.
.
.
.
.
Kepulangan kedua orang tuanya ke jakarta membuat Hoshi serba kebingungan, karena begitu sampai rumah sang ibu langsung memeluknya sambil menangis, bahkan sang ayah pun tidak mencoba menenangkan sang ibu.Hoshi tidak pernah menenangkan orang menangis sebelumnya, di kehidupan Kavi dulu Hoshi hanya bertemu dengan orang-orang jika dia ada di cafe, arena balap dan kampus, dia tidak pernah melihat orang lain menangis.
Hoshi akhirnya membawa tangannya untuk membalas memeluk sang ibu, mengelus lembut punggung orang yang sudah melahirkannya itu.
"Mama kenapa? Hoshi buat salah ya sampai mama nangis?" Ucapan Hoshi membuat Hana menggeleng pelan di sela tangisannya.
"Jangan nangis, mama gak boleh nangis, nanti aku ikut nangis." Ucapan pelan Hoshi sepertinya berhasil membuat Hana menghentikan tangis nya.
"Adek, maafin mama ya? Mama sama papa gak bisa bawa kak Kavi pulang." Kali ini Hoshi yang di buat terdiam oleh ucapan sang mama, berarti perkiraannya kemarin benar, jika keluarganya sudah tau soal kematiannya.
"Jangan nangis, Hoshi gak suka." Hana tersenyum tipis dan mengangguk.
Cup
Cup
Cup
Cup
"Maafkan mama ya sayang? Nanti mama sama papa pasti bawa Hoshi sama bang Jion ke tempat kak Kavi, mama janji." Hoshi hanya mengangguk kecil saat sang mama mengecup kedua pipi nya beberapa kali, karena dia tau yang di maksud tempat adalah makam.
"Hoshi maafkan, asal mama gak nangis lagi." Hana kembali tersenyum dan mengangguk.
"Nah ini, oleh-oleh yang kamu minta. Kenapa kamu suka sama ini sih dek?" Hoshi menggeleng sambil menerima kacang goyang yang di sodorkan sang ayah.
"Ih papa gak tau aja itu enak!"
*****
"Abang mau kemana?"
Jion yang sudah siap dengan kemeja dan celana bahannya hanya tersenyum saat sang adik tiba-tiba masuk ke kamar nya.
"Abang mau ke kantor sama papa, kenapa? Mau ikut?" Hoshi mengernyit, karena sejak dia ada disini dia hampir tidak pernah melihat Jion ikut ke kantor sang ayah.
"Harus ikut?" Jion mengangguk dan berjalan mendekati Hoshi.
"Iya, ada rapat penting dan papa minta abang buat ikut, kamu mau ikut? Papa pasti gak akan keberatan kalau kesayangannya ini ikut." Hoshi langsung menggeleng.
"Gak deh, mau di rumah aja. Mama di rumah aja kan? Gak akan ikut ke kantor papa?" Jion menggeleng.
"Gak, mama di rumah kok, sekarang mungkin lagi bikin kue buat kamu di dapur." Hoshi tersenyum senang saat mendengar kata kue keluar dari mulut Jion.
"Abang." Jion kembali menoleh pada Hoshi saat mendengar panggilan pelan sang adik.
"Kenapa?" Hoshi hanya menggeleng.
"Jangan sedih, aku gak suka." Setelah mengatakan itu Hoshi berlalu pergi, meninggalkan Jion yang terpaku mendengar ucapan sang adik.
"Apa aku terlihat sesedih itu? Kenapa Hoshi bisa tau? Apa dia udah tau semuanya?" Jion di buat panik, dia khawatir jika sang adik ternyata selama ini sudah mencari tau sendiri tentang Kavi dan menemukan fakta jika kakak baik yang di carinya sudah meninggal.
"Gak gak Hoshi pasti belum tau, dia gak akan setenang ini kalau tau soal Kavi. Ayo Jion fokus, setelah dari kantor papa nanti lo masih harus dateng ke alamat yang di kasih Rico kemarin, lo harus bisa ketemu sama Leo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...