Galang sudah berpakaian rapih. Tentunya dengan baju baru yang ia beli dengan ATM papskynya. Saat ini, laki-laki itu hanya mondar-mandir di Kamarnya saja. Ia berpikir keras, antara datang atau tidak datang ke pesta itu?
"Gimana, ya? Thea emang ngundang gue. Tapi, sedikitpun gak ada omongan dari pihak keluarganya yang lain. Gue jadi ragu." Ucap Galang bimbang.
Tiba-tiba Tobi memasuki Kamarnya. Ia pun terpukau oleh pesona ganteng Galang malam ini.
"Wih, wih, wih! Ganteng banget lo! Mau kemana lo rapih-rapih begini?" Tanya Tobi.
Seketika Galang punya ide.
"Tob! Lo gak sibuk, kan?" Tanya Galang.
"Kenapa emangnya?"
"Ikut gue, yuk!" Ajak Galang.
"Kemana?"
"Ke pesta keluarga Agra. Sebenarnya Thea udah ngundang gue. Tapi gue ragu mau dateng mengingat gak ada omongan lain dari pihak keluarganya. Setidaknya kalo gue malu, ya gue malunya sama lo juga." Jelas Galang.
"Kalo gue selama masih kenal, gak bakal malu mau dateng ke pesta siapa aja. Ya udah! Gue siap-siap, ya! Lo tungguin aja diluar!" Ucap Tobi sumringah dan lekas mengusir Galang.
Begitu pintu Kamarnya terkunci oleh Tobi, Galang mendengus kesal.
"Emang lo mah malu-maluin!"
Alhasil, Galang turun dan lekas menunggu dibawah.
***
Keluarga Agra kini berbaris dan menyambut beberapa vampir yang berdatangan. Ruang Tamu Mansion Agra ini sudah disulap dengan elegant yang khas horor vampir.
Nayla meringsut takut pada Tristan. Tatapan vampir-vampir itu seolah ingin menerkamnya. Namun berkali-kali Tristan mencoba menenangkannya dengan mengelus punggung gadis itu. Ia meyakinkan Nayla, jika semua akan baik-baik saja. Nayla pun percaya itu.
Diam-diam, ada sekelompok vampir 5 orang yang memperhatikan Nayla.
"Keluarga Agra bergerak lebih cepat daripada kita. Mereka telah menemukan darah suci terlebih dahulu sebelum kita." Ucap seorang gadis berdesis. Sebut saja namanya Carissa.
"Lo bener! Kita harus atur strategi. Untuk merebut darah suci itu dari keluarga Agra." Ucap gadis lain. Sebut saja namanya Renata.
Diantara kelimanya, Lidya alias Sisca berada disana. Ia baru tau jika Nayla teman sekelasnya adalah gadis pemilik darah suci. Ia jadi tidak tega jika harus mengorbankan temannya itu untuk keluarganya ini.
Sementara Sissy, ia sudah berada di samping Digo sedari tadi. Tatapan bangsa vampir lainnya sangat mengintimidasinya. Namun Sissy memilih acuh karna ia yakin Digo pasti akan menjaganya.
Untuk ketiga cucu Agra, mereka semua hadir. Jika tadi Sissy berdampingan dengan Digo, David dan Angel berdiri sebelahan sebagai adik kakak.
Diam-diam, Thea celingukan. Ia mencari Galang tentunya. Namun ia menghela napas kecewa ketika tak mendapati si empu.
"Apa Galang gak dateng? Pastilah! Perlakuan keluarga gue sama dia yang bikin dia gak mungkin dateng. Kalo dia gak dateng, gunanya gue disini apa? Mending gue juga gak ikut pesta ini." Ucap Thea pesimis. Ia pun keluar dari kerumunan para vampir, dan menepi di sebuah kursi makan sendirian.
Tepat setelah Thea menepi, rupanya Galang datang. Sama seperti Sissy, bangsa vampir yang datang itu memperhatikan Galang dengan tatapan intimidasi. Di tatap begitu, Galang merasa canggung. Walaupun begitu, ia harus tahan. Ini demi undangan Tristan dan juga Thea.
Melihat kedatangan Galang, Tristan tersenyum sumringah. Akhirnya bintang utama dalam pesta ini datang juga. Ia pun lekas menghampiri Galang dan menyambut.
![](https://img.wattpad.com/cover/373208156-288-k139892.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...