Keluarga Agra bersama Galang, Nayla, dan Sissy tiba di Sungai es itu. Dengan segera, Agra membaringkan tubuh Thea diatas sebuah batu yang sekiranya cukup besar untuk Thea berbaring. Dengan penuh kasih sayang, Agra mengusap rambut sang putri.
"Ayah harap, kamu cepat sadar, nak!" Sesaat kemudian, Agra melirik Galang tajam, "Setelah itu, tak akan kubiarkan kau berhubungan dengan serigala itu lagi."
Mendengar itu, Galang menunduk pasrah. Mungkin keputusan Agra itu memang sudah lebih baik daripada Thea terluka lagi. Sementara Liora dan Yasha, mereka ketar-ketir. Tentu keduanya tak ingin, hubungan dirinya dengan pasangan mereka masing-masing menjadi rusak karna ketidakrestuan dari sang ayah.
Kembali Agra menatap Thea teduh dan mengelus rambutnya lagi, "Ayah akan sering berkunjung kesini. Ayah menyayangimu, nak!"
Agra pun lekas berdiri disaat sudah puas menatap sang putri.
"Ayo kita pergi dari sini. Bagaimanapun juga, ini dekat dengan Wilayah serigala. Ayah takut, kehadiran kita disini memancing kedatangan mereka." Ucap Agra dan semua mengangguk setuju.
Agra lekas melesat pergi dan diikuti semuanya. Tentunya dengan Nayla yang dipegang oleh Tristan. Kini hanya tersisa Galang, Liora, dan Tania.
Liora menatap sendu pada Thea. Diam-diam ia menangis. Ia sedih, melihat saudara perempuan yang selama ini menjadi teman kini terbaring lemah seperti ini.
"Galang. Apa lo yakin? Gak ada cara lain buat menyembuhkan Thea? Kapan dia akan bangun lagi?" Tanya Liora sedih.
"Gak ada. Hanya ini cara satu-satunya. Kapan dia akan bangunnya, itu tergantung dari imun dia sendiri. Cuma Thea sendiri yang menyembuhkan dirinya sendiri." Jelas Galang sendu.
Liora mengangguk paham, "Kalo gitu, gue titip Thea sama lo, ya! Gue yakin, dengan lo yang akan selalu ada disisi dia, dia jadi punya alasan untuk bertahan hidup."
"Tanpa lo suruh, gue akan jagain dia."
Liora percaya. Ia yakin, Galang pasti akan menjaga Thea dengan baik.
"Kalo gitu, gue pamit." Ucap Liora berpamitan.
Galang mengangguk memberi izin. Setelah itu Liora melesat pergi.
Dengan langkah lunglai, Galang mendekati posisi Thea. Ia bersimpuh disamping gadis itu. Matanya berkaca-kaca. Ia meraih tangan Thea dan menggenggamnya. Setelah itu, ia membawa tangan itu menempel pada dahinya. Seketika pertahanan Galang runtuh. Ia menangis melihat kondisi Thea yang lemah.
Tania terenyuh. Ia bisa menyaksikan, jika ada cinta dalam diri Galang pada kakaknya itu. Tania semakin yakin, keputusannya dulu untuk merelakan Galang untuk Thea adalah benar. Nyatanya, rata-rata orang lama selalu menjadi pemenangnya. Walaupun ia berkorban, tapi ia senang karna bisa menjadi saksi atas kisah cinta Galang dan Thea.
"Maaf." Lirih Galang menangis. Posisinya masih sama, "Maaf karna udah bikin lo terluka. Gara-gara gue, lo kayak gini. Gue mohon lo harus kuat. Kalo lo kenapa-napa, gue akan terus menyalahkan diri gue sendiri."
Perlahan, Galang membawa tangan Thea itu pada pipinya, "Lo kuat, ya! Gimana sama gue kalo lo gak bangun lagi? Lo mau bales dendam sama gue karna dulu gue ninggalin lo beratus-ratus tahun lamanya?"
Wuuussshhh...
Galang dan Tania dikejutkan dengan kehadiran Hara dan Lestat. Tania yang mengetahui siapa mereka, lekas menunduk. Bagaimanapun juga, ia bertemu dengan sang raja dan sang ratu serigala. Yang Tania takutkan adalah, terjadi perselisihan antara dirinya dan kedua pemimpin itu karna dirinya yang seorang vampir.
"Thea." Ujar Lestat panik dan lekas menghampiri putrinya itu.
Galang bangkit sambil menyeka air matanya. Ia memberikan ruang untuk ibu dengan anak angkatnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...