Pada tengah malam yang hening, Sebuah Siulan bergema di salah satu lorong apartemen. Feni yang tengah tertidur, Seketika membuka Matanya, Ketika merasakan aura negatif yang Sangat kental, Di sekitar Apartemennya.
"Eye Lost." Ucapnya. Dari kegelapan, Eye Lost muncul sambil membungkuk hormat.
"Ada energi gelap yang tersembunyi, Di tempat ini." Ucapnya.
"Saya mengerti Nona." Eye Lost menghilang, Untuk mencari tau tentang Energi tersebut. Siulan itu kembali terdengar. Siulan tersebut memiliki energi magis yang bisa menghipnotis Siapapun yang mendengarnya.
Feni beranjak dari Tempatnya, Dan keluar dari apartemen. Suasana apartemen sangat hening, Karena sebagian Unit telah Kosong. Feni berkeliling sebentar Tapi energi yang dia rasakan sebelumnya telah menghilang. Feni memastikan tidak ada yang terjadi, Sebelum kembali masuk kedalam Unit apartemennya.
"Maaf nona, Saya tidak bisa menemukan Sumbernya, Tapi memang ada beberapa orang yang saya temukan berjalan keluar dari gedung. Mereka memiliki pandangan Kosong. Saya mengikuti mereka, Tapi sebuah penghalang yang kuat, Mencegah saya untuk mengikuti lebih jauh." Ucap Eye Lost.
"Kemana mereka pergi?" Tanya Feni.
"Mereka berjalan ke arah Utara, Dan masuk kesebuah gang kecil." Ucap Eye Lost.
"Siulan itu memiliki kekuatan magis yang bisa menghipnotis manusia. Tidak salah lagi, Pelakunya adalah salah satu dari 7 pangeran Neraka." Ucap Feni.
"Mungkin saja, Leviathan telah bergerak kembali." Ucap Eye Lost.
"Kita bahas hal ini nanti, perkuat pelindung di gedung ini." Ucap Feni.
"Baik Nona."
Setelah Eye Lost pergi, Feni menyambar Jaketnya, Lalu menciptakan Retakan Ruang, Dan masuk kedalamnya. Dia pergi ke Kastil Keabadian miliknya. Ketika dia tiba, Dia melihat Hima yang tengah tertidur di Padang Violet. Bulu mahluk tersebut tidak lagi putih, Melainkan Berwarna senada dengan bunga-bunga yang ada di Padang ini. Seperti yang Feni katakan, Ningen memiliki kemampuan untuk menyesuaikan, Lingkungan sekitarnya.
Feni mendekati Ningen yang tengah tertidur pulas. "Hei, Kenapa kau tidur di sini, Dan bukan di dalam kastil?" Ucap Feni.
Mahluk tersebut merengek tidak mau di bangunkan. Feni terkekeh melihatnya. "Dasar bayi besar.." Ucapnya. Feni menemani Ningen berada di sana, Mengusap Lembut bulu Violet mahluk tersebut.
Terimakasih sudah menciptakannya untuk melindungiku. Seandainya kamu masih ada, Kita bisa menghadapinya bersama.
Tanpa sadar air mata Feni terjatuh dari kelopak matanya. Feni yang tersadar segera menghapus Air matanya. Menatap sendu pada mahluk ungu di dekatnya.
***
Ketika Shani keluar dari kamarnya di pagi hari, Gadis tersebut Mencium aroma yang sangat lezat. Dilihatnya, Freya tengah bergulat dengan penggorengan. Melihat Freya yang terkesan serius saat memasak, Shani terpesona oleh ketampanannya, Sampai dia sendiri tidak menyangka bahwa gadis secantik Freya, Akan bisa berubah menjadi sangat tampan. Tinggal berdua dengannya dalam satu atap, Shani seperti seorang istri yang tengah melihat Suaminya memasak.
"Kenapa melihatku begitu?" Tanya Freya. Lamunan Shani Buyar, Karena Freya berbicara padanya. Shani Sempat kecewa, Karena dia ingin terus memandangi wajah Freya lebih lama lagi.
"Kamu masak apa, Enak banget aromanya." Shani menghampiri Freya, Dan melihat, Apa yang tengah di masak oleh gadis Koleris tersebut.
"Makanan Biasa.." Ucap Freya.
Shani memperhatikan Freya yang tengah menuangkan Kuah dari penggorengan kedalam mangkok. Shani sedikit terkejut, Ketika Freya menempelkan punggung tangannya pada Kening Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Fiksi RemajaBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...