65. Diculik

232 61 5
                                    


.
.
.
.
.
Hana menggenggam tangan Hoshi erat, putra bungsunya itu belum juga sadar dari pingsan nya.

Tubuh nya demam, dan dokter Mark menyarankan agar Hoshi di bawa ke rumah sakit jika tidak juga sadar hingga malam.

Hana kembali menangis, karena kali ini dia merasa dia adalah penyebab sakitnya Hoshi. Putranya itu tidak makan karena menunggu nya, namun dia malah menghabiskan waktu dan makan malam bersama perempuan yang ternyata menjadi salah satu alasan trauma Hoshi sering kambuh.

Jion dan Riku sudah menceritakan semuanya, termasuk dimana Ochi keracunan dan juga dua penyusup yang mencoba menyerang Hoshi, semuanya adalah suruhan Ratna.

"Maafkan mama sayang, mama gak tau kalau anak itu jahat sama kamu." Hana mengelus pipi Hoshi pelan, bekas tamparan nya masih terlihat meskipun samar.

"Hoshi boleh marah sama mama kok, ayo bangun dek, terus marahin mama. Mama jahat ya sama adek? Kenapa adek gak bangun-bangun?" Hana mengecupi tangan Hoshi beberapa kali.

"Ma." Hana menoleh saat mendengar panggilan Jion.

"Kenapa bang?" Jion menggeleng.

"Jangan nangis lagi, mama mending buatin Hoshi bubur biar pas dia sadar Hoshi nisa langsung makan." Hana tersenyum mendengar ucapan putra sulung nya.

"Kamu bener bang, kalau gitu kamu disini jaga adek ya? Biar mama masak buat makan siang sekalian." Jion hanya mengangguk.

"Maafin mama ya dek, mama tinggal masak dulu. Ayo bangun besok pagi mama masakin cumi-cumi buat adek."

*****

"Adek?" Hoshi mengerjapkan matanya saat mendengar suara Jion.

"Adek, apa yang di rasain? Ada yang sakit?" Hoshi hanya mengangguk pelan, tatapan nya sayu saat menatap ke arah Jion.

"Riku?" Jion tersenyum.

"Riku masih kuliah, mau abang telponin?" Hoshi menggeleng pelan.

"Sakit." Jion mendekatkan wajahnya ke kepala Hoshi.

"Abang gak denger dek." Hoshi menghela nafas panjang.

"Sakit." Jion segera menatap lekat pada sang adik saat akhirnya mendengar jelas bisikan Hoshi.

"Mana yang sakit dek? Biar abang elus." Hoshi dengan perlahan meraih tangan Jion dam mengarahkannya pada kepalanya.

"Sakit." Jion mengangguk, dengan cepat tangannya memijat pelan kepala sang adik.

"Adek makan dulu ya? Mama lagi buatin bubur buat adek, habis itu baru minum obat." Hoshi hanya mengangguk, karena dirinya pun malas jika harus sakit terus-terusan.

"Mau kakak baik." Jion mengangguk.

"Iya nanti kita ke rumah sakit ya? Kalau adek udah sehat, masa mau ketemu kak Kavi adek nya sakit." Hoshi hanya mengangguk dan kembali memejamkan matanya.

"Jangan tidur lagi dek, habis ini makan dulu."

"Iya."

*****

"Jion, kamu jagain adek dulu di rumah ya? Mama mau ke rumah sakit." Jion mengernyit saat melihat sang ibu panik.

"Ada apa ma?"

"Mama dapat kabar dari papa kalau kondisi Kavi tiba-tiba menurun, kamu jagain Hoshi di rumah ya? Nanti mama kabari." Jion mengangguk, namun suara Hoshi menghentikan Hana yang sudah akan beranjak.

"Aku ikut ke rumah sakit!" Hana dan Jion jelas terkejut mendengar hal itu.

"Adek, tapi adek kan masih sakit, adek sama abang tunggu di rumah aja ya? Biar mama yang pergi ke rumah sakit?" Namun Hoshi menggeleng.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang