saya sudah bilang Jion." Bik Indah tersenyum.
"Iya den, tadi den Jion sudah bilang ke bibi, langsung ke kamar den Jion aja." Keenan tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Keenan segera pergi ke kamar Jion dan mengambil flashdisk nya, namun langkah Keenan terhenti begitu keluar dari kamar Jion, seorang pemuda manis menarik perhatian Keenan.
Keenan terpaku, selama ini dia tidak pernah bertemu dengan pemuda itu setiap kali datang ke rumah Jion.
Wajah manis dengan rambut hitam yang terlihat lembut, tatapan mata yang mengerjap polos saat bertemu dengan tatapan matanya.
"Siapa?"
Brak
Keenan terkejut saat pemuda manis itu langsung berbalik dan kembali masuk ke kamarnya yang ada di ujung lorong lantai dua.
"Tunggu dia siapa? Gue baru lihat dia di rumah Jion?"
Sedangkan disisi Hoshi, pemuda mungil itu tengah mengatur nafasnya yang sedikit sesak karena ingatan-ingatan acak yang kembali dia lihat.
Tubuh mungilnya gemetar, padahal dia hanya menatap pemuda asing yang sialnya harus Hoshi akui sangat tampan.
"D-dia siapa? D-dia bukan orang jahat kan?" Hoshi bergumam lirih, tubuhnya memberi respon berlebihan saat melihat orang asing, dan itu membuat jiwa Kavi bingung.
"Tolong lah Hoshi, kasih tau aku apa yang belum kamu kasih tau, aku gak bisa hidup gini terus." Hoshi bergumam lirih, berharap jiwa asli Hoshi mau memberikan ingatannya.
"Gimana gue mau keluar kalau gue ketakutan tiap liat orang asing? Gue bosen di dalam terus."
*****
Keenan Elvano Jerrol
Pemuda dua puluh dua tahun itu adalah putra kedua dari keluarga Jerrol, salah satu keluarga kaya di indonesia.
Ayahnya seorang pengusaha tambang, sedangkan ibunya adalah seorang desainer terkenal. Kakak sulung nya adalah seorang dokter yang menikah dengan putra rekan bisnis sang ayah, beruntung keduanya memang saling mencintai hingga keluarga sang kakak harmonis.
Keenan memiliki seorang adik laki-laki berusia dua puluh tahun yang saat ini sedang menempuh pendidikan bisnis di universitas yang sama dengan Keenan, bisa di bilang sang adik selalu ingin mengikuti jejak Keenan.
Keenan tidak menyukai keributan, itulah alasan dia sering menginap di rumah sahabat-sahabatnya atau lebih sering memilih tidur di apartemen pribadinya. Karena setiap kali keluarga nya berkumpul keponakan-keponakan nya akan sangat berisik, belum lagi adiknya adiknya yang selalu menggoda mereka hingga menangis.
Keluarga Keenan bisa di bilang harmonis, tidak ada istilah pilih kasih disana, kedua orang tua nya selalu menyempatkan waktu bersama anak-anak mereka di tengah kesibukan mereka.
Selama dua puluh tiga tahun hidupnya, Keenan hanya pernah jatuh cinta sekali saat SMA, namun dia di khianati dan di kecewakan dengan sangat oleh kekasihnya. Hingga Keenan memilih tidak lagi peduli pada perasaan orang lain kecuali keluarga dan sahabat-sahabat nya.
Namun sepertinya pertemuannya dengan pemuda manis di rumah Jion itu sedikit mengetuk pintu hati Keenan yang sudah lama tertutup, Keenan tidak bilang jika dia menyukai pemuda itu di pandangan pertama nya, namun bisa di bilang jika Keenan tertarik.
Ada satu hal yang membuat Keenan merasa ingin mendekati pemuda itu, tatapan polosnya benar-benar menghipnotis Keenan saat itu juga.
*****
"Narel!" Jion yang sedang berjalan ke arah kantin kampus langsung menoleh saat mendengar suara lembut Nadhif memanggilnya, karena hanya Nadhif yang memanggilnya Narel.
"Mau ke kantin kan?" Jion tersenyum dan mengangguk.
"Iya, gue laper, lo masih ada kelas?" Nadhif mengangguk.
"Iya, sejam lagi." Jion tiba- tiba merangkul Nadhif dan itu membuat Nadhif merona.
"Kelas lo sampe jam berapa?" Nadhif segera menormalkan degup jantung nya saat Jion kembali bertanya.
"Jam tiga kayaknya, kenapa?" Jion mengangguk kecil.
"Lo gak bawa motor kan?" Nadhif menggeleng.
"Bagus, nanti gue anter pulang. Sekarang ayo makan dulu." Nadhif semakin bingung dengan tingkah Jion.
"Lo kenapa dah? Biasanya juga pas kelas bubar lo langsung cepet-cepet pulang kalau ortu lo lagi gak di rumah." Jion menggeleng.
"Gue gak papa, lagi pula Riku sama Irvin bakal ke rumah siang ini, jadi gue gak perlu langsung pulang." Nadhif akhirnya mengangguk paham.
"Lo gak mau ngenalin adek lo ke kita gitu Rel? Atau paling gak ke gue gitu?" Jion yang sedang melangkah tiba-tiba berhenti dan melirik ke arah Nadhif.
"Nanti bakal gue kenalin, tapi gak sekarang. Gue gak bisa maksa adek gue buat ketemu orang-orang baru." Nadhif menghela nafas, dia tau jika Jion memiliki seorang adik laki-laki namun belum pernah sekalipun bertemu, meskipun sebenarnya Nadhif mengenal Jion sejak smp, sejak Jion pindah ke kota ini.
"Gue sbnernya penasaran sama adek lo Rel, dia juga tinggal disini kan?" Jion mengangguk, keduanya memutuskan untuk duduk di salah satu meja yang kosong.
"Iya di tinggal disini, sabar ya Dhif nanti kalau adek gue udah siap pasti bakal gue kenalin ke lo." Nadhif mengangguk paham, dia tau jika adik Jion berbeda dengan mereka, sedikit banyak Jion sudah pernah bercerita padanya.
"Iya santai, sekarang lo mau makan apa? Biar gue pesenin sekalian." Jion mengalihkan pandangannya pada sekeliling kantin.
"Batagor aja deh, tapi gak usah saos ya." Nadhif mengangguk, dia tentu hafal tentang makanan favorite orang yang dia sukai itu.
"Maafin gue Dhif, gue cuma takut buat ngenalin adek gue ke kalian. Gue tau kalian beda dan tulus temenan sama gue, tapi gue tetep takut kalau kejadian dulu keulang lagi sama adek gue."
*****
Tbc
*****
Selamat malam
Ada yang nungguin Little Hoshi?
Hoshi up ya...
Ada yang penasaran sebenernya Hoshi kenapa gak?Selamat membaca dan semoga suka
See ya
–Moon–

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...