74. Mendadak dekat

381 63 0
                                    


.
.
.
.
.
Keenan selama ini hanya mendengar tentang pribadi Kavi yang bertolak belakang dengan Hoshi, namun baru kali ini dia menyaksikan sendiri bagaimana Kavi membuat Ratna berteriak seperti orang gila.

Tidak ada satu pun yang tau apa yang di lakukan Kavi pada Ratna sejak mereka pergi tadi, tapi yang pasti Ratna sudah berteriak histeris saat mereka menjemput pemuda itu tadi.

Kavi tidak mengatakan apapun kecuali menatap datar pada Ratna dan meminta beberapa orang disana untuk kembali menyiksa Ratna, dengan cara yang biasa mereka lakukan.

Hanya satu yang mereka dengar dari Kavi sebelum mereka semua keluar dari sana.

"Jangan pernah berpikir jika kamu bisa lolos dengan cara licik, karena aku sudah bisa membuktikan kalau aku bisa melakukan lebih dari ini."

Keenan penasaran dengan maksud ucapan Kavi, tapi tidak bertanya apapun, bahkan Riku yang notabennya sepupu Kavi, tidak menanyakan apapun.

Mereka berempat di sambut wajah kesal Jion saat kembali ke rumah, namun Kavi tidak peduli dan langsung masuk ke kamar nya.

"Kak Kavi kayaknya badmood bang, dari tadi diem aja, serem gue." Jion menatap ke arah Riku yang baru saja mengatakan hal itu.

"Kenapa? Bukannya mainannya udah balik?" Riku mengedikan bahunya.

"Mungkin karena kita cuma kasih waktu satu jam." Jion menghela nafas kasar, meskipun mereka kembar tapi Jion belum bisa memahami Kavi sepenuhnya.

"Oh iya bang, hari ini gue ada kuliah, gue gak bisa jagain Hoshi di rumah sakit." Ucapan Riku membuat Jion kembali ingat jika kedua orang tuanya hari ini harus kembali mengurus pekerjaan mereka.

"Nanti gue yang jaga, tapi gue harus mastiin Kavi baik--baik dulu." Jion sebenarnya bisa saja meminta Nadhif atau Nyzan dan Nafian menjaga Hoshi, tapi sayang mereka bertiga juga harus kuliah.

"Hoshi biar gue yang jaga pagi ini." Perkataan Keenan membuat Jion terkejut.

"Lo serius Keen?" Keenan mengangguk.

"Iya, habis ini gue ke sana, lo temenin Kavi aja dulu." Riku yang mendengar itu langsung tersenyum jahil.

"Oh bang Keenan mau deketin Hoshi ya? Lo beneran suka sama Hoshi bang?" Jion terdiam saat Riku mengatakan itu, seperti ya dia lupa jika sahabatnya itu menyukai bungsu keluarga Gaillard.

"Kalau gitu gue titip Hoshi ya, nanti bilangin ke dia kalau gue harus mastiin Kavi baik dulu baru ke sana."

*****

"Bang Keenan gak kuliah?" Keenan tersenyum dan menggeleng saat Hoshi bertanya.

"Gak ada kelas hari ini, makanya bisa jenguk kamu sekalian jagain kamu sekarang." Hoshi mengangguk kecil.

"Kamu gak mau tanya kenapa Jion sama Kavi belum kesini?" Hoshi menggeleng.

"Aku tau kalau bang Jion lagi jagain kak Kavi di rumah." Keenan terdiam mendengar jawaban Hoshi.

"Kak Kavi belum benar-benar sembuh, tapi kak Kavi maksain buat ke rumah sakit setiap hari supaya aku gak ngerasa di tinggalin sama bang Jion."

"Aku tau soal itu meskipun kak Kavi gak bilang, aku bisa ngerasain itu. Jadi aku gak pernah nanya kalau bang Jion telat ke sini." Keenan tersenyum mendengar jawaban panjang Hoshi.

"Hoshi, nanti kalau udah pulang dari sini, mau jalan-jalan sama aku?" Hoshi menatap bingung pada Keenan.

"Jalan-jalan kemana?"

"Kemana pun kamu mau, jajan atau kemana." Hoshi tersenyum dan mengangguk.

"Aku mau ke pantai! Nanti kalau aku udah pulang ayo ke pantai bang!" Keenan mengangguk setuju.

"Okey nanti setelah kamu pulang dan sehat, aku bakal ajak kamu ke pantai."

*****

Nadhif menatap Jion yang hanya duduk diam di sebelahnya, saat ini mereka sedang ada di taman belakang kampus.

Jion sengaja mengajak Nadhif duduk disana setelah menjemput pemuda tinggi itu, Jion mengatakan jika dia suntuk.

"Mau disini sampai kapan Rel?" Jion akhirnya menoleh pada Nadhif.

"Lo capek ya? Maaf ya Dhif, harusnya gue anterin lo pulang." Nadhif tersenyum dan menggeleng.

"Bukan karena itu, tapi gue tanya lo Narel. Lo mau sampai kapan duduk diem disini? Gak mau ke rumah sakit?" Jion menggeleng.

"Ada Keenan disana, dia lagi ngedeketin Hoshi. Kavi sendiri lagi sama Leo sama Rico." Nadhif mengangguk paham.

Sret

"Kalau gitu ayo jalan-jalan Rel, udah lama lo gak jalan-jalan kan?" Jion menatap bingung pada Nadhif yang menarik tangannya.

"Mau kemana?" Nadhif hanya tersenyum.

"Keliling jakarta." Jion akhirnya hanya tertawa dan mengangguk.

"Ayo, seharian ini kita bakal jalan-jalan."

*****

"Bang Keenan." Keenan segera menatap Hoshi begitu mendengar panggilan dari pemuda mungil itu.

"Ada apa? Kamu butuh sesuatu?" Hoshi menggeleng.

"Bang Jion sama kakak baik kesini kapan?" Keenan tersenyum, karena dia baru saja mendapat pesan dari Jion untuk berada di sana lebih lama.

"Bang Jion masih nganter kak Nadhif cari sesuatu, kalau kak Kavi, aku gak tau, tadi siang dia di jemput Leo sama Rico." Hoshi merengut, tapi dia sadar jika kedua kakak nya tidak bisa selalu menjaganya.

"Kenapa? Kamu bosen?" Hoshi mengangguk kecil.

"Bosen banget bang, kapan aku boleh pulang sih? Mau ke pantai!" Keenan tertawa pelan.

"Sabar, makanya jangan bandel kalau di suruh minum obat, biar cepet pulang." Hoshi merengut mendengar Keenan mengatakan hal itu.

"Bang Keenan ngeselin!" Keenan rasanya ingin sekali menggigit pipi Hoshi karena gemas.

"Udah sana tidur, biar cepet pulang katanya." Hoshi bukannya menurut justru menatap lekat pada Keenan.

"Bang Keenan gak akan pergi kan? Jangan pergi nanti aku sendirian." Keenan menghela nafas panjang mendengar ucapan lirih Hoshi.

"Gak akan, aku gak akan pergi sebelum Jion atau Kavi datang." Hoshi akhirnya menghela nafas lega, karena itu tandanya dia tidak akan sendirian.

"Maaf kalau aku ngerepotin abang, tapi aku gak mau sendirian, takut." Keenan mengangguk.

"Iya aku tau, udah sekarang tidur gih, kamu gak akan sendirian."

*****

Tbc

*****

Selamat malam
Ada yang kangen aku?
Aku balik bawa Hoshi nih...
Ya meskipun aku belum bisa nulis banyak karna keadaan...
Jadi mungkin dikit-dikit dulu ya up nya...

Selamat membaca dan semoga suka

See ya

–Moon–

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang