Malam hampir tiba, Beruntung Shani dan Freya, Tiba di sebuah tanah lapang yang Cukup Luas, Dengan pemandangan yang langsung menjorok ke Arah pedesaan di bawah sana. Freya dan Shani, memutuskan untuk membangun tenda dan beristirahat di sana malam ini. Ketika malam telah datang, Api Unggun telah rampung untuk menghangatkan mereka. Keduanya duduk berdampingan di dekat api unggun, Sembari menatap kelap-kelip ribuan bintang di angkasa. Shani mengeratkan jaketnya, Sembari menyandarkan kepalanya pada Bahu Freya.
"Sejujurnya aku baru tau, Kalau Silsilah keluarga kamu sangat rumit." Ucap Shani.
"Aku juga baru menyadarinya." Ucap Freya.
"Dari apa yang di bilang oleh mas Bekel, Tentang Kakek kamu, Nampaknya beliau bukan orang sembarangan." Ucap Shani.
"Orang-orang zaman dulu, Kebanyakan lebih suka untuk menjadi seorang jawara. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai kesaktian tertinggi. Memakai hukum rimba, Siapa yang lebih kuat, Dia yang berkuasa." Ucap Freya.
"Keluargaku hanya orang biasa, Jadi aku sama sekali tidak terlalu memahami hal tersebut." Ucap Shani. Dia mendongak menatap jutaan bintang. "Lalu kita harus kemana dulu, Menuju Keraton Merapi, Atau Mencari rumah itu, Dan menyelamatkan Muthe?"
"Firasatku berkata, Bahwa kita harus pergi ke keraton merapi terlebih dahulu, Mereka adalah penguasa di sini, jadi mungkin, Kita bisa bertanya lebih lanjut pada mereka." Ucap Freya.
"Bukankah sekarang kamu adalah Raja mahluk gaib, Selain menjadi Holders. Itu berarti, Secara Normal, Kamu setingkat dengan penguasa di tempat ini, Bahkan lebih tinggi." Ucap Shani.
"Setingkat ataupun tidak, Itu tidaklah penting. Aku lebih suka menjalin sebuah pertemanan daripada permusuhan. Bukankah akan menyenangkan, Jika kita bisa bergandengan tangan bersama bangsa Jin, Layaknya manusia pada umumnya." Ucap Freya.
"Mungkin itu yang terjadi di masa depan, Saat Aria berada di sana." Ucap Shani.
"Suatu saat, Kita akan melihatnya sendiri, Dan menciptakan kembali kedamaian itu, Tanpa adanya rasa iri dengki, Dan perselisihan." Ucap Freya.
"Kamu keren Frey." Ucap Shani.
"Keren kenapa?" Tanya Freya.
"Meski umur kamu lebih muda dari aku, Tapi pemikiran kamu sudah sangat dewasa. Kamu bisa bersikap Bijak dalam segala hal. Memutuskan mana yang terbaik, Dan mana yang terburuk." Ucap Shani.
"Cici Juga keren." Ucap Freya.
"Benarkah?" Shani tersipu malu mendengar hal tersebut dari Mulut Freya. "Keren kenapa?" Tanya Shani.
"Cici memiliki kemampuan yang hebat saat menjadi seorang kapten, Memikul tanggung jawab yang besar, Serta bisa mengatur anak-anak dengan baik. Terkadang aku kagum melihat bagaimana Cici Bisa bersikap dewasa pada Saat yang tepat." Ucap Freya.
"Makasih Pujiannya." Ucap Shani tersenyum Senang.
"Aku tidak memuji, Itu kenyataan." Ucap Freya.
Shani mencubit Pipi Freya gemas, "Denial banget sih kamu, Aku makin sayang sama kamu Frey, Kita pacaran aja yuk."
"Nggk." Ucap Freya Datar secara Singkat. Freya masuk kedalam tenda.
"Selalu begitu.." Shani Cemberut lalu lekas menyusul Freya masuk kedalam tenda.
Dilihatnya, Freya telah terbaring menutup matanya. Shani masih kesal dengan penolakan sebelumnya, dia memukul Bahu Freya pelan.
"Si Nyebelin.." Ucapnya yang masih Cemberut. Freya tidak bereaksi apapun. Shani Berbaring di samping Freya, Memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Freya yang terlentang. Shani menempatkan tangannya di atas Dada Freya, Sembari mendekat ke arahnya. Dalam satu gerakan, Shani berhasil mendaratkan satu kecupan di pipi Freya.
"Selamat malam sayang.." Ucapnya.
"Selamat malam." Ucap Freya yang masih setia menutup matanya.
Beberapa jam telah berlalu, Shani terbangun dari tidurnya, Ketika mendengar sebuah keramaian di luar tenda. Shani melihat Freya yang masih terlelap di sampingnya.
"Frey? Bangun Frey?" Ucap Shani.
Freya membuka matanya secara perlahan. Dia Turut pula mendengar suara keramaian di luar tenda.
Dia mengerti kenapa Shani membangunkannya. "Nampaknya kita berada di pasar Bubrah, Yang di maksud oleh Mas Bekel." Ucap Freya."Jadi apa yang harus kita lakukan?" Ucap Shani.
"Tidak ada, Kita hanya harus bersikap biasa saja, Dan membaur dengan mereka." Ucap Freya. Dia lebih dulu keluar dari tenda di susul oleh Shani. Ketika mereka keluar, Benar saja terdapat keramaian layaknya sebuah pasar pada Umumnya. Banyak pedagang yang menjajakan jualan mereka. Warna langit terlihat cerah, Namun berwarna Jingga kelam. Freya mengerti, kalau mereka bukan berada di alam manusia, Melainkan alam Gaib.
Shani mengikuti Freya berjalan-jalan di sekitar pasar, setelah membereskan barang-barangnya. Orang-orang yang berada di pasar tersebut melakukan aktivitas seperti manusia pada Umumnya. Namun, Mereka berwajah pucat pasi, Layaknya mayat. Suasana yang Tadinya ramai, Seketika Hening, Ketika Freya dan Shani lewat. Orang-orang tersebut menatap mereka berdua, Dengan pandangan nanar. Shani yang berada di belakang Freya, Tidak mengerti dengan situasi yang terjadi.
"Mereka kenapa melihat Kita?" Bisik Shani pada Freya.
"Entahlah.." Ucap Freya.
"Sugeng rawuh, Ratu Agung." Ucap Orang-orang tersebut secara bersamaan. Mereka bersujud di sekitar Freya dan Shani.
"Mereka kenapa? Siapa yang di maksud ratu Agung?" Ucap Shani.
Tidak lama, Datang Sebuah rombongan Prajurit kerajaan, berpakaian lengkap dan bersenjata. Serta sebuah tandu besar yang mereka bawa. Rombongan Prajurit tersebut menghampiri Freya dan Shani, Lalu secara spontan bersujud di hadapan Freya.
"Sugeng rawuh Ratu Agung, tansah ngantos rawuh panjenengan." Ucap Pemimpin Rombongan.
"Ratu agung? Aku?" Tanya Freya.
"Kita teka kanggo njupuk sampeyan, tahta nunggu sampeyan kanggo manggoni."
"Frey?" Shani masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Antarkan kami kesana." Ucap Freya.
Pemimpin rombongan tersebut mengangguk, dia kemudian mempersilahkan Freya dan Shani, Untuk menaiki tandu. Mereka kemudian di bawa Ke suatu tempat oleh rombongan Prajurit tersebut. Dari dalam tandu, Shani bisa melihat pemandangan Orang-orang yang menatap kepergian mereka.
"Kenapa mereka memanggil kamu Ratu Agung?" Tanya Shani.
"Entahlah, Itu yang ingin aku Cari tau." Ucap Freya.
"Mungkin ini berhubungan dengan Kakek kamu, Yang memiliki ikatan yang erat dengan tempat ini." Ucap Shani.
"Mungkin juga." Ucap Freya.
Mereka tiba di sebuah Gerbang besar, Gerbang tersebut adalah Gerbang yang di maksud sebagai gerbang menuju keraton merapi. Semakin dekat, semakin banyak pula Orang-orang yang berjajar di tengah jalan. Hingga Shani dan Freya bisa melihat sebuah bangunan nan megah, Berkilau keemasan.
"Jadi ini, Keraton Merapi?" Shani menatap takjub, Dengan besarnya bangunan tersebut. Bahkan jika di bandingkan dengan keraton Yogyakarta, Bangunan ini masih jauh lebih megah.
Rombongan tersebut kemudian berhenti di pelataran keraton. Banyak Prajurit yang berkumpul di sekitar. Seolah menyambut kepulangan seseorang yang mereka tunggu-tunggu. Di depan istana tersebut terdapat beberapa orang yang memiliki pangkat yang tinggi. Merekalah yang menjadi penguasa di Keraton ini. Mereka adalah Nyai Gadung Melati, Eyang Megantara, Eyang Merapi, Dan Eyang Sapu Jagad. Shani mengikuti Freya yang sudah turun terlebih dahulu, Semua orang yang berada di sana, Segera bersujud ketika melihat kehadiran Freya.
"Sugeng rawuh, Pamimpin Agung, Ratu Agung." Ucap Mereka Berseru secara bersamaan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Batin Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Teen FictionBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...