.
.
.
.
.
Hoshi menatap lekat pada Jion, Nadhif dan Keenan, niat Hoshi hanya ingin mengajak Jion ke rumah sakit, tapi ternyata Jion ingin Nadhif dan Keenan ikut.Hoshi terpaksa mengirim pesan pada Leo jika akan ada dua orang lain yang ikut, Leo sendiri tidak masalah selama mereka datang bersama Hoshi.
"Memang mau kemana sih dek?" Hoshi hanya menggeleng, dia ragu tapi dia juga tidak ingin pulang sekarang.
"Ke rumah sakit." Jion, Nadhif dan Keenan jelas terkejut mendengar ucapan Hoshi.
"Mau ngapain? Kamu sakit?" Hoshi menggeleng.
"Mau lihat kakak, udah ayo abang." Jion menatap Nadhif dan Keenan bergantian, karena memang sekarang hanya ada mereka berempat.
Riku sudah bergi bersama Irvin tadi, katanya ada buku yang harus di beli, dan Nyzan juga sudah pergi dengan Nafian.
"Ya udah ayo." Hoshi menatap ke arah Nadhif, sahabat sang kakak itu sepertinya berangkat kesini bersama Nafian menggunakan mobil.
"Aku mau sama bang Keenan, bang Jion sama kak Nadhif aja." Setelah mengatakan itu Hoshi langsung menarik tangan Keenan.
"Rumah sakit mana dek?" Hoshi terlihat berpikir sejenak.
"Rumah sakit tempat dokter Mark kerja." Jion mengangguk setelah mendengar jawaban Hoshi.
"Abang tapi harus janji sama aku, mulai besok anterin aku kesana tiap abang ada kuliah." Jion sebenarnya tidak setuju, tapi mengingat bagaimana Hoshi ketakutan setiap kali di rumah akhirnya pemuda tinggi itu mengangguk.
"Abang harus lihat dulu, disana aman atau gak buat kamu. Ayo berangkat."
*****
Jion dan Nadhif terkejut saat melihat Leo berada di ruang rawat yang di tuju oleh Hoshi, bahkan Hoshi terlihat akrab dan memanggil Leo dengan sebutan kakak.
"Adek, kamu kenal sama dia?" Hoshi menatap Jion polos dan mengangguk kecil.
"Dia kak Leo, temennya kak Kavi." Jion semakin terkejut saat Hoshi mengatakan itu dengan enteng, padahal selama ini Jion bingung harus menjelaskan bagaimana pada Hoshi.
"Takdir lebih cepet bawa gue ketemu lagi sama Hoshi, bahkan sebelum lo bawa adek lo buat ketemu gue." Leo tersenyum saat melihat wajah bingung Jion.
"Lo mau tau siapa yang di maksud Hoshi kan? Liat aja sana, gue jamin lo bakal tenang setelah ini." Jion melangkah kaki nya mendekati ranjang rumah sakit yang tertutup oleh kelambu, dimana Hoshi sudah lebih dulu kesana.
Deg
Jion terpaku saat melihat sosok yang terbaring di ranjang, wajahnya asing namun familiar. Belum lagi Hoshi yang duduk tenang sambil memainkan jemari pemuda itu, Jion menolah pada Leo dan memberikan tatapan bertanya.
"Dia Kavi, orang yang lo cari selama ini."
Bruk
Jion terduduk saat mendengar jawaban Leo, jadi dugaannya selama ini benar, jika adik kembarnya masih hidup.
"Abang, kakak baik disini." Jion segera menatap Hoshi lekat.
"Adek, sejak kapan kamu tahu?" Hoshi beranjak dan mendekati Jion.
"Waktu abang ninggalin aku sendirian, waktu Ochi bangun kemarin."
Grep
Jion menarik Hoshi kedalam pelukannya, dia lega dan bahagia karena dia bisa melihat kedua adiknya sekarang.
"Kenapa gak langsung bilang ke abang?" Hoshi menggeleng.
"Gimana mau bilang, Ochi keburu bangun dan kalian gak ada di rumah." Jion semakin merasa bersalah sekarang.
"Abang jangan kasih tau papa sama mama." Ucapan Hoshi jelas membuat Jion bingung.
"Kenapa dek? Mama sama papa pasti seneng kalau tau kak Kavi masih hidup." Hoshi menggeleng.
"Gak boleh, nanti papa bilang kakak baik merepotkan!" Jion terdiam, sepertinya ucapan sang papa benar-benar membekas di ingatan sang adik.
"Adek, abang janji papa gak akan bilang kayak gitu. Kita kasih tau mereka ya? Supaya ada yang jaga kak Kavi disini, kasian kak Leo yang harus jaga kak Kavi dua puluh empat jam." Hoshi melihat pada Leo yang hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
"Beneran ya? Papa sama mama gak boleh bilang kak Kavi merepotkan! Nanti kalau papa sama mama bilang gitu, aku akan minta opah buat bawa pergi kak Kavi sama aku!" Jion mengangguk.
"Abang janji, kalau papa sama mama bilang gitu ke kak Kavi, abang yang akan bawa kalian pergi, kita tinggal sama opah sama omah, okey?" Hoshi akhirnya mengangguk mantap.
"Lepas abang, aku mau peluk kak Nadhif aja." Jion melongo saat Hoshi melepaskan pelukannya dan beralih memeluk tubuh tinggi Nadhif.
"Le, makasih udah jagain adek gue." Leo hanya tersenyum dan mengangguk.
"Udah tugas gue buat jagain dia Ji, dia sahabat gue, tanpa dia mungkin gue gak bakal ada disini sekarang."
Di sisi lain Hoshi menatap Nadhif dengan tatapan mata memelas, bahkan hal itu membuat Nadhif dan Keenan gemas.
"Kak Nadhif, tadi katanya mau kasih aku roti bakar, mana?" Nadhif tertawa pelan dan segera mengeluarkan kotak makan dari tas nya.
"Nih, habisin ya? Awas loh gak habis." Hoshi hanya mengangguk.
"Pasti habis, aku lapar!"
*****
Seorang perempuan tengah tersenyum di hadapan para ibu-ibu sosialita, dia bersyukur saat ibu nya meminta nya ikut datang ke arisan dengan teman-teman nya.
"Ini anak nya jeng? Cantik ya."
"Iya jeng, ini Ratna anak saya." Ratna tersenyum saat ibunya mengenalkannya pada teman-teman nya.
"Ratna sekarang kesibukannya apa?"
"Saya kuliah tante." Ratna masih mempertahankan senyum nya.
"Oh kuliah dimana? Jurusan apa?" Ratna sebenarnya sebal di tanya seperti itu.
"Saya kuliah di universitas Harmony tante, jurusan bisnis."
"Loh berarti Ratna kenal sama anak tante dong?" Ratna pura-pura memasang wajah bingung saat mendengar itu, karena memang ini lah yang dia tunggu.
"Siapa tante?"
"Namanya Keenan, anak kedua tante, kenal gak?" Ratna kembali pura-pura terkejut dan mengangguk.
"Oh Keenan, iya saya kenal tante, dulu sempat deket sama Jion juga, tapi akhir-akhir ini Keenan lagi suka deketin adik angkat nya Jion tante." Alis ibu Keenan itu mengernyit.
"Jion punya adik angkat?" Ratna mengangguk.
"Iya tante, beberapa kali bahkan anak itu ke kampus buat gangguin Keenan, bahkan maksa Keenan buat nemenin dia." Ratna tersenyum dalam hati saat melihat perubahan ekspresi wanita di hadapannya itu.
"Dia bawa pengaruh buruk loh kalau di biarin deket sama Keenan tante, bahkan Jion aja sekarang berubah ke temen-temennya, lebih sering bolos buat nemenin adiknya itu."
"Aduh maaf ya tante kalau saya cerita gini, harusnya saya gak ceritain ini." Wanita dihadapan Ratna menggeleng dan tersenyum.
"Gak, kamu gak salah, tante justru terima kasih karena kamu mau cerita soal itu, jadi tante bisa nasehatin Keenan biar gak kena pengaruh buruk adik angkatnya Jion." Ratna hanya tersenyum tipis mendengar nya, padahal dalam hati dia sudah bersorak riang.
"Liat aja Hoshi, setelah ini lo gak bakal bisa deketin Keenan, dan gue bakal bikin lo di buang sama keluarganya Jion!"
*****
Tbc
*****
Selamat malam
Ada yang nungguin?
Kangen Hoshi gak nih?
Hoshi absen nih...
Mana suaranya...Selamat membaca dan semoga suka
See ya
–Moon–
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hoshi
FanfictionKavi Aland Daran, seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun harus meregang nyawa karena kecelakaan saat sedang melakukan balap liar. Namun bukannya beristirahat dengan tenang, Kavi justru terbangun di tubuh seorang remaja berusia tujuh belas tahun...