Wuuuussshhhhh...
Seorang gadis vampir berparas cantik datang dari arah Wilayah vampir dengan melesat. Begitu ia merasa sudah aman, gadis itu menghela napas.
"Syukurlah! Akhirnya gue bisa bebas dari sekapan Volturi."
Gadis itu mencoba melirik-lirik sekitar, "Tujuan pertama gue adalah, mencari Tristan terlebih dahulu. Gue harus jelasin ke dia, kenapa gue meninggalkan dia. Gue harap, Tristan mau mengerti."
Gadis itu sedikit menghembuskan nafasnya, "Soal Tristan mau terima gue lagi atau enggak, itu urusan belakang. Yang penting, gue jelasin dulu apa alasan gue. Dan gue gak memaksa dia untuk terima gue lagi."
Sesaat kemudian, gadis itu terlihat termenung, "Ayah! Tunggu aku. Aku janji akan menyelamatkan ayah." Setelahnya, gadis itu melesat pergi.
***
Galang memutuskan untuk mengantar Thea sampai kedepan Mansionnya. Tak lama kemudian, seluruh keluarga Agra keluar karna mereka dapat mencium aroma serigala dan Thea. Begitu melihat kedatangan gadis itu, semua terbelalak. Mereka pun mengukir senyumannya.
"Thea? Lo udah sembuh?" Tanya Liora penuh haru.
Thea tersenyum, "Iya. Gue udah sembuh."
Semua tersenyum bahagia menyambut kehadiran Thea. Tapi tidak dengan Agra. Bukan ia tidak mau menyambut putrinya. Tapi kedatangan Galang yang membuat ia terlihat marah.
Bugh...
"Argh!"
"Ayah!"
Tanpa aba-aba, tiba-tiba Agra langsung menyerang Galang. Galang yang tidak siap akhirnya harus merelakan perutnya yang di pukul. Hal itu menimbulkan pekikan dari semua anak-anaknya. Kecuali Digo tentu saja. Ia tidak ada karna masih harus beristirahat akibat dari serangan Tristan tadi malam sampai nanti malam.
"Ayah! Apa yang ayah lakukan?" Ujar Thea marah. Ia menghampiri Galang yang tersungkur. Galang meringis kesakitan. Pukulan Agra memang tidak main-main.
Agra berdesis marah melihat itu, "Mulai sekarang, jangan pernah dekati putriku lagi! Dan Thea, menjauhlah darinya!"
Thea terbelalak. Ia tak terima pernyataan itu, "Apa hak ayah mengatakan itu?! Selama Thea sekarat kemarin, cuma Galang yang nemenin di sisi Thea. Sedangkan ayah?! Kemana?! Bahkan ayah sama sekali tidak datang!" Gertaknya marah.
"Thea–"
"Jangan mentang-mentang Thea sekarat, tapi Thea gak tau!" Potong Thea pada Agra yang mencoba memberi pengertian.
"Walaupun Thea sekarat, tapi telinga Thea mendengar! Siapa saja yang datang. Dan hanya Galang seorang yang datang. Dia gak pernah lupa untuk menjenguk Thea." Thea pun melirik Tania, "Sesekali Tania juga mengunjungi."
Semua anak Agra lainnya melirik Tania. Mereka tak menyangka jika Tania seberani itu. Diam-diam Liora menyesal. Tau gitu, ia akan bersama Tania untuk mengunjungi Thea.
"Thea tau, kalau Sungai es itu berada di dekat Wilayah serigala. Tapi kalo ayah ataupun kalian mau meminta bantuan pada Galang atau serigala yang lainnya, kalian tetap aman berada disana. Tapi apa? Ayah terlalu gengsi untuk meminta bantuan pada bangsa serigala. Apa gengsi ayah jauh lebih besar, daripada kasih sayang ayah kepada Thea?" Ucap Thea dengan mata berkaca-kaca.
"Thea–"
"Kalau ayah masih meminta Thea untuk menjauhi Galang, lebih baik Thea gak usah pulang sekalian."
Semua anak-anak Agra terbelalak. Terlebih lagi Liora. Bahkan gadis itu menggeleng ribut.
Thea pun membawa Galang yang masih meringis kesakitan melesat pergi. Setelah itu, Tania menghadap sang ayah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...