"kamu beneran gak papah sayang, Mau aku yang nyetir aja?" Tanya Shani.
Freya menggeleng, "Tidak perlu, Aku sudah merasa lebih baik." Ucap Freya.
Shani mengangguk dan kembali melihat ke area sekitar, Dimana Kota Jakarta layaknya Daerah yang baru saja di terjang Oleh badai. Seluruh bangunan porak-poranda menjadi Puing-puing kecil yang tidak berguna. Serta hiasan patung-patung yang terbuat dari manusia asli.
"Nampaknya Semua orang tidak akan kembali, Sebelum kita mengalahkan 7 pangeran Neraka." Ucap Shani.
Freya mengangguk, "Ya, Belial telah ku bunuh sebelumnya. Tapi aku tidak menyangka kalau warga kota belum bisa kembali." Ucap Freya.
"Kamu yakin dia benar-benar mati?" Tanya Shani Menoleh.
"Ya, Aku bisa memastikannya.." Ucap Freya.
"Pedang Void yang Feni bilang sebelumnya, Apa itu juga karena Mata Tertinggi kamu?" Tanya Shani.
"Saat aku Bermeditasi, Aku Berada dalam kesadaran lautan jiwa. Di sana, Ada Tiga Ujian yang aku hadapi. Ujian pertama, Aku berada di sebuah altar terapung. Di tengah Altar tersebut, Tergambar simbol Daun Hitam. Saat aku berdiri di tengah daun Hitam tersebut, Tiba-tiba ribuan cahaya mirip kunang-kunang Muncul secara acak. Aku awalnya tidak mengetahui tujuan cahaya tersebut muncul, Tapi Ketika aku menangkap satu, Cahaya tersebut terbang dengan sendirinya dan masuk kedalam cermin pilar yang ada di hadapanku. Aku akhirnya mengerti kalau aku harus memasukan semua Cahaya tersebut kedalam Cermin pilar."
"Lalu kamu berhasil di ujian pertama?" Tanya Shani.
"Aku gagal pada awalnya, Aku tidak menyadari kalau terdapat waktu yang membatasi ku. Akhirnya aku mencobanya lagi secepat yang aku bisa, dan akhirnya aku berhasil ke Ujian kedua." Ucap Freya.
"Ujian kedua yang kamu hadapi, Seperti apa?" Tanya Shani.
"Bertarung dengan diriku sendiri. Kekuatan yang sama, Senjata yang sama, Dan gerakan yang sama. Itu membuatku kerepotan. Tapi aku menyadari kalau Hanya keyakinan yang bisa mengalahkan Diriku sendiri." Ucap Freya.
"Ujian ketiga?" Tanya Shani.
"Setelah ujian kedua selesai, Di depanku tiba-tiba muncul sebuah kastil Mewah dengan Ornament Kristal yang indah. Aku Memasuki Kastil tersebut yang ternyata di dalamnya hanya sebuah ruang kosong. Sangat gelap namun berbintang. Serta lantai yang basah oleh air. Di ujung ruangan tersebut, Tepat di atas tangga yang menjulang, Sebuah Cahaya ke-perakan menyita perhatianku. Ketika aku memperhatikannya lagi, Cahaya tersebut rupanya berasal dari sebuah Pedang. Aku Mulai Melangkah menuju pedang tersebut. Namun perjalananku tidak berjalan mulus. Tepat saat aku Melangkah, Dari dalam Air, Muncul Puluhan Jiwa yang mencegahku untuk tidak mengambil pedang tersebut. Aku membutuhkan sedikit Perjuangan Untuk bisa menyentuh Gagang pedang, Dan ketika Jariku menyentuhnya, Jiwa-jiwa tersebut seketika terbakar dan menghilang. Lalu aku merasa energi di dalam Jiwaku Melonjak." Ucap Freya.
Shani mengangguk-angguk mengerti.
"Kamu sendiri, Bagaimana?" Tanya Freya.
"Aku—Tidak tau." Ucap Shani. Freya mengernyit.
"Setelah perjalanan panjangku bersama Hima ke Alaska, Akhirnya aku menemukan sebuah kastil yang berdiri di Tengah lahan bersalju. Aku merasa kalau kastil tersebut memanggilku. Tapi saat aku masuk, Aku tidak Mengingat apapun lagi. Sampai aku terbangun di hotel bulan. Feni Bilang, Setelah kamu pingsan melawan Belial, Aku tiba-tiba muncul dan menyerang kalian. Feni menyebutkan kalau itu karena aku Di kendalikan Oleh Sisi Jahat dari Mata Rubah ekor sembilan." Ucap Shani.
"Kita berdua belum bisa mengendalikan Mata tertinggi secara sempurna, Jadi aku pikir, Hanya di waktu tertentu saja kita boleh menggunakannya.." Ucap Freya.
"Aku setuju." Ucap Shani.
Lamanya Obrolan yang mereka lakukan, Sampai mereka tidak sadar kalau Tujuan mereka sudah dekat. Para prajurit keraton merapi, Menyambut Pemimpin tertinggi mereka dengan Hormat.
"Mamah, papah.." Ucap Shani berlari memeluk orang tuanya. Begitu juga dengan mereka yang nampak senang dengan kehadiran Shani.
"Apa yang terjadi di Kota, Ayah mendengar ledakan yang besar dan juga gempa Bumi." Ucap Ayah Freya.
"Iblis menyerang Jakarta, Dan semua orang telah berubah menjadi batu." Ucap Freya.
"Lalu kamu gak papah kan?" Tanya Sang ibu.
"Aku baik-baik saja.." Ucap Freya.
Atas perintah Mutlak dari Freya, Sebagai pemimpin tertinggi keraton merapi, Para petinggi keraton Muncul di Aula singgasana. Freya dengan Sosok berwibawa duduk di kursi singgasana.
"Ragnarok, Perang antara Iblis, Dewa dan manusia, Telah di mulai. Dan ini adalah Gelombang pertama. Bagaimana dengan pasukan keraton?" Tanya Freya pada para Petinggi.
"Semuanya sudah siap Gusti.." Ucap Eyang Merapi.
Freya mengangguk mengerti, "Nyai Gadung melati.." Ucap Freya.
"Hamba Gusti.." Ucapnya sambil membungkuk Hormat.
"Aku Memintamu Untuk mencari sosok Yang bernama Sang penguasa Gairah. Dia adalah Musuh terbesar umat Manusia. Dia bisa mengubah dirinya menjadi manusia biasa, Namun Energi di dalam tubuhnya dapat di bedakan dengan manusia lainnya. Jangan melawannya, Beri tau padaku langsung jika telah menemukannya." Perintah Freya.
"Baik Gusti.." Ucapnya.
Setelah rapat selesai, Kedua orang tua Shani Meminta Shani untuk ke kamar mereka. Nampaknya ada hal yang ingin di Bicarakan. Freya tidak ingin ikut Campur, Karena dia telah menebak apa yang akan di bicarakan.
***
"Mamah Dan papah, Mau Bicara apa?" Tanya Shani di hadapan Orang tuanya.
Kedua orang tuanya saling Menoleh satu sama lain. Nampaknya mereka telah siap untuk memberi tau Shani Sebuah kebenaran tentang jati Dirinya. Sang ibu nampak Enggan Untuk menjawab, Ayah Shani bisa mengerti hal tersebut. Jadi setelah Dia menarik nafas dalam-dalam, Diapun kemudian berucap, "Kamu ini sebenarnya Bukan anak kandung kami.." Ucap Sang Ayah.
Tidak ada respon apapun yang Terjadi pada Shani. Namun, Di dalam hatinya merasakan perih yang amat sangat.
"Lalu siapa orang tuaku?" Tanya Shani Sendu.
Kedua orang tuanya sudah bisa menebak dari ekspresi Shani, Kalau putrinya ini telah mengetahuinya sejak awal. Terbukti dari Tidak Adanya rasa keterkejutan. Sang ibunda kemudian menarik Shani kedalam dekapan Hangatnya. Shani tidak kuasa menahan tangis yang membendung sukma Jiwanya.
"Kami tidak tau, Saat Kakakmu Berumur 3 tahun, ada seseorang yang menaruh sebuah kotak di Depan rumah. Saat itu, Hujan turun dengan sangat deras. Ketika kami membuka kotak itu, ada seorang bayi yang nampak tertidur lelap. Dan bayi tersebut adalah kamu. Di sampingnya, Terdapat sebuah Surat dengan Simbol yang kami tidak ketahui." Ucap Sang ayah.
Simbol? Apa maksudnya Simbol Trinitas? Batin Shani.
"Di tengah hujan tersebut, Sekelebat mamah melihat bayangan seorang perempuan mengenakan Jubah Merah, Dengan rambut panjang. Saat itu, Mamah berfikir kalau itu hanya halusinasi kami saja." Ucap Sang Ibunda.
Apa dia ibu kandungku? Batin Shani.
"Dalam surat yang kami temukan, Penulisnya meminta kami untuk merawat kamu. Karena Kasihan, Akhirnya Kami menjadikan Kamu anggota keluarga Natio. Mamah tidak menyangka kamu akan tumbuh menjadi gadis Cantik yang hebat." Ucap Sang ibu.
"Maafkan kami karena menyembunyikannya selama ini.." Ucap Sang ayah.
Shani menggeleng, Dia menghapus bekas Air mata di wajahnya. "Terimakasih, Jika bukan Karena kalian, Aku mungkin tidak tau akan hidup seperti apa. Kalian tetap orang tua ku apapun yang terjadi.." Ucap Shani sambil terisak.
Sang ibu menatap Haru dan kembali mendekap Putrinya. Sang ayah tersenyum senang Melihat Keharuan tersebut. Dari balik pintu kamar, Freya tersenyum kecil melihat Kekasih Dengan keluarga kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Novela JuvenilBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...