Dalam perjalanan kembali ke Hotel Bulan, Shani nampak Murung dan Sendu. Penyebabnya tak lain dan tak bukan, Adalah karena Kini dirinya menyadari kebenaran tentang keluarganya. Shani yang biasanya banyak berceloteh, Jika bersama Freya, Kini Nampak terdiam lemas, Menatap keluar jendela mobil.
"Cici Gak papa kan?" Tanya Freya Sambil mengusap Pucuk kepala kekasihnya.
"Aku gak papah kok, Sayang." Ucap Shani. Namun Dari nada Suaranya, Freya Tau gadis tersebut tengah dilema.
"Aku janji, Setelah Perang selesai, Aku akan bantu kamu Cari keberadaan Orang tua kandung kamu." Ucap Freya.
Shani mengangguk pelan, "Berhenti dulu dong.." Ucap Shani tiba-tiba.
Freya menuruti permintaan kekasihnya. Dia menepikan Mobil di pinggir Jalan. Shani kemudian memeluk Freya Secara tiba-tiba, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Freya. Tubuh Shani bergetar, Freya tau kalau kekasihnya tengah menangis. Freya hanya bisa membiarkan kekasihnya menumpahkan segala Isi hatinya, Sambil Mengusap Punggung Shani.
Setelah beberapa menit kemudian, tangisan Shani berhenti. Freya mengusap wajah kekasihnya yang sembap. "Lebih baik?" Tanyanya sambil tersenyum.
Shani mengangguk, "Makasih sayang.." Ucap Shani. Freya Mengecup Kening Shani, lalu Kembali melakukan Mobil menuju Hotel Bulan.
***
Setibanya di Hotel Bulan, Gracia telah menyambut Mereka. Sedangkan member yang lain Sibuk dengan urusan masing-masing. Seperti Muthe dan Kahtrina yang entah sedang bermain apa.
"Ci Shani.." Ucap Gracia menyambut.
"Hai Gre.." Ucap Shani lemah.
"Kok lemas Gitu?" Tanya Gracia.
"Tidak papah, Aku ke kamar dulu.." Ucap Shani berlalu tanpa menghiraukan Gracia.
Gracia menatap Freya cemberut, "Ci Shani Kamu Apain?" Tanya Gracia.
"Hanya sedikit bermain di mobil.." Ucap Freya berbohong. Dia ingin melihat Reaksi Panik Gracia. Dan seperti yang di Duga, Gracia membulatkan mata sempurna.
"Main? Maksudnya main...."
"Ya, Main itu.." Ucap Freya tersenyum jahil.
"Heh! Kalian berdua belum nikah ya.." Ucap Gracia.
"Kami akan menikah sebentar lagi.." Ucap Freya berlalu. Gracia mencebikan Bibirnya Melihat kepergian Freya.
Freya berjalan Menuju kamar Shani, Dilihatnya, Sang kekasih Tengah berbaring membelakanginya. Freya Mendekati Shani, Lalu menaikkan Selimut setengah tubuhnya.
"Beristirahatlah.." Ucap Freya mengecup Pipi Shani."Temenin aku sebentar ya.." Pinta Shani.
Freya mengangguk tersenyum, Dia merebahkan dirinya di samping Shani, Lalu Menarik Shani kedalam dekapannya. Shani tidak Menolak, Dia nampak Nyaman berada di Pelukan Kekasihnya.
"Kamu tidak membenci Orang tuamu yang sekarang kan?" Ucap Freya.
"Aku tidak punya Alasan untuk membenci mereka. Jika bukan Karena mereka yang merawatku sejak kecil, Aku mungkin sudah menjadi gelandangan." Ucap Shani.
"Feni bilang, Kalau Simbol Trinitas yang kamu punya, Hanya bisa di miliki oleh keluarga Lunarian. Jika Begitu, Maka Orang tua kandung kamu, Bukan berasal dari keluarga sembarangan." Ucap Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Ficção AdolescenteBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...