Tempat Yang di datangi Oleh Freya dan Shani, Terletak di pinggiran Jakarta. Shani masih belum mengetahui tempat apa yang akan Mereka datangi.
"Frey?" Tanya Shani.
"Hm?"
"Tempat yang akan kita datangi ini, Seperti apa?" Tanya Shani.
"Sebuah rumah Kost." Ucap Freya.
Shani mengernyit, "Rumah Kost kosong?"
"Tidak, Masih ada penghuninya."
"Lalu bagaimana cara kita mencari obyek itu?" Tanya Shani.
"Ketika aku terjebak di dalam permainan Sang penguasa bintang. Sang Penjaga obyek, memberiku Sebuah Gambaran tentang semua obyek yang ada, Termasuk bagaimana mendapatkan obyek yang tidak tercatat dalam buku Holders." Ucap Freya.
"Bukankah semua obyek itu sudah di catat dalam buku Holders?" Tanya Shani.
"Memang, Tapi itu hanya versi ringkasnya saja. Sedangkan yang kudapatkan adalah Versi lengkap dari semuanya. Selain Itu, Aku ingin mencoba menggunakan kekuatan Warisan dari kakekku." Ucap Freya.
"Kekuatan warisan?" Tanya Shani.
"Keturunan darah biru, Telah melalui sebuah ritual ketika mereka lahir. Ritual tersebut bertujuan untuk menjaga garis darah tetap murni. Dan mereka yang di haruskan, Menerima wangsit yang hanya di peruntukan untuk garis darah biru yang terpilih." Ucap Freya.
"Lalu apa kekuatan Warisan yang di berikan kakek kamu?" Tanya Shani.
"Sebuah lagu."
"Lagu?" Tanya Shani.
"Kita sudah sampai." Freya meminta Shani untuk memarkirkan mobilnya pada sebuah gang yang lumayan besar, Tapi berantakan dan kumuh. Melihat pemandangan di tempat itu, Shani bahkan sampai lupa dengan pertanyaannya tentang kekuatan warisan yang Freya maksud.
"Kamu yakin ini tempatnya?" Tanya Shani.
Freya mengangguk, "Ya, Ikuti aku." Freya berjalan lebih dulu kedalam gang. Semakin dalam gang, Semakin Kumuh juga keadaannya. Setelah Keluar dari gang, kedua gadis itu memasuki perkampungan Yang sedikit sempit. Terdapat Beberapa warga yang sedang bermain kartu di sebuah warung. Freya mendekati Mereka, dan Shani yang tidak tau apa yang akan Freya lakukan, Hanya mengikuti gadis itu.
"Permisi pak," ucap Freya.
Bapak-bapak yang tengah bermain kartu tersebut menoleh pada gadis yang memanggil mereka.
"Eh, Iya neng?" Tanya salah satu dari bapak-bapak tersebut.
"Rumah Nomor 13 Di mana ya, pak?" Tanya Freya.
"Rumah Nomor 13? Disini rumah gak ada yang berurut neng. Orang-orang pada males kalau harus ngurutin nomor rumah." Ucap bapak tersebut sambil cengengesan. "Emang mau cari rumah siapa neng?"
"Rumah tempat Kost itu, Pak."
Mendengar rumah yang Freya maksud, Ekspresi bapak-bapak tersebut mendadak tegang. Mereka Seakan merasakan sebuah ketakutan yang besar. Shani Sampai mengernyit melihat ekspresi bapak-bapak tersebut.
"Oh, Rumah kost." Bapak-bapak tersebut segera mengembalikan ekspresi mereka seperti semula. Tapi Shani tau, masih ada ketakutan di wajah mereka.
"Itu di sana neng." Tunjuk bapak tersebut pada rumah besar yang terlihat sangat kumuh. Tapi anehnya, Jalan menuju rumah tersebut harus melewati lahan pemakaman, Dengan sebuah pohon beringin besar.
"Lewatin kuburan sedikit gak papah Neng? Tapi neng berdua harus Pamit dulu sama pohon beringin besar itu." Ucap bapak tersebut.
"Kenapa pak?" Sekarang Shani yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Ficção AdolescenteBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...